Romadhon
Kultum Ramadhan: Peran Pemuda dalam Memakmurkan Ramadhan

Pemuda harapan bangsa. Begitulah sebuah kalimat yang sering kita dengar dari pidato para pemimpin. Tapi memang benar adanya. Pemuda menjadi tumpuan besar bagi sebuah bangsa. Masa depan sebuah bangsa akan tergantung pada perkembangan dan peran pada pemudanya.
Pun bagi masa depan agama Islam ini. Pemuda memiliki peran yang sangat penting. Di tangan pemuda, ada harapan untuk kelangsungan agama dan kejayaan umat Islam. Karena itu, betapa pentingnya pemuda memiliki modal iman, ilmu, dan akhlak yang mulia sebagai bekal dalam membangun masa depan. Allah SWT berfirman:
نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ نَبَاَهُمْ بِالْحَقِّۗ اِنَّهُمْ فِتْيَةٌ اٰمَنُوْا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنٰهُمْ هُدًىۖ
Artinya, "Kami menceritakan kepadamu (Nabi Muhammad) kisah mereka dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka dan Kami menambahkan petunjuk kepada mereka." (QS Al-Kahfi ayat 13)
Ayat tersebut merujuk kepada kisah Ashabul Kahfi, sekumpulan pemuda yang dengan teguh mempertahankan keimanan mereka meski harus menghadapi tantangan yang berat dari penguasa yang zalim.
Dari kisah ini, kita bisa mengambil pelajaran bahwa pemuda yang memiliki keimanan kuat akan senantiasa mendapat pertolongan dan petunjuk dari Allah SWT, meskipun berada dalam keadaan sulit. Namun, iman yang kuat perlu didasarkan pada ilmu dan tempaan laku hidup.
Maka, momen Ramadhan ini menjadi saat yang tepat bagi para pemuda untuk menempa dirinya serta memperbanyak ilmu, sebagai bekal ia kelak dalam menghadapi tantangan zaman. Sebagaimana anjuran dari Sayyidina Ali bin Abi Thalib, seorang sosok pemuda Islam yang ideal, akan pentingnya kita ilmu untuk menghadapi situasi zaman yang berbeda-beda.
Selagi masih muda harus memanfaatkan kesempatan sebaik-baiknya untuk mencari ilmu dan beramal baik, agar tidak menyesal di kemudian hari. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW:
اغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ: حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ، وَصِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ، وَفَرَاغَكَ قَبْلَ شُغْلِكَ، وَشَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ، وَغِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ
Artinya, "Pergunakanlah sebaik-baiknya lima hal sebelum lima hal. Hidup sebelum mati, sehat sebelum sakit, luang sebelum sibuk, muda sebelum tua, dan kaya sebelum miskin." (HR Tirmidzi)
Dengan ilmu agama ini pula, dapat membentuk prinsip bagi seorang pemuda yang tengah tumbuh dalam pencarian jati diri. Prinsip kuat yang dilandasi nilai-nilai agama, dapat mendekatkan ia kepada ketaatan dan menjauhkan diri dari maksiat. Seperti yang tergambar dalam hadits yang diriwayatkan Imam Ibnu Majah dalam kitab Sunan Ibni Majah:
عَنْ جُنْدُبِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ، قَالَ: كُنَّا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنَحْنُ فِتْيَانٌ حَزَاوِرَةٌ، فَتَعَلَّمْنَا الْإِيمَانَ قَبْلَ أَنْ نَتَعَلَّمَ الْقُرْآنَ، ثُمَّ تَعَلَّمْنَا الْقُرْآنَ فَازْدَدْنَا بِهِ إِيمَانًا
Artinya, “Dari Jundub bin Abdullah, ia berkata, ketika kami bersama Nabi, kami di usia pemuda yang kuat. Kami belajar iman sebelum mempelajari Al-Qur`an, kemudian kami mempelajari Al-Quran. Kami merasakan agama dan perilaku kami semakin baik dengan pola pendidikan itu.”
Begitulah, tumbuh kembang seorang pemuda juga dipengaruhi dari faktor lingkungan ia berada. Bila ia berada di lingkungan yang baik dan benar, maka akan berpengaruh pula pada akhlak dan perilakunya. Sebaliknya, seorang pemuda yang berada di lingkungan penuh maksiat. Sedikit banyak ia juga akan meniru ataupun terpengaruh untuk melakukan hal serupa.
Oleh karenanya, seperti yang telah disampaikan di awal. Ramadhan menjadi saat yang tepat bagi para pemuda untuk menempa dirinya dalam lingkungan kebaikan. Bersama teman-teman melakukan tarawih berjamaah, membantu menyiapkan makanan untuk buka puasa, tadarus bersama, mempelajari ataupun mengajarkan ilmu agama, dan lain sebagainya.
Walhasil, semua itu pada akhirnya diharapkan akan membentuk karakter, sebagai sosok pemuda tangguh yang beriman, berilmu, dan berakhlak mulia dan kelak termasuk dalam 7 golongan yang mendapatkan naungan di hari Kiamat. Semoga para pemuda ataupun pemudi di lingkungan kita termasuk yang demikian. Amin ya Rabbal Alamin.
Ustadz Ajie Najmuddin, Pengurus MWCNU Banyudono Boyolali
Baca Juga
- Kultum Ramadhan: Mari Jadikan Al-Qur’an sebagai Pedoman Hidup - NU Online
- Kultum Ramadhan: Nuzulul Qur'an, Momen Mengenal Keagungan Al-Qur'an - NU Online
- Semarak Ramadhan, PCINU Qatar Bagikan 500 Paket Ifthar dan Sajadah - NU Online
- Adee Ie Leubeue Kembang Tanjung: Manisnya Tradisi yang Mengikat Rindu Perantau di Bulan Ramadhan - NU Online
Komentar
Posting Komentar