Ketika Tim Pertabiban Pagar Nusa Jaga Kebugaran Peserta Harlah Ke-102 NU di Istora
![](https://storage.nu.or.id/storage/post/4_3/thumb/tim-pertabiban-pagar-nusa_1738926354.webp)
Jakarta, NU Online
Tim Pertabiban Pagar Nusa sukses memberikan layanan kesehatan bagi ratusan peserta Harlah Ke-102 Nahdlatul Ulama di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (5/2/2025). Dengan terapi berbasis bekam, akupunktur, pijat persendian, serta perawatan tulang belakang, tim ini hadir sebagai bagian dari khidmah nyata dalam menjaga kebugaran para peserta, mulai dari ulama, santri, hingga pejabat negara.
Dua ruangan khusus yang telah disediakan panitia menjadi pusat layanan kesehatan selama acara berlangsung.
"Antusiasme peserta terlihat dari antrean yang terus mengalir sejak siang hingga malam. Banyak dari mereka mengalami kelelahan akibat padatnya rangkaian acara, sementara beberapa lainnya datang untuk terapi rutin guna menjaga kebugaran tubuh," kata Ketua Umum PP Pagar Nusa, Muchamad Nabil Haroen dalam keterangannya, Jumat (7/2/2025) di Jakarta.
Dikatakan Gus Nabil-- sapaan Nabil Haroen, di antara tamu yang merasakan manfaat layanan ini adalah Faisal Saimima, Wasekjen PBNU yang juga Sekretaris Panitia Harlah Ke-102 Nahdlatul Ulama. Setelah menjalani terapi akupunktur dan pijat persendian, ia mengungkapkan kesan positifnya terhadap pelayanan Tim Pertabiban Pagar Nusa.
“Layanan ini benar-benar memberikan kenyamanan dan manfaat nyata. Saya merasakan tubuh jauh lebih ringan setelah terapi, dan ini tentu sangat membantu di tengah kesibukan acara yang begitu padat. Menurut saya, layanan seperti ini perlu lebih sering dihadirkan dalam berbagai agenda besar NU agar lebih banyak yang merasakan manfaatnya,” ujar Faisal Saimima.
Melayani dengan Khidmah, Menjaga Kearifan
Dalam pelaksanaannya, Tim Pertabiban Pagar Nusa terbagi dalam dua kelompok, yakni dari Jawa Tengah dan Jawa Barat, dengan total 11 tenaga pertabiban yang terlatih dalam berbagai metode terapi tradisional. Kehadiran mereka bukan hanya untuk memberikan pelayanan kesehatan, tetapi juga menunjukkan bahwa khidmah dan kepedulian adalah bagian dari identitas Pagar Nusa.
Gus Nabil, menegaskan bahwa peran Pagar Nusa dalam acara ini adalah bagian dari tanggung jawab besar dalam melestarikan nilai-nilai tradisi yang berakar kuat di NU.
“Kami ingin menunjukkan bahwa Pagar Nusa bukan hanya tentang kekuatan fisik, tetapi juga kepedulian dan khidmah. Kehadiran Tim Pertabiban dalam Harlah Ke-102 Nahdlatul Ulama ini adalah bentuk nyata dari pengabdian kami, memastikan para ulama, tokoh NU, dan peserta tetap dalam kondisi sehat selama acara berlangsung,” ujar Gus Nabil.
Tidak hanya peserta dari Indonesia, beberapa tamu dari luar negeri yang hadir dalam Harlah Nahdlatul Ulama juga tertarik dengan layanan yang diberikan. Mereka mengapresiasi konsep terapi berbasis ilmu pengobatan tradisional yang diterapkan oleh Tim Pertabiban Pagar Nusa.
Meneruskan Tradisi
Keberhasilan layanan kesehatan dalam Harlah Ke-102 Nahdlatul Ulama ini menjadi catatan penting bagi Pagar Nusa. Tim Pertabiban Pagar Nusa berencana untuk terus mengembangkan layanan ini, bukan hanya dalam acara besar NU, tetapi juga sebagai bagian dari program berkelanjutan di berbagai daerah.
“Kami akan terus meningkatkan kapasitas tim pertabiban, memperkuat sinergi dengan tenaga medis, dan memperluas layanan agar semakin banyak masyarakat yang merasakan manfaatnya,” kata Ary Agus MH, Koordinator Tim Pertabiban Pagar Nusa.
Dengan selesainya Harlah Ke-102 Nahdlatul Ulama, Tim Pertabiban Pagar Nusa menegaskan bahwa khidmah adalah bagian tak terpisahkan dari perjuangan mereka. Pagar Nusa bukan hanya sekadar organisasi pencak silat, tetapi juga penjaga kesehatan dan kebugaran bagi para ulama, santri, dan masyarakat luas.
Komentar
Posting Komentar