Pentingnya Baca Ta'awudz Sebelum Memulai Tadarus Al-Qur’an - NU Online

 Romadhon 

Pentingnya Baca Ta'awudz Sebelum Memulai Tadarus Al-Qur’an

Jakarta, NU Online

Angota Lembaga Dakwah PBNU KH Darmawan menekankan pentingnya membaca ta’awudz sebelum memulai tadarus Al-Qur’an untuk memohon perlindungan kepada Allah dari hal-hal yang dapat mengganggu.


“Kita baca Al-Qur’an, kita harus baca ta’awudz, apa itu ta’awudz? Kita memohon berlidung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk,” ujar Kiai Darmawan dalam Ngaji Tematik Kitab Kuning Jelang Buka Puasa di Masjid An-Nahdlah PBNU, Jakarta, Jumat (7/3/2025).


Jika tadarus Al-Qur'an tidak dimulai dengan membaca ta'awudz, maka salah satu godaan yang timbul adalah mudah mengantuk.


“Kalau kita tidak pakai ta’awudz, kita tidak pakai berlindung kepada Allah, seakan-akan kita hebat, kenapa dikatakan hebat? Tidak butuh berlindung kepada Allah dari godaan setan, boleh jadi nanti baca Al-Qur’an baru dua baris sudah mengantuk,” kata Anggota Komisi Dakwah MUI Pusat itu.


Selain itu, ketika tidak membaca ta’awudz memulai tadarus Al-Qur’an maka akan sangat mudah terganggu konsentrasinya.


“Baru baca Al-Qur'an, baru baca Alif Lam Mim, handphone bunyi, kemudian kita terima telepon, sudah sejam terima telepon, kira-kira kita baca lagi lanjutin baca apa tutup? Jadi ditutup kan Al-Qur’annya?" ucapnya.

 


Al-Qur'an kitab paling sempurna

Ia menyampaikan bahwa Al-Qur'an hanya satu-satunya kitab yang paling sempurna dan tidak ada keraguan di dalamnya.


“Kita lihat di dalam Al-Qur’an hanya satu-satunya kitab, hanya satu-satunya buku yang ada di dunia ini, yang berani menyatakan bahwa kitab ini sempurna dan tidak ada keraguan di dalamnya hanya Al-Qur'an,” katanya.


“Berbeda dengan karangan-karangan buku itu (yang) di akhirnya disebut mohon kritik dan saran untuk kesempurnaan buku kami. Namun dalam Al-Qur’an, pertama kali kita buka langsung dinyatakan tidak ada keraguan di dalamnya sebagai petunjuk bagi orang yang bertakwa,” lanjut Kiai Darmawan.


Menurutnya, hidup di dunia harus berpegang dengan Al-Qur’an dan hadits, karena keduanya merupakan petunjuk bagi orang yang bertakwa.


“Nabi Muhammad dan Al-Qur’an itu petunjuk. Jika kita berpegangan teguh keduanya yaitu Al-Qur’an dan hadits maka kita termasuk bagian orang-orang yang bertakwa,” ucapnya.


Ia menjelaskan, orang yang bertakwa adalah menjalankan semua perintah Allah dan meninggalkan semua larangan-Nya.


“Tinggalkan semua larangan Allah, jalankan perintah Allah sesuai kemampuan. Contoh kita tidak mampu shalat berdiri, bagaimana shalatnya? Kalau tidak mampu duduk, ya berbaring, maka kita taat kepada Allah sesuai dengan kemampuannya,” katanya.

Baca Juga

Komentar

 Pusatin9 


 Postingan Lainnya 

Baca Juga