Khutbah Jumat: Cara Meraih Ketenangan Hidup - NU Online - Liputan Informasi 9

Post Top Ad

demo-image

Khutbah Jumat: Cara Meraih Ketenangan Hidup - NU Online

Share This
Responsive Ads Here

 

Khutbah Jumat: Cara Meraih Ketenangan Hidup

Ketenangan dalam hidup menjadi hal yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas kehidupan. Perlu adanya upaya untuk meraih ketenangan hidup sesuai dengan ajaran agama Islam. Ketenangan hidup akan mampu memaksimalkan tugas utama manusia hidup di dunia yakni menjadi pemimpin di bumi dan beribadah kepada Allah swt.

 

Naskah khutbah Jumat berikut ini dengan judul: “Khutbah Jumat: Cara Meraih Ketenangan Hidup”. Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat!

 

Khutbah I

 

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ اْلمُبِيْن. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَـمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صادِقُ الْوَعْدِ اْلأَمِيْن. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى : يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْاۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ

 

Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah
Marilah kita senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Sebab, ketakwaan adalah kunci utama dalam meraih kebahagiaan dan ketenangan hidup di dunia maupun akhirat. Dengan iman yang kuat, maka kita akan memiliki rambu-rambu yang akan mengarahkan dan menuntun kita ke arah jalan yang benar dan meraih ridha Allah SWT.

 

Dengan takwa juga kita senantiasa akan ditolong oleh Allah swt serta diberikan jalan keluar dari berbagai permasalahan hidup yang kita hadapi. Dengan mampu diselesaikannya masalah dalam hidup, tentu kehidupan kita juga akan jauh lebih tenang dibanding jika kita memiliki masalah yang tak kunjung selesai.

 

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an surat At-Thalaq ayat 2-3:

 

 وَمَنْ يَّتَّقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مَخْرَجًاۙ.وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗۗ اِنَّ اللّٰهَ بَالِغُ اَمْرِهٖۗ قَدْ جَعَلَ اللّٰهُ لِكُلِّ شَيْءٍ

 

Artinya: "Siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya. dan menganugerahkan kepadanya rezeki dari arah yang tidak dia duga. Siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya. Sesungguhnya Allahlah yang menuntaskan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah membuat ketentuan bagi setiap sesuatu."

 

Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Dalam kehidupan ini, setiap kita pasti menginginkan ketenangan. Namun, sering kali kita didatangi bahkan dihantui kegelisahan dan kekacauan batin. Hal ini tidak hanya menghantui mereka yang memiliki taraf ekonomi lemah. Mereka yang memiliki harta berlimpah atau kedudukan tinggi pun pasti pernah dihadapkan pada kondisi tidak tenang.

 

Hal ini menunjukkan bahwa ketenangan bukanlah hasil dari banyaknya harta, tetapi berasal dari hati yang damai dan jiwa yang tenteram. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Ar-Ra'd ayat 28:

 

الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَىِٕنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِۗ اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُۗ

 

Artinya: "(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, bahwa hanya dengan mengingat Allah hati akan selalu tenteram."

 

Ayat ini menegaskan bahwa dzikrullah (mengingat Allah) mampu menjadi kunci ketenangan hati. Ketika seseorang selalu mengingat Allah dalam setiap langkah kehidupannya, ia akan merasa aman dan damai karena yakin bahwa segala sesuatu terjadi dengan izin dan ketentuan-Nya.

 

Dalam Tafsir Al-Munir jilid XIII, halaman 165 diterangkan bahwa ayat ini menggambarkan bahwa hati yang senantiasa dihiasi dengan dzikir dan mengingat Allah, maka akan memancar cahaya ketenangan. Hati yang selalu ingat kepada Allah laksana pelita yang akan menuntut manusia melewati kegelapan yang dihadapi dalam kehidupan dan menghadirkan ketenangan.

 

Ketenangan hati yang dirasakan ini bukanlah ketenangan yang biasa. Ketenangan hati ini adalah ketenangan yang berasal dari keyakinan penuh akan kebesaran Allah dan kesempurnaan kekuasaan-Nya. Ketika kita menyadari bahwa semua yang terjadi adalah ketentuan Allah swt, maka kita akan memiliki hati yang kuat dan tidak mudah terguncang oleh dunia.

 

Ulama tasawuf Ibnu Athaillah menyebut bahwa dzikir adalah pilar utama dari jalan yang ditempuh para sufi dan bukan rutinitas ritual yang terucap di mulut saja. Dzikir merupakan inti dari kehidupan spiritual sekaligus nafas kehidupan dan ketenangan. Dzikir ibarat ibarat air dan nutrisi yang akan menjadikan tanaman tumbuh subur dan tidak layu.

 

Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Terkait dengan dzikir yang mampu menumbuhkan ketenangan ini, Rasulullah saw bersabda:

 

مَثَلُ الّذِيْ يَذكُرُ رَبَّهُ وَالّذِيْ لَا يَذكُرُ رَبَّهُ مَثَلُ الْحَيِّ وَالْمَيِّتِ

 

Artinya: “Perumpamaan antara orang yang dzikir pada Tuhannya dan yang tidak, seperti antara orang yang hidup dan yang mati." (HR Bukhari)

 

Dzikir bagi hati selayak air bagi ikan. Dzikir yang merupakan kesadaran ilahiah menjadi energi yang menghidupkan hati. Karena hati adalah elemen paling pokok dari manusia, matinya hati sama dengan matinya seluruh tubuh.

 

Syekh Ibnu 'Athaillah, sebagaimana dikatakan Ibnu 'Ajibah dalam Iqadhul Himam (syarah al-Hikam), menyebut bahwa di antara tanda matinya hati adalah hilangnya rasa sedih dan penyesalan ketika berbuat yang bertentangan dengan kehendak Tuhan. Ibnu 'Ajibah sendiri mengatakan, matinya hati dilatari oleh tiga faktor, yakni cinta dunia, lalai dari dzikir kepada Allah, membiarkan anggota badan jatuh dalam perbuatan maksiat.

 

Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah

Selain berdzikir, ketenangan hidup juga bisa kita dapatkan dari sikap bersabar dalam menghadapi cobaan dan bersyukur atas segala nikmat akan membuat hati lebih tenteram. Allah dengan jelasa dan berjanji dalam Al-Qur’an:

 

فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا، إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا

 

Artinya: “Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan” (QS. Al-Insyirah: 5-6).

 

Menjauhkan diri dari perbuatan maksiat dan senantiasa memohon ampun pada Allah juga mampu mendatangkan ketenangan dalam hidup. Perlu kita sadari dan pasti kita sudah merasakan sendiri bahwa dosa dan maksiat dapat membuat hati gelisah dan hidup tidak tenteram. Oleh karena itu, kita harus senantiasa bertobat dan memohon ampun kepada Allah. Allah berfirman dalam surat Hud Ayat 47:

 

قَالَ رَبِّ اِنِّيْٓ اَعُوْذُ بِكَ اَنْ اَسْـَٔلَكَ مَا لَيْسَ لِيْ بِهٖ عِلْمٌۗ وَاِلَّا تَغْفِرْ لِيْ وَتَرْحَمْنِيْٓ اَكُنْ مِّنَ

 

Artinya: "Nabi Nuh berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu untuk memohon sesuatu yang aku tidak mengetahui (hakikatnya). Kalau Engkau tidak mengampuniku dan (tidak) menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku termasuk orang-orang yang merugi."

 

Selain itu jamaah shalat Jumat yang diramati Allah swt,
bersikap qana’ah atau merasa cukup juga bisa mendatangkan ketenangan dalam hidup. Orang yang merasa cukup dengan apa yang dimiliki akan lebih mudah merasakan ketenangan dalam hidup dibanding oang yang tidak pernah memiliki rasa puas dan selalu merasa kurang. Dari Abu Hurairah Rasululah SAW bersabda:

 

لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ ، وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ

 

Atinya: “Kaya bukanlah diukur dengan banyaknya kemewahan dunia. Namun kaya (ghina’) adalah hati yang selalu merasa cukup.” (HR. Bukhari dan Muslim)

 

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah

Demikian khutbah singkat ini yang memotivasi kita semua untuk senantiasa menjadi hamba yang selalu mengingat Allah, bersabar dalam cobaan, bersyukur atas nikmat, dan menjauhi maksiat agar hidup selalu dalam ketenangan. Semoga Allah swt senantiasa memberikan kita ketenangan hati, keberkahan dalam hidup, dan keselamatan di dunia maupun akhirat. Aamiin ya Rabbal ‘alamin.

 

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَيَا فَوْزَ الْمُسْتَغْفِرِيْنَ وَيَا نَجَاةَ التَّائِبِيْنَ

 

Khutbah II

 

الْحَمْدُ لِلّٰهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا اَمَرَ، اَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ اِرْغَامًا لِمَنْ جَحَدَ بِهِ وَ كَفَرَ، وَ اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ سَيِّدُ الْخَلَاِئِقِ وَالْبَشَرِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى اَلِهِ وَ اَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْراً۰ اَمَّابَعْدُ، فَيَاعِبَادَ ﷲ اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. وَاتَّقُوْا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرٍ

 

إِنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلَائِكَتِهِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ، وَأَيُّهَا الْمُؤْمِنُوْنَ مِنْ جِنِّهِ وَإِنْسِهِ، فَقَالَ قَوْلًا كَرِيْمًا: اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِىِّ، يٰۤـاَيُّهَا الَّذِينَ اٰمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيمًا

 

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اَللَّهُمَّ أَصْلِحْنَا وَأَصْلِحْ أَحْوَالَنَا، وَأَصْلِحْ مَنْ فِي صَلَاحِهِمْ صَلَاحُنَا وَصَلَاحُ الْمُسْلِمِيْنَ، وَأْهْلِكْ مَنْ فِي هَلَاكِهِمْ صَلاحُنَا وَصَلَاحُ الْمُسْلِمِيْنَ، اَللّٰهُمَّ وَحِّدْ صُفُوْفَ الْمُسْلِمِيْنَ، وَارْزُقْنَا وَإِيَّاهُمْ زِيَادَةَ التَّقْوَى وَالْإِيْمَانِ،  اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ بُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ، اَللّٰهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

 

عٍبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

 

H. Muhammad Faizin, Sekretaris MUI Provinsi Lampung

Comment Using!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Pages