Khutbah Jumat: Gotong Royong Menghadapi Musibah Banjir - NU Online

 

Khutbah Jumat: Gotong Royong Menghadapi Musibah Banjir

Musibah banjir telah melanda sebagian daerah di Indonesia. Musibah yang rutin terjadi saat musim penghujan tiba ini mengakibatkan beberapa kerugian, baik materi maupun non materi. Kondisi ini membuat korban membutuhkan bantuan dari seluruh pihak untuk menghadapi musibah banjir saat kejadian dan setelah kejadian. Dalam membantu musibah banjir, gotong royong sangat dibutuhkan untuk meringankan beban mereka.

 

Tema khutbah Jumat kali ini adalah “Khutbah Jumat: Gotong Royong Menghadapi Musibah Banjir.” Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat!

 

Khutbah I

 

الحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ. القَائِلِ فِي كِتَابِهِ الكَرِيْمِ: وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلا تَعَاوَنُوا عَلَى الإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ (المائدة: ٢). وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ المُصَلُّونَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

 

Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah!
Musibah banjir adalah ujian dari Allah kepada manusia. Banjir mengakibatkan kerugian materi dengan rusaknya beberapa benda. Selain itu, banjir juga terkadang mengakibatkan kerugian jiwa seperti jatuhnya korban jiwa, kelaparan, penyakit, dan lain sebagainya. Untuk menghadapi ujian yang begitu berat dari Allah ini, manusia membutuhkan gotong royong dan saling membantu untuk menguatkan para korban banjir. Hal ini termasuk konsep tolong menolong dalam kebaikan yang diperintahkan Allah dalam surat Al-Maidah, ayat 2.

 

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلا تَعَاوَنُوا عَلَى الإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

 

Artinya: "Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat berat siksaan-Nya."

 

Imam al-Sya’rawi dalam Tafsir al-Sya’rawi atau Khawathir al-Sya’rawi, juz 5, halaman 2907 menjelaskan bahwa gotong royong merupakan perkara yang tidak bisa dihindari dalam kehidupan dunia sebagai bentuk tanggung jawab manusia untuk mengelola dan memakmurkan bumi, sehingga gotong royong harus dilakukan pada aspek kebaikan dan tidak mengakibatkan kerusakan bumi. Dalam gotong royong, setiap orang memiliki peran masing-masing sesuai kapasitas yang dimiliki.

 

Oleh karena itu, gotong royong dalam menghadapi banjir dilakukan untuk tujuan memperbaiki kerusakan yang diakibatkan musibah banjir karena hal ini sangat berat jika dilakukan oleh korban sendiri.

 

Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah!
Di sisi lain, banjir yang melanda beberapa daerah di Indonesia beberapa waktu terakhir ini terjadi di bulan suci Ramadhan. Pada bulan Ramadhan, umat Islam diwajibkan untuk melaksanakan ibadah puasa dan dianjurkan untuk melaksanakan salat Tarawih bersama-sama yang dapat menyatukan hati dan menumbuhkan rasa saling mengasihi dan gotong royong dalam kebaikan. Puasa juga dapat menumbuhkan rasa kepedulian kepada orang yang diuji dengan kelaparan. Ini artinya bahwa Ramadhan mengajarkan umat Islam untuk bersatu dan bersama-sama dalam kebaikan, termasuk membantu saudara yang sedang mengalami musibah banjir.

 

Meringankan beban orang yang tertimpa musibah adalah salah satu karakter orang yang bertakwa yang menjadi tujuan dari ibadah puasa itu sendiri, bahkan puncak ketakwaan seseorang bukan berhenti pada seberapa besar perilaku ibadah kepada Allah, melainkan seberapa besar kesadaran sosial. Hal ini ditegaskan Nabi dalam hadis yang diriwayatkan imam al-Thabrani dalam kitab al-Mu’jam al-Kabir, juz 12, halaman 453.

 

أَحَبُّ النَّاسِ إِلَى اللهِ تَعَالَى أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ، وَأَحَبُّ الْأَعْمَالِ إِلَى اللهِ تَعَالَى سُرُورٌ تُدْخِلُهُ عَلَى مُسْلِمٍ، أَوْ تَكَشِفُ عَنْهُ كُرْبَةً، أَوْ تَقْضِي عَنْهُ دَيْنًا، أَوْ تَطْرُدُ عَنْهُ جُوعًا، وَلَأَنْ أَمْشِيَ مَعَ أَخِي فِي حَاجَةٍ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ أَعْتَكِفَ فِي هَذَا الْمَسْجِدِ يَعْنِي مَسْجِدَ الْمَدِينَةِ شَهْرًا

 

Artinya: "Manusia yang paling dicintai Allah adalah manusia yang paling bermanfaat kepada sesama dan perbuatan yang paling dicintai Allah adalah kebahagiaan yang kamu bagikan kepada sesama Muslim atau kamu gunakan untuk meringankan kesulitannya atau melunasi hutangnya atau membebaskannya dari rasa lapar. Sesungguhnya aku lebih menyukai untuk berjalan bersama (menolong) saudaraku yang membutuhkan bantuan dari pada beri’tikaf di masjid ini, yaitu masjid Madinah selama satu bulan."

 

Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah!
Puasa tidak sekedar meningkatkan kualitas hubungan manusia kepada Allah, tapi juga menguatkan hubungan manusia kepada sesama. Hal ini terlihat dalam anjuran memberi makan kepada orang yang sedang berpuasa untuk berbuka. Nabi bersabda dalam hadis yang diriwayatkan imam al-Tirmidzi dalam kitab Sunan al-Tirmidzi, juz 3, halaman 162.

 

مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ، غَيْرَ أَنَّهُ لَا يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا

 

Artinya: "Barang siapa yang memberi makan orang yang berpuasa, maka ia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang berpuasa, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa."

 

Imam Mulla ‘Ali al-Qari dalam kitab Mirqat al-Mafatih Syarh Misykat al-Mashabih, juz 4, halaman 1386 menegaskan bahwa keutamaan dan pahala orang yang berbagi buka puasa didapatkan karena unsur tolong menolong dan gotong royong dalam kebaikan.

 

وَهَذَا الثَّوَابُ لِأَنَّهُ مِنْ بَابِ التَّعَاوُنِ عَلَى التَّقْوَى

 

Artinya: "Pahala ini didapatkan karena perbuatan ini termasuk implementasi tolong menolong dalam ketakwaan atau kebaikan."

 

Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah!
Semoga puasa Ramadhan tahun ini dapat menumbuhkan karakter gotong royong dalam kebaikan, sehingga musibah banjir yang dialami oleh saudara kita dapat diringankan dengan uluran tangan kita bersama. Dengan ini, semoga puasa kita menjadikan pribadi kita lebih unggul dan bertakwa di sisi Allah. Amin, ya Rabb al-‘Alamin.

 

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

 

Khutbah II

 

الْحَمْدُ لِلّٰهِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ بنِ عَبدِ الله وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ المُسْلِمُونَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَاعلَمُوا إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلَّذِينَ اتَّقَواْ وَّالَّذِينَ هُم مُّحْسِنُونَ. قَالَ اللهُ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىِّ يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

 

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ الاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. اللهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا فِي فَلِسْطِيْن وَلُبْنَان وَسَائِرِ العَالَمِيْنَ. اللهُمَّ اجْعَلْ بَلْدَتَنَا اِنْدُونِيْسِيَّا بَلْدَةً طَيِّبَةً وَمُبَارَكَةً وَمُزْدَهِرَةً. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ

 

عِبَادَ اللهِ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُم بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْاهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

 

Dr. Fatihunnada, Lc., M.A., Dosen Fakultas Dirasat Islamiyyah wal 'Arabiyyah, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Baca Juga

Komentar

 Pusatin9 


 Postingan Lainnya 

Baca Juga