Menteri PPPA Dorong Muslimat NU di Desa Terus Berdayakan Perempuan dan Anakb- NU Online

 

Menteri PPPA Dorong Muslimat NU di Desa Terus Berdayakan Perempuan dan Anak

Surabaya, NU Online

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifatul Choiri Fauzi mendorong Pengurus Muslimat NU untuk terus melakukan yang terbaik sekalipun dari ranah pengabdian terkecil seperti tingkat desa maupun keluarga untuk melakukan pemberdayaan perempuan dan anak.


"Kami dari KemenPPPA berharap banyak sekali yang bisa dilakukan ibu-ibu Muslimat di tingkat desa. Lakukan yang terbaik untuk memberdayakan perempuan dan melindungi anak-anak Indonesia," ujar Arifah pada Sesi Pleno Kongres ke-18 Muslimat NU di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, Rabu (12/2/2025).


Arifah mengaku amanah yang diembannya sebagai Menteri PPPA tidak cukup bisa menjangkau berbagai kalangan kecuali dengan sinergi dan kolaborasi bersama banyak pihak, termasuk kaum ibu.


"Tangan kami dari kementerian tidak terlalu panjang untuk bisa merangkul ibu-ibu Indonesia, tangan kami tidak terlalu kuat untuk bisa memeluk anak-anak Indonesia," ungkap Arifah.


"Oleh karena itu, kami harus bersinergi, berkolaborasi, dan bekerja sama dengan seluruh kementerian lembaga khususnya peran masyarakat dan di sinilah peran Muslimat," imbuhnya.


Dalam paparannya, Menteri PPPA menyebut saat ini realisasi program Ruang Bersama Indonesia (RBI) sedang dilaksanakan.


RBI merupakan salah satu program keberlanjutan dari menteri sebelumnya yang pada mulanya bernama Desa dan Kelurahan Ramah Anak dan Perempuan. Program ini diharapkan dapat menjadi solusi atas berbagai persoalan masyarakat di tingkat desa. 


Dalam pelaksanaannya, RBI menjadi wadah bagi kementerian yang ada untuk saling bersinergi dalam pelaksanaan program maupun penyerapan aspirasi masyarakat desa.


"Ruang Bersama ini sebagai kolaborasi dari seluruh kementerian dan lembaga untuk bekerja sama," ujar Arifah.


Hingga saat ini, terdapat 6 RBI yang telah didirikan dan tersebar di beberapa provinsi yakni, Jambi, Kalimantan Selatan, Jawa Timur, Banten, Gorontalo, NTT.


Arifah memaparkan beberapa kasus kekerasan yang ditemukan dalam beberapa bulan terakhir seperti kekerasan seksual pada anak, fenomena pengantin pesanan, dan pernikahan anak.


Ia menyebut, KemenPPPA menganalisis akar permasalahan ini yang bersumber dari pola asuh serta penggunaan gawai oleh anak yang luput dari pengawasan orang tua.


Dalam hal pengentasan masalah ini, ia mengajak kepada seluruh elemen masyarakat desa khususnya ibu-ibu Muslimat agar memperkuat hubungan sosial sehingga dapat mewujudkan empati antarsesama.


RBI dibentuk dengan tujuan sebagai ruang pembentukan ikatan emosi dan empati terjalin dengan rasa solidaritas yang kembali ditumbuhkan di tingkat masyarakat desa.


Arifah mengimbau dalam implementasinya RBI tidak harus berwujud ruang atau bangunan dan baru bisa difungsikan. Namun, ruang bersama ini bisa langsung menjalankan fungsinya sebagai wadah kolaborasi antara semua pihak tanpa terbatas dengan bentuk ruangan secara fisik.

Baca Juga

Komentar

 Pusatin9 


 Postingan Lainnya 

Baca Juga