Khutbah Jumat: Bersihkan Diri, Jernihkan Hati, Menyambut Bulan Suci

Ramadhan tinggal beberapa hari lagi. Sudah selayaknya kita berbenah dan mempersiapkan diri, baik itu persiapan iman, fisik, maupun kesehatan. Tak terkecuali persiapan kebersihan, baik kebersihan lahir maupun kebersihan batin.
Maka khutbah Jumat ini berjudul, “Bersihkan Diri, Menyambut Bulan yang Suci.” Untuk mencetak khutbah ini, silakan klik fitur download berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat!
Khutbah I
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الْعَلِيِّ الْأَعْلَى، اَلَّذِي خَلَقَ فَسَوَّى، وَالَّذِي قَدَّرَ فَهَدَى، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، عَالِمُ السِرِّ وَالنَّجْوَى. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِي إِلَى كَلِمَةِ التَّقْوَى. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَئِمَّةِ الْعِلْمِ وَالْهُدَى، وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا.
أَمَّا بَعْدُ، فَيَاعِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ المَنَّانِ، الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، إِنَّ اللهَ يُحِبُّ ٱلتَّوَّٰبِينَ وَيُحِبُّ ٱلۡمُتَطَهِّرِينَ، صَدَقَ اللهُ الْعَظِيْمُ
Ma’asyiral Muslimin wa Zumratal Mu’minin Rahimakumullah
Puji dan syukur marilah kita panjatkan ke Hadirat Allah yang Maha Ghafur. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada Baginda Alam yang berakhlak luhur, ya’ni Habibana Muhammad SAW. Shalawat dan salam juga semoga tercurah kepada keluarga, para sahabat, para tabi’in, hingga kepada kita selaku umatnya.
Melalui mimbar yang mulia ini, khatib haturkan wasiat kepada ahli Jumat sekalian, marilah kita mempertahankan keimanan dan ketakwaan, sebab tiada bekal paling baik bagi kita selain keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.
Sidang Jumat yang dirahmati Allah
Kurang dari dari sepuluh hari lagi, kita akan memasuki bulan suci Ramadhan. Sudahkah kita berbenah dan mempersiapkannya? Mempersiapkan bulan suci Ramdhan sebagai bulan puasa tentu bukan sekadar mempersiapkan bekal materi, tetapi juga persiapan iman, mental, bahkan kesehatan.
Dan yang tak kalah penting dalam menyambut bulan yang suci ini adalah mempersiapkan kebersihan diri. Sebab, gambarannya bagaimana mungkin kita bisa maksimal menyambut tamu yang sangat kita hormati kalau kita masih kotor. Untuk itu, kebersihan diri harus menjadi perhatian utama dalam menyambutnya.
Jamaah Jumat rahimakumullah,
Bukanlah kita tahu bahwa Allah mencintai orang-orang yang selalu mensucikan diri. Demikian sebagaimana yang diungkap dalam Al-Quran:
إِنَّ اللهَ يُحِبُّ ٱلتَّوَّٰبِينَ وَيُحِبُّ ٱلۡمُتَطَهِّرِينَ
Artinya, “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertobat dan menyukai orang-orang yang menyucikan diri,” QS. Al-Baqarah [2]: 222).
Membersihkan diri hanya saat akan menyambut bulan suci Ramadhan tentu tidaklah yang keliru, sebab perintah membersihkan diri itu sendiri adalah setiap waktu dan tempat. Namun, jika di waktu biasa saja kita diperintahkan, apalagi di momen-momen istimewa seperti akan menyambut bulan suci Ramadhan.
Jamaah sekalian, kaitan dengan membersihkan diri, Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya ‘Ulumiddin, Terbitan Darul Ma’rifah, jilid 1, halaman 126, menjelaskan bahwa kebersihan itu memiliki empat tingkatan:
Tingkatan yang pertama:
تَطْهِيرُ الظَّاهِرِ عَنِ الْأَحْدَاثِ وَعَنِ الْأَخْبَاثِ وَالْفَضَلَاتِ
Artinya, “Membersihkan lahiriah (badan) dari macam-macam hadas, najis, dan kotoran.”
Seperti yang sudah maklum, menjelang bulan Ramadhan, masyarakat kita terbiasa mandi dan keramas. Tradisi ini tentu tidak salah jika tujuannya memang membersihkan badan kita dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan. Bahkan, tak sedikit masyarakat yang menunaikannya secara bersama-sama di tempat tertentu. Selama caranya baik, tentu tidak ada masalah, namun jika sampai menyelisihi ketentuan syariat seperti terbuka aurat di hadapan orang-orang yang bukan mahram, tentu harus diluruskan.
Tingkatan yang kedua, menurut Al-Ghazali adalah:
تَطْهِيرُ الْجَوَارِحِ عَنِ الْجَرَائِمِ وَالْآثَامِ
Artinya, “Membersihkan anggota badan dari berbagai keburukan dan dosa.”
Layak dan selayaknya dalam rangka menyambut bulan yang suci ini selain membersihkan badan dari kotoran lahiriah, juga membersihkan anggota tubuh dari berbagai dosa dan kemaksiatan. Rasulullah. pernah menyampaikan setiap anggota tubuh kita, mulai dari tangan, kaki, lisan, mata, sampai telinga, ada porsi kemaksiatannya. Maka menjelang bulan Ramadhan, mari batasi dan perkecillah porsi kemaksiatan anggota tubuh kita. Hormati kedatangan bulan Ramadhan dengan menjauhkan berbagai perbuatan dosa dan kemaksiatan.
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah
Tingkatan yang ketiga adalah:
تَطْهِيرُ الْقَلْبِ عَنِ الْأَخْلَاقِ الْمَذْمُومَةِ وَالرَّذَائِلِ الْمَمْقُوتَةِ
Artinya, “Membersihkan hati dari akhlak tercela dan sifat-sifat yang dimurka.”
Tiga akhlak dan sifat sifat paling tercela dalam hati kita adalah riya, hasud, dan sombong. Pembahasan ketiga sifat ini sering disajikan oleh Khatib dalam berbagai kesempatan. Namun, sebagai gambaran, tidak ada salahnya ketiga sifat ini kembali diuraikan secara singkat.
Maksiat hati yang pertama adalah riya saat beramal. Sebagaimana yang kita maklumi, riya sendiri beramal karena ingin terlihat baik di mata orang lain. Padahal, Allah sendiri telah melarang sifat ini, bahkan menyebutnya sebagai syirik kecil.
Maksiat hati yang kedua adalah rasa sombong. Sifat sombong sendiri yaitu melihat kemampuan beramal atau kemampuan taat kepada Allah datang dari diri sendiri. Sama halnya dengan sifat riya, sifat sombong juga dapat menghapus pahala amal. Tak hanya itu, sifat sombong biasanya ditandai dengan sifat takabur, ujub, angkuh, dan menolak kebenaran karena melihat diri lebih terhormat, lebih mulia, dan lebih agung dari orang lain.
Maksiat hati yang ketiga adalah hasud dan dengki. Hasud artinya sifat tidak suka terhadap nikmat yang ada pada orang lain, bahkan jika bisa nikmat itu hilang dari orang tersebut dan beralih kepada diri kita. Sementara sifat dengki adalah menyembunyikan kebencian dan permusuhan terhadap orang lain. Orang yang memiliki sifat-sifat ini selalu merasa berat hatinya jika orang lain mendapat kebaikan atau nikmat.
Jamaah Jumat rahimakumullah
Tingkatan yang keempat adalah:
تَطْهِيرُ السِّرِّ عَمَّا سِوَى اللهِ تَعَالَى
Artinya, “Membersihkan sirr dari segala sesuatu selain Allah.”
Inilah kebersihan yang dimiliki para nabi dan shiddiqin. Secara umum, dalam setiap tingkatan, bersuci menjadi separuh dari amal yang hendak dijalankan. Demikian halnya dalam tingkatan yang keempat ini.
Adapun tujuan utama dari amal sirr sendiri adalah mengungkap keagungan dan kebesaran Allah bagi pelakunya. Namun, mengenal Allah tidak akan pernah tercapai dengan sebenar-benarnya selama sirr tidak bebas dari selain Allah.
Sebab mengenal Allah dan segala sesuatu selain Allah tidak akan bisa berkumpul dalam satu hati, sebagaimana firman-Nya:
مَا جَعَلَ اللّٰهُ لِرَجُلٍ مِّنْ قَلْبَيْنِ فِيْ جَوْفِه
Artinya, “Allah sama sekali tidak menjadikan bagi seseorang dua buah hati dalam rongganya,” (Q.S. Al-Ahzab [33]: 4).
Adapun tujuan perbuatan hati adalah meramaikannya dengan akhlak-akhlak terpuji dan keyakinan-keyakinan yang benar. Namun, hati tidak akan pernah ramai dengan akhlak terpuji dan keyakinan yang benar selama ia tidak bersih dari keyakinan-keyakinan yang rusak dan kotoran-kotoran yang tercela. Pantas Rasulullah bersabda:
إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيْكُمْ الشِّرْكُ الأَصْغَرُ الرِّيَا
Artinya, “Sesungguhnya yang paling aku takutkan atas kalian adalah syirik kecil, yaitu riya’.” (HR Ahmad).
Mungkin ini pula yang dimaksud Allah dalam Al-Quran. Pada hari Kiamat, harta dan keturunan tidak ada manfaatnya kecuali hati yang bersih.
وَلَا تُخْزِنِي يَوْمَ يُبْعَثُونَ، يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ، إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
Maka menjelang bulan Ramadhan, marilah bersihkan diri dan tuluskan hati kepada Allah. Semoga kita diberi kesehatan dan panjang umur untuk meramaikan bulan Ramadhan dengan beragam amalan yang saleh dan diridhai Allah.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمُ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِاْلاِتِّحَادِ وَاْلاِعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللهِ الْمَتِيْنِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، إِيَّاهُ نَعْبُدُ وَإِيَّاُه نَسْتَعِيْنُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَلْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. اِتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَسَارِعُوْا إِلَى مَغْفِرَةِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتْ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْن
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْلَنَا وَلِوَالِدَيْنَا وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا، اَللّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ إِيْمَانًا كَامِلًا وَيَقِيْنًا صَادِقًا وَرِزْقًا وَاسِعًا وَقَلْبًا خَاشِعًا وَلِسَانًا ذَاكِرًا وَحَلَالًا طَيِّبًا وَتَوْبَةً نَصُوْحًا. اَللّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ مُوْجِبَاتِ رَحْمَتِكَ وَعَزَائِمَ مَغْفِرَتِكَ وَالسَّلاَمَةَ مِنْ كُلِّ إِثْمٍ وَالْغَنِيْمَةَ مِنْ كُلِّ بِرٍّ وَالْفَوْزَ بِالْجَنَّةِ وَالنَّجَاةَ مِنَ النَّارِ، يَامُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِيْنِكَ وَعَلَى طَاعَتِكَ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
M. Tatam Wijaya, Penyuluh dan Petugas KUA Sukanagara-Cianjur, Jawa Barat.
Komentar
Posting Komentar