Khutbah Jumat: 3 Persiapan di Bulan Sya’ban, Menyambut Bulan Ramadhan - NU Online

 

Khutbah Jumat: 3 Persiapan di Bulan Sya’ban, Menyambut Bulan Ramadhan

Saat ini kita sudah memasuki bulan Sya’ban. Bulan yang penuh berkah, namun banyak dilalaikan banyak orang. Bulan Sya’ban juga merupakan pintu memasuki bulan suci Ramadhan. Maka selayaknya kita menyambut tamu agung dan mulia itu dengan sejumlah persiapan.  


Lantas apa yang harus dipersiapkan dan bagaimana mempersiapkannya? Maka khutbah Jumat yang berjudul, “3 Persiapan di Bulan Sya’ban, Menyambut Bulan Ramadhan” akan menguraikannya. Untuk mencetak, silahkan klik fitur download warna merah di desktop pada bagian atas naskah khutbah ini. Semoga bermanfaat!      


Khutbah I   

اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِي أَنْزَلَ عَلَى عَبْدِهِ الْكِتَابَ وَلَمْ يَجْعَلْ لَهُ عِوَجًا، فَصَّلَ وَبَيَّنَ وَقَرَّرَ صِرَاطًا مُسْتَقِيْمًا وَمَنْهَجًا. أَشْهَدُ أَنْ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ خَيْرِ الْأَنَامِ وَسَلَّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا


أَمَّا بَعْدُ، فَيَاعِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ المَنَّانِ، الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، ﴿يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ ءَامِنُواْ بِٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَٱلۡكِتَٰبِ ٱلَّذِي نَزَّلَ عَلَىٰ رَسُولِهِۦ وَٱلۡكِتَٰبِ ٱلَّذِيٓ أَنزَلَ مِن قَبۡلُۚ وَمَن يَكۡفُرۡ بِٱللَّهِ وَمَلَٰٓئِكَتِهِۦ وَكُتُبِهِۦ وَرُسُلِهِۦ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِ فَقَدۡ ضَلَّ ضَلَٰلَۢا بَعِيدًا﴾ صَدَقَ اللهُ الْعَظِيْمُ 


Ma’asyiral Muslimin wa Zumratal Mu’minin rahimakumullah 

Tiada kata yang paling pantas kita ucapkan pada siang kali ini selain Alhamdulillah was-syukru ‘ala ni’amillah. Puji dan syukur marilah kita sanjungkan ke Hadirat Allah yang maha luhur. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada Baginda Alam Nabi Besar Muhammad saw. juga kepada keluarga, para sahabat, tabi’in dan tabiatnya, hingga kepada kita selaku umatnya.  


Tak lupa, melalui mimbar yang mulia ini, khatib berpesan kepada diri dan jamaah Jumat sekalian, marilah kita sama-sama mempertahankan dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah Robbul Izzati. Sebab, ketakwaanlah yang menjadi bekal terbaik, baik saat di dunia maupun saat meninggalkan dunia fana ini.  


Jama’ah Jumat yang dirahmati Allah 

Tak terasa kita telah memasuki bulan Sya’ban. Bulan yang penuh keberkahan dan kebaikan. Bahkan, bulan ini menjadi kesempatan terbaik untuk mematangkan persiapan demi menyambut bulan suci Ramadhan. Pertanyaan dari jamaah sekalian mungkin tak jauh dari seputar apa yang harus kita persiapkan dan bagaimana kita mempersiapkannya. 


Yang harus kita persiapkan di bulan Sya’ban ini dalam rangka menyambut datangnya bulan suci Ramadhan yang paling utama adalah keimanan, kesehatan, dan perbekalan. Keimanan harus kita mantapkan dari sekarang, sebab perintah puasa sendiri ditujukan kepada orang-orang yang beriman, sebagaimana yang masyhur dalam Al-Quran:


يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ


Artinya, “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa,” (QS. Al-Baqarah [2]: 183).


Kemudian, kesehatan juga mesti kita jaga dari sekarang mengingat ibadah Ramadhan, khususnya ibadah puasa, termasuk ibadah ruhaniyah sekaligus ibadah jasmaniyah yang membutuhkan kesehatan yang prima, baik kesehatan jasmani maupun kesehatan ruhani, fisik maupun psikis. Tak heran, dalam literatur fiqih, kita jumpai kesehatan sebagai salah satu syarat wajib ibadah puasa. Artinya, jika sakit kita boleh tidak berpuasa, namun tetap berkewajiban meng-qadha di lain hari.


Terakhir, yang perlu kita persiapkan di bulan Sya’ban dalam menyambut bulan Ramadhan adalah perbekalan. Tak bisa dipungkiri jika kita bekerja mencari nafkah, sambil berpuasa, mungkin saja sedikit terganggu. Terlebih, etos atau semangat kerja di bulan Ramadhan sedikit berkurang. Maka tidak ada salahnya, kita mempersiapkan perbekalan itu dari sekarang. Insya Allah, dengan begitu, ibadah Ramadhan kita akan lebih fokus dan maksimal. 


Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

Namun, di antara tiga hal tadi yang lebih utama kita persiapkan di bulan Sya’ban ini adalah keimanan dan ketauhidan kepada Allah. Sebab, pada praktiknya, kekurangsiapan dalam dua hal, yaitu kesehatan dan perbekalan, akan terkalahkan oleh kekuatan iman. Contoh kecil, walau badan kurang begitu sehat dan perbekalan kurang begitu memadai, tetapi keimanan sangat kuat, maka kita akan tetap istiqamah menjalankan ibadah Ramadhan.


Makanya tak berlebihan jika dalam kesempatan yang singkat ini, khatib mengetengahkan bagaimana cara memperkuat keimanan di bulan Syaban ini. Dalam kaitan ini, kita tentu bisa melacak bagaimana yang dilakukan Rasulullah SAW, antara lain adalah:


Pertama, bertobat dan membersihkan diri. Layaknya kita akan kedatangan tamu agung nan terhormat, maka hendaknya kita berbenah dan menjaga kebersihan. Begitu pun saat akan kedatangan bulan Ramadhan yang mulia. Sepantasnya kita membersihkan diri, lahir dan batin. Termasuk membersihkan diri dari berbagai dosa dan segala yang mengotori hati.


As-Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki dalam kitab Ma Dza fi Sya’ban, hal. 57, menyebutkan salah satu bentuk tobat dan membersihkan diri adalah membaca istighfar, terutama pada malam nisfu Sya’ban, malam istimewa bagi para pencari rahmat dan ampunan. Menurutnya, istigfar tak hanya sekadar membersihkan diri, tetapi juga menjadi penarik rezeki dan penghapus kesulitan.


Hal itu seperti yang diungkap Rasulullah SAW:


مَنْ لَزِمَ الْاِسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ ضِيْقٍ مَخْرَجًا، وَمِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا، وَرَزَقَهُ مِنْ حيْثُ لَا يَحْتَسِبُ 


Artinya, “Siapa saja yang membiasakan istigfar, maka Allah akan menjadikan jalan keluar atas segala kesempitannya, memberikan kelapangan atas segala kesusahannya, serta memberinya rezeki dari jalan yang tak disangka-sangka,” (HR. Abu Dawud).


Kedua, memperbanyak puasa sunnah. Amalan ini dicontohkan langsung oleh Rasulullah SAW, sebagaimana yang pernah dikisahkan oleh Sayyidah ‘Aisyah dimana beliau senantiasa berpuasa hingga dikira tidak berbuka. Dan Sayyidah ‘Aisyah tidak melihat beliau lebih banyak berpuasa sunnah dalam satu bulan kecuali di bulan Sya’ban. Demikian sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim. 


Tatkala ditanya, “Puasa apakah yang paling utama setelah Ramadhan?” Beliau menjawab:


شَعْبَانَ لِتَعْظِيْمِ رَمَضَانَ


Artinya, “(Puasa) Sya’ban demi mengagungkan Ramadhan,” (HR. At-Tirmidzi). 


Dan alasan yang cukup krusial mengapa Rasulullah memperbanyak puasa pada bulan Sya’ban adalah diangkatnya atau dilaporkannya amal kepada Allah. Hal itu seperti yang disabdakannya secara langsung: 


فَذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ، بَيْنَ شَهْرِ رَجَبٍ وَشَهْرِ رَمَضَانَ، تُرْفَعُ فِيهِ أَعْمَالُ النَّاسِ، فَأُحِبُّ أَنْ لَا يُرْفَعَ عَمَلِي إِلَّا وَأَنَا صَائِمٌ


Artinya, “Ini adalah bulan yang banyak dilalaikan oleh orang-orang. Padahal bulan ini berada di antara bulan Rajab dan bulan Ramadhan di mana amal-amalan manusia diangkat kepada Allah. Dan aku ingin, tidaklah amalku diangkat kecuali sedang berpuasa,” (HR. An-Nasa’i). 


Ketiga, mendekatkan diri pada Allah dan mengingat kematian. Tak begitu banyak yang tahu bahwa pada bulan Sya’ban Allah menetapkan umur hamba. Maksudnya, pada bulan itu Allah menentukan siapa saja yang akan wafat pada tahun tersebut. Adapun salah satu cara mendekatkan diri kepada Allah, seperti yang dicontohkan Rasulullah, adalah berpuasa. Demikian sebagaimana hadits riwayat Abu Ya’la: 


إنَّ اللَّهَ يَكْتُبُ عَلَى ‌كُلِّ ‌نَفْسٍ ‌مَيِّتَةٍ تِلْكَ السَّنَةَ، فَأحِبُّ أَنْ يَأْتِيَنِى أَجَلِىْ وَأَنَا صَائِمٌ


Artinya, “Sesungguhnya, Allah swt. mencatat setiap jiwa yang akan meninggal pada tahun itu, maka aku ingin ajalku datang dalam keadaan berpuasa,” (HR. Abu Ya’la). 


Bisa juga dengan cara memperbanyak shalawat kepada Nabi SAW. Amalan ini sangat berdasar mengingat pada bulan Sya’ban menurut sejarahnya ayat perintah shalawat diturunkan, sebagaimana yang sudah kita hafal bersama.   


Dan masih banyak lagi amalan lainnya yang diyakini mampu membawa kita lebih dekat kepada Allah, seperti berdzikir, membaca Al-Quran, bangun malam, bersedekah, serta berdoa memohon kebaikan dan panjang umur sehingga usia kita disampaikan kepada bulan Ramadhan.  


اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا ‌فِي ‌رَجَبَ وَشَعْبَانَ ‌وَبَلِّغْنَا ‌رَمَضَانَ 


بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمُ


Khutbah II

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِالْاِتِّحَادِ وَالْاِعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللهِ الْمَتِيْنِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، إِيَّاهُ نَعْبُدُ وَإِيَّاهُ نَسْتَعِيْنُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَلْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. اِتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَسَارِعُوْا إِلَى مَغْفِرَةِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدَنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ 


اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ، اَللّٰهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ إِيْمَانًا كَامِلًا وَيَقِيْنًا صَادِقًا وَرِزْقًا وَاسِعًا وَقَلْبًا خَاشِعًا وَلِسَانًا ذَاكِرًا وَحَلاَلًا طَيِّبًا وَتَوْبَةً نَصُوْحًا، اَللّٰهُمَّ طَوِّلْ عُمُورَنَا وَصَحِّحْ أَجْسَادَنَا وَنَوِّرْ قُلُوْبَنَا وَثَبِّتْ إِيْمَانَنَا وَأَحْسِنْ أَعْمَالَنا ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

    
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

 

M. Tatam Wijaya, Penyuluh dan Petugas KUA Sukanagara-Cianjur, Jawa Barat.

Baca Juga

Komentar

 Pusatin9 


 Postingan Lainnya 

Baca Juga