Khutbah Jumat: Sambut Ramadhan dengan Kesucian Hati - NU Online

 

Khutbah Jumat: Sambut Ramadhan dengan Kesucian Hati

Bulan Ramadhan adalah bulan mulia dan suci dengan segala keutamaan dan kebaikan yang ada di dalamnya, akan tetapi banyak sekali tantangan dan rintangan dalam menjalankan ibadah Ramadhan, sehingga diperlukan persiapan maksimal untuk dapat meraih kemenangan. Salah satu persiapan yang dapat dilakukan adalah membersihkan hati dari segala sesuatu yang dapat merusak amal ibadah Ramadhan. 


Tema khutbah Jumat kali ini adalah “Khutbah Jumat: Sambut Ramadhan dengan Hati yang Bersih.” Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat!


Khutbah I

اَلحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ. القَائِلِ فِي كِتَابِهِ الكَرِيْمِ: وَلَا تُخْزِنِي يَوْمَ يُبْعَثُونَ، يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ، إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ (الشعراء: ٨٧-٨٩). وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ المُصَلُّونَ. اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ


Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah!

Ibadah Ramadhan masuk dalam kategori sangat rentan dari godaan setan, sehingga Nabi menegaskan bahwa setan dibelenggu pada saat masuknya bulan Ramadhan. Oleh karena itu, tantangan paling berat dalam menjalankan ibadah Ramadhan ada dalam diri Muslim itu sendiri, yaitu hati.

 

Oleh sebab itu juga, Nabi Muhammad menyebutkan dua hal yang menjadi kunci keberhasilan ibadah Ramadhan, yaitu keyakinan dan mengharapkan pahala. Hal ini terekam dalam hadits yang diriwayatkan Imam al-Bukhari dalam kitab Shahihul Bukhari, juz 3, halaman 26:


وَمَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ 


Artinya, “Siapa saja yang berpuasa dengan penuh keyakinan dan mengharapkan pahala, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.”


Imam Ibnu Hajar al-‘Asqalani dalam kitab Fathul Bari Syarh Shahihil Bukhari, juz 4, halaman 115 menjelaskan dua hal tersebut. Keyakinan adalah meyakini penuh bahwa puasa adalah kewajiban dari Allah. Mengharapkan pahala adalah mencari sebanyak-banyaknya pahala dari Allah dengan membuat hati merasa nyaman dalam menjalankan ibadah puasa, tidak merasa keberatan, dan kelamaan ketika berpuasa.


وَالْمُرَادُ بِالْإِيمَانِ الِاعْتِقَادُ بِحَقِّ فَرْضِيَّةِ صَوْمِهِ وَبِالِاحْتِسَابِ طَلَبُ الثَّوَابِ مِنَ اللَّهِ تَعَالَى وَقَالَ الْخَطَّابِيُّ احْتِسَابًا أَيْ عَزِيمَةً وَهُوَ أَنْ يَصُومَهُ عَلَى مَعْنَى الرَّغْبَةِ فِي ثَوَابِهِ طَيِّبَةً نَفْسُهُ بِذَلِكَ غَيْرَ مُسْتَثْقِلٍ لِصِيَامِهِ وَلَا مُسْتَطِيلٍ لِأَيَّامِهِ


Artinya, “Maksud dari iman/keyakinan adalah meyakini kebenaran kewajiban ibadah puasa. Maksud dari mengharapkan pahala adalah mencari pahala dari Allah. Imam al-Khatthabi berpendapat bahwa mengharapkan pahala dapat dilakukan dengan berpuasa dengan penuh kebahagiaan dan kenyamanan, tanpa merasa keberatan dalam berpuasa, serta tanpa merasa kelamaan dalam menjalani hari-hari Ramadhan.”


Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah!

Kedua hal di atas hanya bisa diraih dengan cara membersihkan hati. Meyakini kebenaran kewajiban ibadah puasa berarti kepatuhan hati dalam menerima perintah dari Allah. Tanpa adanya kepatuhan hati, maka amal ibadah seseorang dapat rusak karena amal ibadah pada hakikatnya adalah cerminan apa yang ada di dalam hati. Kepatuhan hati hanya bisa didapatkan dengan cara membersihkan hati dari penyakit sombong dan sebagainya.


Mengharapkan pahala Allah berarti memfokuskan tujuan hati dalam beribadah puasa hanya untuk Allah, bukan untuk mendapatkan pengakuan atau hadiah dari orang lain. Tanpa fokus dan keikhlasan hati dalam mengharapkan ridha Allah, maka amal ibadah dapat rusak karena faktor paling menentukan dalam amal ibadah adalah niat dan tujuannya. Keikhlasan hati hanya bisa didapatkan dengan cara membersihkan hati dari penyakit pamer dan sebagainya.


Orang-orang yang telah membersihkan hati mereka adalah orang-orang yang siap untuk menghadap serta mengabdikan dirinya di hadapan Allah pada bulan suci Ramadhan. Menghadap Allah dalam keadaan hati yang bersih adalah kunci kebahagiaan dan keselamatan hidup manusia di dunia dan akhirat. Allah berfirman dalam surat Al-Syu’ara, ayat 87-89.


وَلَا تُخْزِنِي يَوْمَ يُبْعَثُونَ، يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ، إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ


Artinya, “Janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan. Pada hari ketika tidak berguna lagi harta dan anak-naka. Kecuali orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.


Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah!

Membersihkan hati dapat dianggap kunci kesuksesan meraih kemuliaan Ramadhan karena hati yang bersih dapat melahirkan ucapan dan perbuatan yang bersih dan suci selama bulan Ramadhan, sehingga ibadah puasa selalu dihiasi dengan kebaikan dan upaya untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi sekitar kita. Hal ini ditegaskan Imam Ar-Razi dalam kitab Mafatihul Ghaib, juz 4, halaman 161.


أَنَّ الْقَلْبَ مُؤَثِّرٌ وَاللِّسَانَ وَالْجَوَارِحَ تَبَعٌ فَلَوْ كَانَ الْقَلْبُ سَلِيمًا لَكَانَا سَلِيمَيْنِ لَا مَحَالَةَ، وَحَيْثُ لَمْ يَسْلَمَا ثَبَتَ عَدَمُ سَلَامَةِ الْقَلْبِ


Artinya, “Sesungguhnya hati adalah sesuatu yang dapat mempengaruhi, sedangkan lisan dan badan hanya mengikuti pengaruh hati. Jika hati menjadi bersih, maka lisan dan badan pasti akan bersih. Jika lisan dan badan tidak bersih, maka dapat dipastikan bahwa hatinya sedang tidak bersih atau kotor.”


Ucapan dan perbuatan kotor dapat merusak ibadah Ramadhan. Jangan sampai puasa yang dilakukan hanya meraih lapar dan haus saja. Jangan sampai salat Tarawih setiap malam Ramadhan hanya membuat lelah saja. Jangan sampai membaca dan mengkhatamkan Al-Qur’an hanya mendapatkan keringnya mulut. Oleh karena itu, penting sekali untuk mencegah dan meminimalisasi potensi terjadinya hal itu dengan membersihkan hati.


Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah!

Semoga Allah memberikan kita hati yang bersih, hati yang dapat menguatkan anggota tubuh untuk melaksanakan ibadah dan hati yang dapat memaksimalkan kualitas ibadah anggota tubuh. Semoga ibadah Ramadhan kita dapat dijalankan dengan penuh maksimal untuk meraih segala kebaikan dan keberkahan Ramadhan. Amin, ya Rabbal ‘Alamin.


أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ


Khutbah II


الْحَمْدُ لِلّٰهِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ بنِ عَبدِ الله وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ المُسْلِمُونَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَاعلَمُوا إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلَّذِينَ ٱتَّقَواْ وَّٱلَّذِينَ هُم مُّحْسِنُونَ. قَالَ اللهُ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىِّ يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا


اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ الاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اَللّٰهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا فِي فَلِسْطِيْن وَلُبْنَان وَسَائِرِ العَالَمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ اجْعَلْ بَلْدَتَنَا اِنْدُونِيْسِيَّا بَلْدَةً طَيِّبَةً وَمُبَارَكَةً وَمُزْدَهِرَةً. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ


عِبَادَ اللهِ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُم بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْاهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

 

Dr. Fatihunnada, Lc., M.A.Dosen Fakultas Dirasat Islamiyyah wal 'Arabiyyah, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
 

Baca Juga

Komentar

 Pusatin9 


 Postingan Lainnya 

Baca Juga