Khutbah Jumat: Perbanyak Shalawat di Bulan Sya'ban - NU Online

 

Khutbah Jumat: Perbanyak Shalawat di Bulan Sya'ban

Bulan Sya’ban adalah momen yang berulang setiap tahun bagi umat Muslim. Namun, sering kali kita kurang memperhatikan keutamaannya dan melewatkannya begitu saja. Padahal, di bulan ini, amalan manusia selama satu tahun diangkat ke sisi Allah SWT.


Teks khutbah Jumat berikut ini berjudul: “Perbanyak Shalawat di Bulan Sya'ban.” Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat! (Redaksi).


Khutbah I

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِي أَوْضَحَ لَنَا شَرَائِعَ دِيْنِهِ وَمَنَّ عَلَيْنَا بِتَنْزِيلِ كِتَابِهِ وَأَمَدَّنَا بِسُنَّةِ رَسُولِهِ، فَلِلّٰهِ الْحَمْدُ عَلَى مَا أَنْعَمَ بِهِ مِنْ هِدَايَتِهِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى خَيْرِ الْإِنْسَانِ مُبَيِّنًا عَلَى رِسَالَةِ الرَّحْمَنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ الْمَحْبُوْبِيْنَ جَمِيْعًا, وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، شَهَادَةَ مُوْقِنٍ بِتَوْحِيْدِهِ، مُسْتَجِيْرٍ بِحَسَنِ تَأْيِيْدِهِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّداً عَبْدُهُ الْمُصْطَفَى، وَأَمِيْنُهُ الْمُجْتَبَي وَرَسُوْلُهُ الْمَبْعُوْثُ إِلَى كَافَةِ الْوَرَى

 أَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللّٰهِ اِتَّقِ اللَّهَ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ

قَالَ اللّٰهُ تَعَالَى: بِسْمِ اللّٰهِ الرّٰحْمَنِ الرّٰحِيْمِ، وَالْعَصْرِ إِنَّ الإنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ إِِلَّا الَّذِینَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ


Ma'asyiral muslimin rahimakumullah 

Dalam Islam, bulan Sya'ban adalah bulan yang istimewa. Di bulan ini, pintu-pintu kebaikan dibuka, keberkahan diturunkan, keburukan dihapus, dan umat Muslim sangat dianjurkan untuk memperbanyak shalawat kepada Baginda Nabi Muhammad SAW.

 

Sulthonul Auliya Syekh Abdul Qadir Al-Jailani juga menjelaskan anugerah yang terdapat dalam bulan Sya'ban melalui kitabnya Al-Ghunyah hal. 341:

 

شَعْبَانُ خَمْسَةُ أَحْرُفٍ، شِيْنٌ وَعَيْنٌ وَبَاءٌ وَأَلِفٌ وَنُوْنٌ، فَالشِّيْنُ مِنَ الشَّرَفِ، وَالعَيْنُ مِنَ العُلُوِّ، وَالبَاءُ مِنَ البِرِّ، وَالأَلِفُ مِنَ الأُلْفَةِ، وَالنُّوْنُ مِنَ النُّوْرِ. فَهَذِهِ العَطَايَا مِنَ اللّٰهِ تَعَالَى لِلْعَبْدِ فِي هَذَا الشَّهْرِ

 

Artinya, “Sya’ban terdiri dari lima huruf: Syin, ‘Ain, Ba, Alif, dan Nun. Syin berasal dari syaraf (kemuliaan), ‘Ain dari ‘uluww (ketinggian), Ba dari birr (kebaikan), Alif dari ulfah (keakraban), dan Nun dari nur (cahaya). Inilah anugerah yang Allah Ta’ala berikan kepada hamba-Nya di bulan Sya’ban.”

 

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah 

Salah satu kemuliaan yang diturunkan dalam bulan Sya’ban adalah perintah Allah kepada orang-orang beriman agar bershalawat dan menghaturkan salam kepada Baginda nabi Muhammad SAW dalam firman-nya:

 

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

 

Artinya, “Sungguh Allah dan para malaikat-Nya bershalawat atas Nabi Muhammad Saw. Wahai orang-orang yang beriman bershalawatlah kalian untuk nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (Surat Al-Ahzab ayat 56).

 

Menurut Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam kitab Al-Ghunyah hal. 342, shalawat dari Allah kepada Nabi berarti rahmat, sedangkan shalawat dari malaikat adalah permohonan ampunan (istighfar). Sementara itu, shalawat dari umat kepada Nabi merupakan doa dan pujian.

 

Atau bisa juga diartikan bahwa shalawat dari Allah adalah bentuk sapaan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW, yang disertai dengan menunjukkan bahwa beliau senantiasa dalam limpahan rahmat Allah. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Syekh Yusuf bin Ismail Annabhani dalam kitabnya Sa’adatud Darain hal. 35:

 

وَأَمَّا الصَّلَاةُ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللّٰهُ عَلٰيْهِ وَسَلَّمَ فَلَيْسَتْ كَذَلِكَ، بَلْ فِيْهَا ذِكْرُ اللّٰهِ تَعَالَى بِلَفْظِ "اللّٰهُمَّ" وَدُعَاؤُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى، وَهُوَ مِنْ أَنْوَاعِ الذِّكْرِ

 

Artinya, “Adapun shalawat kepada Nabi, tidaklah seperti itu (perintah Allah kepada malaikat untuk sujud kepada nabi Adam), melainkan di dalamnya terdapat penyebutan nama Allah Ta’ala dengan lafaz “Allahumma” (Ya Allah), serta permohonan kepada-Nya, yang merupakan salah satu bentuk dzikir.”

 

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah 

Dari keterangan tersebut, dapat kita pahami bahwa shalawat adalah amalan yang sangat penting bagi orang-orang beriman. Bukan hanya karena merupakan perintah dari Allah SWT, tetapi juga karena shalawat dapat menjadi salah satu cara untuk menjaga keimanan seorang mukmin. Sebagaimana dijelaskan oleh Syekh Yusuf bin Ismail Annabhani dalam kitabnya Sa’adatud Darain hal. 36:

 

وَهَذَا أَعْنِي إِظْهَارَ احْتِيَاجِهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلٰيْهِ وَسَلَّمَ لِلّٰهِ تَعَالَى بِطَلَبِ صَلَاتِهِ وَسَلَامِهِ عَلَيْهِ هُوَ مِنْ أَجَلِّ حِكَمِ مَشْرُوْعِيَّةِ الصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلٰيْهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلٰيْهِ وَسَلَّمَ لِئَلَا يَدَّعِيَ فِيْهِ بَعْضُ النَّاسِ الأُلُوْهِيَّةَ كَمَا أُدُعِيَتْ فِي بَعْضِ الأَنْبِيَاءِ وَغَيْرِهِمْ.

 

Artinya: “Adapun keterangan ini, yakni penjelasan tentang butuhnya Baginda Nabi kepada Allah dengan meminta shalawat dan salam-Nya, merupakan hikmah paling agung disyariatkannya shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW. Supaya orang-orang tidak menuduh Nabi memiliki sifat keilahian (atau seperti Tuhan), seperti yang dituduhkan (orang-orang) terhadap para nabi-nabi dan yang lainnya.”

 

Maka dengan shalawat inilah Allah menjaga Nabi dan umatnya dari kekeliruan dalam menganggap adanya Tuhan selain Allah. Sebab, seagung dan semulia apa pun Baginda Nabi, beliau tetaplah seorang hamba yang membutuhkan rahmat dari Allah SWT. Hal ini tercermin dalam susunan kalimat shalawat, “Allahumma shalli ‘ala Muhammadin,” yang berarti bahwa Allah adalah Dzat yang memberi rahmat kepada Nabi Muhammad. Sedangkan Baginda Nabi, dengan segala kemuliaannya, tetaplah seorang hamba yang menerima rahmat tersebut. Inilah yang menegaskan sifat kehambaan beliau.

 

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah,

Dari keterangan tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa shalawat adalah salah satu ibadah yang utama. Bahkan, saking utamanya, Imam Qolyubi menjelaskan bahwa shalawat adalah amalan yang akan tetap diterima oleh Allah, meskipun dilakukan dalam keadaan riya’. Hal ini sebagaimana dinukil oleh Syekh Yusuf bin Ismail Annabhani dalam kitabnya Sa’adatud Darain hal. 56:

 

وَقَالَ العَلَّامَةُ الشَّيْخُ شِهَابُ الدِّيْنِ القَلْيُوبِيُّ الشَّافِعِيُّ فِي مُقَدِّمَةِ صَلَوَاتِهِ بَعْدَ ذِكْرِهِ عِدَّةَ اَحَادِيْثَ فِي فَضْلِ الصَّلَاةِ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللّٰهُ عَلٰيْهِ وَسَلَّمَ وَفَوَائِدِهَا وَبِالجُمْلَةِ وَالتَّفْصِيْلِ فَهِيَ أَسْهَلُ الطَّاعَاتِ وَأَقْرَبُهَا إِلَى المَلِكِ الجَلِيْلِ وَهِيَ مَقْبُوْلَةٌ مِنْ كُلِّ وَاحِدٍ فِي كُلِّ حَالَةٍ وَمِنَ المُخْلِصِ فِيْهَا وَكَذَا مِنَ المُرَائِي بِهَا عَلَى أَصَحِّ الأَقْوَالِ

 

Artinya: Al-‘Allamah Syekh Syihabuddin Al-Qalyubi Asy-Syafi’i dalam Muqaddimah Shalawatnya, setelah menyebutkan beberapa hadis tentang keutamaan shalawat kepada Nabi serta manfaatnya secara umum maupun rinci, berkata:

 

Secara keseluruhan, shalawat adalah ibadah yang paling mudah dilakukan dan paling mendekatkan kepada Allah Yang Maha Agung. Shalawat diterima dari siapa pun dalam keadaan apa pun, baik dari orang yang ikhlas maupun, menurut pendapat yang lebih shahih, dari orang yang melakukannya dengan riya’.”

 

Oleh karena hal tersebut marilah pada momentum bulan Sya’ban ini, kita jadikan sebagai bulan shalawat dan salam penghormatan kepada Baginda nabi dengan memperbanyak membaca shalawat dan salam kepadanya. Dengan harapan terjaganya keimanan kita dan selalu mendapat keberkahan dari Allah SWT. Aamiin ya rabbal alamin.

 

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللّٰهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

 

Khutbah II

 

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ عَلَى إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَاإِلٰهَ إِلاَّ اللّٰهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلَى رِضْوَانِهِ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا، أَمَّا بَعْدُ. فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ، إِتَّقُوااللّٰهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى، وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللّٰهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ

فقَالَ تَعَالَى: إِنَّ اللّٰهَ وَمَلَآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِى، يَآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلٰيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

 اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اَللّٰهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَأَعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ بُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَنَا الَّذِيْ هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّتِيْ فِيْهَا مَعَاشُنَا، وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِيْ إِلَيْهَا مَعَادُنَا، وَاجْعَلِ الحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِيْ كُلِّ خَيْرٍ، وَاجْعَلِ المَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ

رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

 عِبَادَاللّٰهِ، إِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشَآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ. يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. وَاذْكُرُوا اللّٰهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللّٰهِ أَكْبَرُ

 

Abdul Karim MalikAlumni Al Falah Ploso Kediri, Pengurus LBM PCNU Kabupaten Bekasi dan Tenaga Pengajar Pondok Pesantren YAPINK Tambun-Bekasi.
 

Baca Juga

Komentar

 Pusatin9 


 Postingan Lainnya 

Baca Juga