Khutbah Jumat: Mari Mengajak Kebaikan dan Menjauhkan Keburukan dengan Bijak
![](https://storage.nu.or.id/storage/post/4_3/thumb/maruf_1738826970.webp)
Sebagai makhluk yang diberi amanah untuk menjaga alam, manusia memiliki tanggung jawab besar untuk mempertahankan keseimbangan kehidupan, mencegah kerusakan, dan menjadi agen perdamaian di tengah konflik yang terjadi. Tindakan ini bukan hanya merupakan kewajiban, tetapi juga suatu perintah yang membawa pahala, sebagai bentuk pengabdian kepada Allah SWT.
Naskah khutbah Jumat yang berjudul, “Mari Mengajak Kebaikan dan Menjauhkan Keburukan dengan Bijak” ini mengajak jama’ah kaum muslimin untuk tetap tenang di tengah dinamika sosial yang secara terus-menerus menimbulkan kegaduhan dalam masyarakat.
Khutbah I
إِنَّ الْحَمْدَ لِلّٰهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللّٰهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ اَمَّا بَعْدُ، فَيَااَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، إِتَّقُوْا اللّٰهَ وَكُوْنُوْا مَعَ الصّٰدِقِيْنَ فَقَدْ قَالَ اللّٰهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ كُنْتُمْ خَيْرَ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ ۗ
Jamaah kaum muslimin yang dirahmati oleh Allah
Khatib tidak henti-hentinya mengingatkan diri sendiri dan kita semua, mari kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT dengan sebenar-benarnya takwa. Sebagaimana yang dijelaskan dalam Al-Qur'an surat At-Taubah ayat 119:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَكُوْنُوْا مَعَ الصّٰدِقِيْنَ
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tetaplah bersama orang-orang yang benar!”
Jamaah kaum muslimin yang dirahmati oleh Allah
Ketahuilah, agar kita menjadi umat terbaik sepanjang masa, kita harus selalu mengajak orang-orang di sekitar kita untuk berpegang teguh pada kebaikan dan saling mendukung dalam hal-hal positif. Begitu juga dalam hal-hal negatif, kita harus saling melindungi dan mengingatkan agar tidak terjerumus. Dalam Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 110, Allah SWT menegaskan:
كُنْتُمْ خَيْرَ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ ۗ
Artinya: “Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia (selama) kamu menyuruh (berbuat) yang makruf, mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada Allah.”
Imam Ibnu Katsir dalam kitab Tafsirul Qur’anil Azhim menjelaskan dua pendapat mengenai QS. Ali Imran ayat 110. Pendapat pertama datang dari Abu Hurairah RA, sementara pendapat kedua berasal dari Ibnu Abbas, Mujahid, ‘Athiyah al-Aufi, ‘Ikrimah, ‘Atha’, dan Ar-Rabi’ bin Anas.
Menurut pendapat yang kedua, umat terbaik di antara semua umat adalah mereka yang selalu mengajak orang lain untuk berbuat kebaikan (makruf) dan mencegah perbuatan yang buruk (mungkar). Bahkan, mereka disebut sebagai umat yang paling bermanfaat bagi sesama.
Jamaah kaum muslimin yang dirahmati oleh Allah
Dalam berinteraksi dengan sesama, kita dianjurkan untuk selalu bertindak bijak, terutama ketika mengajak orang lain menuju kebaikan dan mengingatkan mereka terhadap hal-hal yang negatif. Jika kita melakukannya tanpa pertimbangan yang matang, bisa saja hal tersebut menyinggung perasaan orang lain, bahkan membuat mereka merasa tersakiti.
Rasulullah SAW telah memberi kita contoh yang baik tentang bagaimana cara mengingatkan, mencegah, dan menyikapi seseorang atau kelompok yang terjerumus dalam perbuatan negatif (kemungkaran).
مَنْ رَأَى مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ، وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيمَانِ
Artinya: “Siapa saja yang melihat kemungkaran, hendaklah ia merubahnya dengan tangannya. Jika tidak mampu dengan tangan, maka dengan lisannya. Apabila tidak mampu dengan lisan, maka dengan hatinya, dan yang demikian itu adalah selemah-lemahnya iman.” (HR. Tirmidzi)
Syekh Ahmad Farid dalam kitab Al-Bahrurroiq fii az-Zuhdi wa ar-Roqoiq menjelaskan bahwa hadits ini mengisyaratkan kepada kaum Muslimin bahwa mengingkari perbuatan negatif itu wajib, sesuai dengan kemampuan kita dalam mencegahnya, atau setidaknya kita merasa tidak suka terhadap perbuatan tersebut dalam hati. Jika tidak ada sedikit pun rasa ketidaksukaan terhadap keburukan, maka itu adalah tanda hilangnya iman kita.
Langkah yang diajarkan Nabi SAW terkait dengan kapasitas kita, jika mampu mengubah dengan tangan, maka lakukanlah. Jika tidak mampu, maka lakukan dengan lisan melalui nasehat atau dakwah. Namun, jika itu pun tidak mampu, cukup dengan merasa tidak suka dalam hati terhadap perbuatan kemungkaran tersebut.
Mengubah dengan tangan berarti kita memiliki kapasitas untuk langsung mengubah perbuatan buruk tersebut. Mengubah dengan lisan maksudnya melalui nasehat atau dakwah. Sementara perasaan tidak suka dalam hati berarti jika kita tidak bisa mengubahnya baik dengan tangan atau lisan.
Jamaah kaum Muslimin yang dirahmati Allah
Mencegah kemungkaran atau hal-hal negatif bukan hanya terbatas pada urusan agama, tetapi mencakup seluruh aspek kehidupan umat manusia. Terlebih lagi, di tengah ujian yang tengah melanda negara kita, kita sebagai pelopor perdamaian wajib meredam gejolak amarah masyarakat akibat kebijakan politik, polemik dunia pendidikan, dan penyalahgunaan kekuasaan dengan cara-cara yang baik. Allah SWT berfirman:
اُدْعُ اِلٰى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهٖ وَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ
Artinya, “Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik serta debatlah mereka dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang paling tahu siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia (pula) yang paling tahu siapa yang mendapat petunjuk.” (QS. An-Nahl [16]: 125).
Oleh karena itu marilah kita bersama-sama mencegah dan menyikapi kemungkaran-kemungkaran yang sedang terjadi di tengah-tengah kita ini dengan cara yang bijak, menggunakan kepala dingin dan mengedepankan musyawarah. Karena niat baik itu harus dikemas dengan tindakan yang baik pula.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِلْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إلٰهَ إِلاَّ اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلَى رِضْوَانِهِ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا المُسْلِمُوْنَ اِتَّقُوْا اللّٰهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى
وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللّٰهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَّى بِمَلآئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعَالَى إِنَّ اللّٰهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا اللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَّ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيَآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلَآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّٰهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيِّ وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِيْ التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيَآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللّٰهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلَامَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَالمِحَنَ وَسُوْءَ الفِتَنِ وَالمِحَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خَآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عَآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَ اِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
عِبَادَ اللّٰهِ! إِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِيْ اْلقُرْبٰى وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوْا اللّٰهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللّٰهِ أَكْبَرُ وَ اللّٰهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ
Muhaimin Yasin, Alumnus Pondok Pesantren Ishlahul Muslimin Lombok Barat dan Pegiat Kajian Keislaman
Komentar
Posting Komentar