Khutbah Jumat: 4 Hikmah Pemilihan Baitul Maqdis sebagai Tempat Isra Nabi Muhammad SAW - NU Online

 

Khutbah Jumat: 4 Hikmah Pemilihan Baitul Maqdis sebagai Tempat Isra Nabi Muhammad SAW

Baitul Maqdis (Yerusalem) adalah salah satu kawasan yang terletak di wilayah Palestina, yang memiliki nama yang tercatat dalam banyak buku sejarah, termasuk sejarah Islam. Salah satu peristiwa penting yang terjadi di tempat ini adalah peristiwa Isra Nabi Muhammad SAW.


Dalam khutbah Jumat kali ini, akan dibahas empat hikmah mengapa Baitul Maqdis dipilih sebagai tempat terjadinya Isra Nabi. Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat! (Redaksi)


Khutbah I

 

اَلْحَمْدُ للهِ. الْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ حَمْدًا يُوَافِيْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ، يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ وَلِعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ لَا أُحْصِيْ ثَنَاءَكَ عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ, وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَصَفِيُّهُ وَخَلِيْلُهُ، خَيْرُ نَبِيٍّ أَرْسَلَهُ اللهُ إِلَى الْعَالَمِ كُلِّهِ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً وَسَلَامًا مُتَلَازِمَيْنِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ أَمَّا بَعْدُ، فَيَاأَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ 


قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ: سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِه لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ 


Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah

Segala puji bagi Allah Ta’ala yang telah memberi kita segala nikmat, sehingga kita bisa memenuhi panggilan-Nya untuk melaksanakan shalat Jumat. Nikmat yang seharusnya kita manfaatkan untuk mengikuti syariat-Nya.


Shalawat dan salam marilah kita sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya, sahabat-sahabatnya, dan semoga kita juga mendapatkan limpahan berkah sebagai umatnya. Aamiin ya Rabbal ‘Alamin.


Pada hari Jumat yang penuh berkah ini, mari kita tingkatkan ketakwaan kepada Allah SWT dengan selalu menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, serta berpegang teguh pada sunnah-sunnah Nabi-Nya.


Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah

Salah satu peristiwa besar dalam sejarah Islam adalah ketika Nabi Muhammad SAW menjalani Isra dan Mi'raj yang dilakukan oleh Allah SWT.

 

Hanya dalam satu malam, Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan luar biasa (Isra), yang pada waktu itu, perjalanan dari Masjidil Haram ke Baitul Maqdis, Palestina, biasanya memakan waktu 40 hari.


Peristiwa Isra ini tercatat dalam Al-Qur'an, di mana Allah SWT berfirman dalam surat Al-Isra ayat 1:


سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ


Artinya: “Mahasuci (Allah) yang telah memperjalankan hamba-Nya (Nabi Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidilaqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”


Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah

Ayat di atas menggambarkan kebesaran kekuasaan Allah SWT yang mampu memperjalankan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram di Mekkah ke Masjidil Aqsa di Palestina hanya dalam satu malam. Setelah itu, Nabi diangkat ke Sidratul Muntaha (Mi’raj) untuk menerima perintah shalat lima waktu dari Allah SWT.


Peristiwa Isra Nabi Muhammad SAW ini juga merupakan momen di mana Allah SWT memberikan gelar tertinggi kepada Nabi Muhammad SAW, yaitu sebagai hamba-Nya. Karena tidak ada gelar yang lebih tinggi selain penghambaan diri kepada Allah SWT.


Seperti yang dijelaskan oleh Syekh Ahmad Al-Sawi dalam Hasyiyah As-Shawi 'ala Tafsirul Jalalain juz 2, halaman 311:


(قَوْلُهُ بِعَبْدِهِ) لَمْ يَقُلْ بِنَبِيِّهِ وَلَا بِرَسُوْلِهِ إِشَارَةً عَلَى أَنَّ وَصْفَ الْعُبُوْدِيَّةِ أَخَصُّ الْأَوْصَافِ وَأَشْرَفُهَا لِأَنَّهُ إِذَا صَحَّتْ نِسْبَةُ الْعَبْدِ لِرَبِّهِ بِحَيْثُ لَا يُشْرِكُ فِى عِبَادَتِهِ لَهُ أَحَدًا فَقَدْ فَازَ وَسَعِدَ


Artinya: “(Firman Allah bi'abdihi): Allah tidak menggunakan kata Nabi ataupun Rasul menunjukkan bahwa sifat 'ubudiyyah atau kehambaan merupakan sifat yang paling istimewa dan mulia. Karena ketika seorang hamba telah diberi “stempel” demikian (sekiranya tidak melakukan kemusyrikan), maka ia telah mendapatkan kebahagiaan.”


Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah

Terkait dengan dipilihnya Baitul Maqdis sebagai tempat Isra Nabi Muhammad SAW, Syekh Nawawi Al-Bantani dalam Marahul Labid juz 1 halaman 614 menyebutkan beberapa hikmah yang bisa kita ambil, yaitu:


Pertama, hikmah dari Isra Nabi Muhammad SAW ke Baitul Maqdis adalah agar Nabi Muhammad SAW bisa naik ke langit dengan mensejajarkannya. Menurut riwayat Ka'ab, pintu langit yang menjadi tempat naiknya para malaikat sejajar dengan Baitul Maqdis.


Kedua, disebutkan juga bahwa Baitul Maqdis dipilih karena tanah Syam memang tanah pilihan Allah. Dalam sebuah hadits shahih, dijelaskan bahwa tanah Syam adalah tanah yang paling utama setelah tanah Haramain, dan menjadi tanah pertama yang menunjukkan kuasa Allah.


Ketiga, hikmah Isra Nabi Muhammad SAW ke Baitul Maqdis adalah untuk menunjukkan kebenaran kepada orang-orang yang meragukan Mi'raj Nabi Muhammad SAW. Jika Nabi Muhammad SAW langsung naik ke langit dari Mekkah, maka tidak ada bukti konkret yang bisa menjelaskan peristiwa itu.

 

Namun, karena Nabi Muhammad SAW menyebutkan bahwa ia diperjalankan ke Baitul Maqdis, orang-orang Quraisy yang pernah mengunjungi Baitul Maqdis bisa bertanya tentang tempat itu. Setelah Nabi Muhammad SAW menjawab pertanyaan mereka, barulah mereka percaya bahwa Nabi benar-benar diperjalankan ke Baitul Maqdis. Dalam hal ini, peristiwa Isra menjadi bukti nyata bagi peristiwa Mi'raj.


Keempat, hikmah terakhir adalah untuk mengumpulkan dua kiblat, yaitu Masjidil Haram dan Masjidil Aqsa.


Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah

Kekuasaan Allah yang mampu memperjalankan Nabi Muhammad SAW dengan sangat cepat ini sekaligus menegaskan bahwa peristiwa Mi'raj (naiknya Nabi ke Sidratul Muntaha) adalah sesuatu yang mungkin terjadi. Ini serupa dengan mukjizat-mukjizat yang terjadi pada zaman nabi-nabi terdahulu, seperti tongkat Nabi Musa yang berubah menjadi ular atau keluarnya unta besar dari batu besar pada masa Nabi Shalih AS. Semua itu adalah bukti kenabian yang harus kita imani.

 

Dengan demikian, peristiwa Isra Nabi Muhammad SAW merupakan peristiwa agung yang tercatat dalam sejarah Islam. Dalam peristiwa ini, Nabi Muhammad SAW mendapatkan gelar tertinggi sebagai hamba Allah SWT, sekaligus menjadi bukti bagi peristiwa lebih besar selanjutnya, yaitu Mi'rajnya Nabi Muhammad SAW.

 

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَيَا فَوْزَ الْمُسْتَغْفِرِيْنَ وَيَا نَجَاةَ التَّائِبِيْنَ

 

Khutbah II 

الْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْاِيْمَانِ وَالْاِسْلَامِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ. وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ. أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَامِ

أَمَّا بَعْدُ. فَيَاأَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى اِنَّ اللهَ وَ مَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

 اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فْي الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اَللّٰهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ. وَعَنْ اَصْحَابِ نَبِيِّكَ اَجْمَعِيْنَ. وَالتَّابِعِبْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَ تَابِعِهِمْ اِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِ

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالطَّاعُوْنَ وَالْاَمْرَاضَ وَالْفِتَنَ مَا لَا يَدْفَعُهُ غَيْرُكَ عَنْ بَلَدِنَا هٰذَا اِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ

عِبَادَ اللهِ اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ. يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ. وَ اشْكُرُوْهُ عَلٰى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ. وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ 


Ustadz Alwi Jamalulel Ubab, Alumni Khas Kempek Cirebon dan Mahad Aly Jakarta
 

Baca Juga

Komentar

 Pusatin9 


 Postingan Lainnya 

Baca Juga