Kapan Puncak Haul Guru Sekumpul 2025? Lengkap Sosok Abah Guru Sekumpul Ulama Populer Kalimantan - Halaman all - Tribunkaltim

 

Kapan Puncak Haul Guru Sekumpul 2025? Lengkap Sosok Abah Guru Sekumpul Ulama Populer Kalimantan - Halaman all - Tribunkaltim

TRIBUNKALTIM.CO - Terjawab kapan puncak Haul Guru Sekumpul 2025 akan digelar. Simak juga salah satu sosok ulama populer Kalimantan, Abah Guru Sekumpul.

Haul Guru Sekumpul diperingati setiap tanggal 5 Rajab dan dipusatkan di Musala Ar-Raudhah Sekumpul, Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.

Hingga saat ini memang belum pengumuman resmi kapan pelaksanaan Haul Guru Sekumpul 2025

Namun bila merujuk pada kalender Hijriah Indonesia 2025 yang dirilis Bimas Islam Kementerian Agama RI, maka jadwal peringatan Haul ke-20 Guru Sekumpul tahun 2025 pada 5 Rajab 1446 Hijriah bertepatan dengan hari Minggu, tanggal 5 Januari 2025.

Prakiraan Cuaca Saat Puncak Acara

Dilansir melalui unggahan akun instagram @infobmkg Jumat (3/1/2025) pada peringatan Haul ke-20 Guru Sekumpul Kalsel berpotensi diguyur hujan.

Adapun untuk intensitas, dari prakiraan cuaca yang dilampirkan BMKG Kalsel kemungkinan akan diguyur hujan sedang hingga lebat.

Prakiraan cuaca yang diterbitkan BMKG itu berlaku selama periode 3 Januari hingga 9 Januari 2025.

Selain Kalimantan Selatan, wilayah sekitarnya yang berpotensi diguyur hujan dengan intensitas serupa diantaranya adalah Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Utara.

Dengan dikeluarkannya prakiraan cuaca pada peringatan Haul ke-20 Guru Sekumpul  mendatang para calon jamaah bisa mulai melakukan persiapan dengan membawa pelindung diri seperti payung, jas hujan, pakaian ganti, pakaian hangat, tenda darurat, dan lainnya.

Sebagai bentuk antisipasi, para jamaah juga bisa memilih tempat yang dirasa aman dari guyuran hujan.

Sosok Abah Guru Sekumpul

Jelang Haul Guru Sekumpul 2025, berikut biografi Abah Guru Sekumpul atau nama aslinya Muhammad Zaini bin Abdul Ghani al-Banjari yang merupakan salah seorang ulama yang populer di Kalimantan.

Ia lahir pada 11 Februari 1942 atau 27 Muharram 1361 H di desa Tunggul Irang, Martapura, Kabupaten Banjar.

Ayahnya bernama Abdul Ghani bin Abdul Manaf bin Muhammad Seman, sedangkan ibunya bernama Hj. Masliah binti H. Mulia bin Muhyiddin.

Abah Guru Sekumpul merupakan keturunan ke-8 dari ulama besar Banjar, Maulana Syekh Muhammad Arsyad bin Abdullah Al Banjari.

Adapun silsilahnya adalah Muhammad Zaini bin Abdul Ghani bin Abdul Manaf bin Muhammad Seman bin Muhammad Sa’ad bin Abdullah bin Mufti Muhammad Khalid bin al-Alim al-Allamah al-Khalifah Hasanuddin bin Syaikh Muhammad Arsyad bin Abdullah al-Banjari.

Ketika kecil, Abah Guru Sekumpul selalu dekat dengan ayah dan neneknya, yang selalu menanamkan kedisiplinan dalam pendidikan tauhid dan akhlak serta belajar membaca Al Quran.

Semenjak kecil ia sudah digembleng orang tua untuk mengabdi kepada ilmu pengetahuan dan ditanamkan perasaan cinta kasih dan hormat kepada para ulama.

Selain nenek dan ayahnya, Abah Guru Sekumpul juga mendapat didikan dari pamannya, Syekh Seman Mulia.

Pamannya mendidik baik ketika berada di sekolah maupun di luar sekolah. Guru Seman pula yang mengajak Abah Guru Sekumpul mendatangi tokoh Islam terkenal di bidangnya baik di Kalimantan Selatan maupun di Jawa.

Salah satu contohnya, Guru Seman mengajak Abah Guru Sekumpul belajar kepada al-Alim al-Allamah Syaikh Anang Sya’rani, yang terkenal dalam bidang hadis dan tafsir.

Dalam perjalanannya, Abah Guru Sekumpul menyadari bahwa pamannya adalah seorang ahli di hampir semua bidang keilmuan Islam, tetapi tidak menampakkannya ke depan khalayak.

Sifat itulah yang ditiru Abah Guru Sekumpul, hingga dikenal sebagai pribadi yang mulia, penyabar, rida, pemurah, dan penyayang terhadap siapa saja.

Setelah melanglang buana belajar agama dan pendidikan lainnya, Abah Guru Sekumpul mendapat mandat untuk mengajar di Pondok Pesantren Darussalam Martapura.

Atas rekomendasi dari K.H. Abdul Qadir Hasan, K.H. Sya’rani Arif, dan K.H. Salim Ma’ruf, ia menjadi pengajar di pondok pesantren tersebut.

Lima tahun kemudian, Abah Guru Sekumpul berhenti dan memilih melakukan kegiatan dakwah dengan membuka pengajian di rumahnya di Keraton Martapura.

Mulanya, pengajian ini diadakan hanya untuk menunjang pelajaran para santri di Pondok Pesantren Darussalam Martapura, dengan diisi pengulangan kitab-kitab Ilmu Alat, seperti Nahwu dan Saraf.

Namun, pada perkembangannya, jemaah yang menghadiri pengajiannya cukup beragam, bukan hanya dari kalangan santri, tetapi juga masyarakat umum.

Pengajian pun mulai berkembang dengan kitab yang lebih bervariasi, mulai dari kitab-kitab fikih, tasawuf, tafsir, dan hadis.

Pada kesempatan itu, Abah Guru Sekumpul juga mulai menyiarkan Maulid al-Habsyi atau Simthud Durar karangan al-Habib Ali bin Muhammad al-Habsyi.

Selain itu juga, pengajian bertambah lengkap dengan diselipkan lantunan syair atau kasidah berisi pujian-pujian terhadap Nabi Muhammad.

Karena pengajian di Keraton Martapura dirasa sudah tidak mampu lagi menampung jemaah, maka Abah Guru Sekumpul berinisiatif untuk pindah ke lokasi pengajian yang baru.

Pada sekitar 1980-an, Abah Guru Sekumpul memilih wilayah Sungai Kacang sebagai lokasi rumahnya sekaligus tempat pengajian yang baru.

Rumah baru Abah Baru Sekumpul ini kemudian dinamakan komplek Ar-Raudhah, penamaan tersebut mengacu pada nama Ar-Raudhah di Masjid Nabawi, Madinah.

Setelah mengabdikan dirinya sebagai pedakwah Islam, Abah Guru Sekumpul kemudian mengalami sakit pada ginjalnya hingga harus dirawat di Rumah Sakit Mount Elizabeth, Singapura.

Setelah sepuluh hari dirawat di Singapura, pada 9 Agustus 2005, Abah Guru Sekumpul diperbolehkan pulang.

Namun, keesokan harinya, pada 10 Agustus 2005, Abah Guru Sekumpul meninggal dunia di usia 63 tahun.

Abah Guru Sekumpul dimakamkan di kompleks pemakaman keluarga di dekat Musala Ar Raudhah, Kalimantan Selatan.

Karya Selama hidupnya, selain menjadi pendakwah, Abah Guru Sekumpul juga aktif dalam kegiatan menulis.

Ia telah menghasilkan beberapa karya, yakni: Risalah Mubaraqah Manaqib Asy-Syekh As-Sayyid Muhammad bin Abdul Karim Al-Qadiri Al-Hasani As-Samman Al-Madani Ar-Risalatun Nuraniyah fi Syarhit Tawassulatis Sammaniyah Nubdzatun fi Manaqibil Imamil Masyhur bil Ustadzil a’zham Muhammad bin Ali Ba’alawy. (*)

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunkalteng.com dengan judul Haul Guru Sekumpul 2024, Persiapan Haul KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani di Martapura Kalsel

Sebagian artikel ini telah tayang di BanjarmasinPost.co.id dengan judul Prakiraan Cuaca Kalsel saat Haul Guru Sekumpul 2025, Ada Potensi Hujan, Persiapkan Hal ini

Ikuti berita populer lainnya di Google NewsChannel WA, dan Telegram.

Baca Juga

Komentar

Baca Juga