Khutbah Jumat: Rabiul Awal, Maulid, dan Keutamaan Membaca Shalawat

 

Khutbah Jumat: Rabiul Awal, Maulid, dan Keutamaan Membaca Shalawat

Rabiul Awal adalah bulan yang spesial bagi Nabi Muhammad dan juga umatnya. Pasalnya, di bulan ini Nabi akhir zaman ini dilahirkan dan menjadikan Rabiul Awal dikenal sebagai Bulan Maulid. Pada bulan ini, umat Islam di berbagai penjuru dunia memperingati dan merayakan kelahiran Nabi dengan penuh kebahagiaan dengan melantunkan shalawat kepada Nabi. Banyak keutamaan dari shalawat Nabi yang dibahas dalam materi khutbah ini.


Naskah khutbah Jumat berikut ini berjudul: “Rabiul Awal, Maulid, dan Keutamaan Membaca Shalawat”. Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat!


Khutbah I


اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ وَاسِعِ الْفَضْلِ وَالْاِحْسَانِ، وَمُضَاعِفِ الْحَسَنَاتِ لِذَوِي الْاِيْمَانِ، الْغَنِيِّ الَّذِيْ لَمْ تَزَلْ سَحَائِبُ جُوْدِهِ تَسِحُّ الْخَيْرَاتِ كُلَّ وَقْتٍ وَأَوَانٍ، العَلِيْمِ الَّذِيْ لَايَخْفَى عَلَيْهِ خَوَاطِرُ الْجَنَانِ، الْحَيِّ الْقَيُّوْمِ الَّذِيْ لَاتَغِيْضُ نَفَقَاتُهُ بِمَرِّ الدُّهُوْرِ وَالْأَزْمَانِ. أَحْمَدُهُ حَمْدًا يَفُوْقُ الْعَدَّ وَالْحُسْبَانَ، وَأَشْكُرُهُ شُكْرًا نَنَالُ بِهِ مِنْهُ مَوَاهِبَ الرِّضْوَانِ

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ دَائِمُ الْمُلْكِ وَالسُّلْطَانِ، وَمُبْرِزُ كُلِّ مَنْ سِوَاهُ مِنَ الْعَدَمِ اِلَى الْوِجْدَانِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَخِيْرَتُهُ مِنْ نَوْعِ الْاِنْسَانِ، نَبِيٌّ رَفَعَ اللهُ بِهِ الْحَقَّ حَتَّى اتَّضَحَ وَاسْتَبَانَ. َ‎اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الصِّدْقِ وَالْاِحْسَانِ. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَاِيَايَ أَوَّلاً بِتَقْوَى اللهِ تَعَالىَ وَطَاعَتِهِ بِامْتِثَالِ أَوَامِرِهِ وَاجْتِنَابِ نَوَاهِيْهِ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: إِنَّ اللهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً

 

Jamaah Jumat yang dirahmati oleh Allah ta'ala


Dalam mengawali khutbahnya, khatib berkewajiban untuk senantiasa berwasiat dan mengajak jamaah senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt yakni dengan terus berusaha menjalankan perintah Allah swt dan menjauhi larangan-Nya. Takwa ini juga menjadi wujud syukur atas dianugerahkannya nikmat agung berupa iman, Islam, dan juga nikmat-nikmat lainnya.


Dalam kehidupan di dunia ini, kita pasti menyadari bahwa Allah telah memberi nikmat yang tak akan bisa kita hitung satu persatu. Dan menjadi keniscayaan bagi kita untuk bersyukur atas nikmat ini dengan wujud syukur dalam hati, syukur melalui ucapan, dan syukur dalam tindakan kita sehari-hari. Dengan bersyukur, pasti nikmat kita akan ditambah oleh Allah dan akan mendatangkan keberkahan sebagai modal untuk menjalankan misi utama kita hidup di dunia yakni beribadah kepada Allah swt.

 

Shalawat dan salam juga harus kita sanjungkan kepada Nabi Muhammad saw, sosok agung yang telah membawa kehidupan manusia menuju kehidupan yang terang benderang dalam iman, mulia dalam peradaban, dan penuh dengan keberkahan. Jangankan kita manusia biasa, Allah dan malaikat-Nya pun bershalawat kepada Nabi Muhammad saw sebagaimana tertuang dalam Al-Qur’an surat Al-Ahzab ayat 56:

 

إِنَّ اللهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً

 

Artinya: “Sesungguhnya Allah beserta para malaikat-Nya bershalawat kepada nabi, wahai orang-orang yang beriman bershalawatlah kepada nabi serta berikan salam kepadanya.” 

 

Jamaah Jumat yang dirahmati oleh Allah ta'ala

 

Saat ini kita sudah berada di bulan Rabiul Awal yang merupakan bulan ketiga dalam sistem penanggalan Hijriah setelah bulan Muharram dan Safar. Rabiul Awal merupakan bulan yang spesial bagi Nabi Muhammad dan juga umatnya. Pasalnya, pada bulan ini lahir sosok mulia Nabi Muhammad pada hari Senin, 12 bulan Rabiul Awal tahun 571 Masehi. Momentum penting inilah yang kemudian menjadikan bulan Rabiul Awal disebut sebagai bulan Maulid. 

 

Imam As-Suyuthi dalam Husnul Maqshid fi Amalil Mawlid halaman 67-68 menjelaskan hikmah dilahirkannya Nabi Muhammad pada hari senin adalah di antaranya karena Senin merupakan hari di mana Allah menciptakan pohon. Hari Senin mengingatkan kita pada penciptaan makanan pokok, rezeki, aneka buah, dan ragam kebaikan yang menjadi logistik dan asupan manusia serta menyenangkan hati mereka.   

 

Namun perlu kita ketahui bahwa dengan dilahirkannya Nabi Muhammad di bulan Rabiul Awal maka bulan ini ikut menjadi mulia. Seandainya Nabi Muhammad saw dilahirkan pada waktu mulia yang sudah ada, niscaya banyak yang mengira bahwa Nabi Muhammad saw menjadi mulia karena dilahirkan pada waktu mulia.

 

Jamaah Jumat yang dirahmati oleh Allah ta'ala


Sebagai wujud syukur atas datangnya bulan Maulid dan kelahiran Nabi ini, maka kita dianjurkan untuk memperingati dan merayakannya. Kita harus mencontoh Nabi yang juga senantiasa memperingati kelahirannya sebagaimana disebutkan dalam hadits riwayat Muslim. 


وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ الِاثْنَيْنِ قَالَ: ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيْهِ وَيَوْمٌ بُعِثْتُ أَوْ أُنْزِلَ عَلَيَّ فِيْهِ


Artinya: “Rasulullah SAW pernah ditanya mengenai puasa di hari Senin. Lantas beliau menjawab: Itu adalah hari di mana aku dilahirkan, hari di mana aku diutus atau diturunkannya wahyu kepadaku.”


Memperingati kelahiran Nabi juga merupakan wujud syukur atas diutusnya Rasulullah ke muka bumi ini sebagai Rahmatan lil Alamin (Rahmat bagi seluruh alam semesta). Beliau adalah rahmat yang agung yang telah membawa umat manusia dari kegelapan menuju zaman yang terang benderang. Ketika mendapat anugerah ini tentu kita harus bersyukur seperti yang telah diperintahkan oleh Allah dalam Al-Qur’an:


قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوْا


Artinya: “Katakanlah (Nabi Muhammad), “Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya itu, hendaklah mereka bergembira.” (Q.S. Yunus: 58)


Wujud kegembiraan ini adalah dilaksanakannya peringatan Maulid yang di dalamnya dilakukan berbagai macam bentuk ibadah seperti membaca Al-Qur’an, dzikir, dan juga yang paling khas adalah membaca sejarah perjalanan kehidupan inspiratif dari Nabi Muhammad saw dan juga pembacaan shalawat Nabi.

 

Jamaah Jumat yang dirahmati oleh Allah ta'ala


Bershalawat kepada Nabi Muhammad merupakan ibadah yang spesial. Mengapa? Karena semua amal ibadah yang dilakukan oleh kita memiliki dua kemungkinan yakni diterima atau ditolak oleh Allah. Namun shalawat menjadi salah satu ibadah yang pasti akan diterima oleh Allah sebagaimana penjelasan Sayyid Bakri bin Sayyid Muhammad Syatha Ad-Dimyathi dalam kitab Kifayatul Atqiya halaman 48:


وَأَنَّ جَمِيعَ الْأَعْمَالِ مِنْهَا الْمَقْبُولُ وَمِنْهَا الْمَرْدُودُ إِلَّا الصَّلَاةَ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِنَّهَا مَقْطُوعٌ بِقَبُولِهَا إِكْرَامًا لَهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَحُكِيَ اتِّفَاقُ الْعُلَمَاءِ عَلَى ذَلِكَ


Artinya, “Semua amal ibadah berpotensi diterima dan ditolak Allah kecuali shalawat nabi saw karena ibadah shalawat dipastikan penerimaannya sebagai bentuk penghormatan terhadap Nabi Muhammad saw. Ijma’ ulama menghikayatkan masalah ini,” 


Nabi juga sudah menyampaikan keutamaan-keutamaan membaca shalawat seperti dalam haditsnya:


مَنْ صلَّى عَلَيَّ صلاَةً، صلَّى اللهُ عَلَيْهِ بِهَا عشْرًا


Artinya: “Barang siapa yang bershalawat kepadaku satu kali, Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali.” (HR. Muslim).


Lebih dari itu Sayyid Muhammad Al-Maliki dalam Madza fis Sya’ban, halaman 31 juga menyebutkan beberapa keutamaan bersahalawat seperti balasan dari Allah, Nabi Muhammad, dan Malaikat-Nya berupa shalawat bagi yang membaca shalawat pada Nabi. Orang yang bershalawat juga akan diangkat derajatnya oleh Allah dan beberapa kebaikannya akan ditambah serta beberapa kejelekannya akan dihapus. Bershalawat kepada Nabi juga bisa menjadi sebab hilangnya kefakiran dan dilimpahkannya beberapa kebaikan serta akan memberi manfaat bukan hanya kepada dirinya, namun juga keluarganya.

 

Jamaah Jumat yang dirahmati oleh Allah ta'ala


Demikianlah beberapa penjelasan tentang Rabiul Awal, Maulid, dan keutamaan membaca shalawat kepada Nabi Muhammad saw. Semoga kita termasuk umatnya yang senang bershalawat dan kita akan mendapatkan syafaatnya di yaumil qiyamat kelak. Amiin..


بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ هَذَا الْيَوْمِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَاِيَاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الصَّلَاةِ وَالصَّدَقَةِ وَتِلَاوَةِ الْقُرْاَنِ وَجَمِيْعِ الطَّاعَاتِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ جَمِيْعَ أَعْمَالِنَا إِنَّهُ هُوَ الْحَكِيْمُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

 

Khutbah II

 

الْحَمْدُ لِلّٰهِ حَمْدًا كَمَا أَمَرَ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، اِلٓهٌ لَمْ يَزَلْ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيْلًا. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَحَبِيْبُهُ وَخَلِيْلُهُ، أَكْرَمُ الْأَوَّلِيْنَ وَالْأَخِرِيْنَ، الْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ أٓلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ كَانَ لَهُمْ مِنَ التَّابِعِيْنَ، صَلَاةً دَائِمَةً بِدَوَامِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِيْنَ


‎أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَذَرُوْا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ. وَحَافِظُوْا عَلَى الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ وَالصَّوْمِ وَجَمِيْعِ الْمَأْمُوْرَاتِ وَالْوَاجِبَاتِ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ بِنَفْسِهِ. وَثَنَّى بِمَلَائِكَةِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ. إِنَّ اللّٰهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً


‎ َ‎اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فِيْ العَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. 


اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وِالْأَمْوَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَةً، اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ


‎عِبَادَ اللهِ، اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاءِ ذِيْ الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوْا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرُكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ


H Muhammad Faizin, Sekretaris PCNU Kabupaten Pringsewu, Lampung
 

Baca Juga

Komentar

Baca Juga