Khutbah Jumat: Keistimewaan Umat Nabi Muhammad - NU Online

 

Khutbah Jumat: Keistimewaan Umat Nabi Muhammad

Dalam Al-Qur'an, umat Rasulullah saw menyandang predikat umat terbaik. Pertanyaannya, mengapa dan dari sisi apa? Salah satunya karena mendapat tugas mulia yakni memerintah kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar. Selain itu, Rasulullah saw juga mengungkap sejumlah keistimewaan lainnya yang belum pernah diberikan kepada umat-umat sebelumnya. Apa saja keistimewaan tersebut?.


Simak dalam khutbah Jumat kali ini yang berjudul: Khutbah Jumat: Keistimewaan Umat Nabi Muhammad. Untuk mencetak silahkan klik download berwarna merah pada desktop di bagian atas naskah khutbah ini. Semoga bermanfaat!  



Khutbah I


ุฅِู†َّ ุงู„ْุญَู…ْุฏَ ู„ِู„َّู‡ِ ู†َุญْู…َุฏُู‡ُ ูˆَู†َุณْุชَุนِูŠْู†ُู‡ُ ูˆَู†َุณْุชَุบْูِุฑُู‡ُ ูˆَู†َุนُูˆْุฐُ ุจِุงู„ู„ู‡ِ ู…ِู†ْ ุดُุฑُูˆْุฑِุฃَู†ْูُุณِู†َุง ูˆَู…ِู† ุณَูŠّุฆَุงุชِ ุฃَุนْู…َุงู„ِู†َุง ู…َู†ْ ูŠَู‡ْุฏِู‡ِ ุงู„ู„ู‡ُ ูَู„ุงَ ู…ُุถِู„َّ ู„َู‡ُ ูˆَู…َู†ْ ูŠُุถْู„ِู„ْ ูَู„ุงَ ู‡َุงุฏِูŠَ ู„َู‡ُ ، ุฃَุดْู‡َุฏُ ุฃَู†ْ ู„ุงَ ุฅِู„ٰู‡َ ุฅِู„َّุง ุงู„ู„ู‡ُ ูˆَุฃَุดْู‡َุฏُ ุฃَู†َّ ู…ُุญَู…ّุฏًุง ุนَุจْุฏُู‡ُ ูˆَุฑَุณُูˆْู„ُู‡ُ، ุงَู„ู„َّู‡ُู…َّ ุตَู„ِّ ูˆَุณَู„ِّู…ْ ุนَู„َู‰ ุณَูŠِّุฏِู†َุง ู…ُุญَู…َّุฏٍ ูˆَุนَู„ู‰ ุขู„ِู‡ِ  ูˆِุฃَุตْุญَุงุจِู‡ِ ูˆَู…َู†ْ ุชَุจِุนَู‡ُู…ْ ุจِุฅِุญْุณَุงู†ٍ ุฅِู„َู‰ ูŠَูˆْู…ِ ุงู„ุฏّูŠْู†ِ 


ุฃَู…َّุง ุจَุนْุฏُ ، ูَูŠَุง ุฃَูŠُّู‡َุง ุงู„ْุญَุงุถِุฑُูˆْู†َ، ุฃُูˆْุตِูŠْูƒُู…ْ ูˆَู†َูْุณِูŠ ุจِุชَู‚ْูˆَู‰ ุงู„ู„ู‡ِ ูَู‚َุฏْ ูَุงุฒَ ุงู„ْู…ُุชَّู‚ُูˆْู†َ ، ู‚َุงู„َ ุงู„ู„ู‡ُ ุชَุนَุงู„َู‰ ูِูŠ ุงู„ْู‚ُุฑْุขู†ِ ุงู„ْูƒَุฑِูŠْู…ِ، ุฃَุนُูˆْุฐُ ุจِุงู„ู„ู‡ِ ู…ِู†َ ุงู„ุดَّูŠْุทَุงู†ِ ุงู„ุฑَّุฌِูŠْู…ِ ، ูƒُู†ْุชُู…ْ ุฎَูŠْุฑَ ุฃُู…َّุฉٍ ุฃُุฎْุฑِุฌَุชْ ู„ِู„ู†َّุงุณِ ุชَุฃْู…ُุฑُูˆู†َ ุจِุงู„ْู…َุนْุฑُูˆูِ ูˆَุชَู†ْู‡َูˆْู†َ ุนَู†ِ ุงู„ْู…ُู†ْูƒَุฑِ ูˆَุชُุคْู…ِู†ُูˆู†َ ุจِุงู„ู„َّู‡ِ ูˆَู„َูˆْ ุขู…َู†َ ุฃَู‡ْู„ُ ุงู„ْูƒِุชَุงุจِ ู„َูƒَุงู†َ ุฎَูŠْุฑًุง ู„َู‡ُู…ْ ู…ِู†ْู‡ُู…ُ ุงู„ْู…ُุคْู…ِู†ُูˆู†َ ูˆَุฃَูƒْุซَุฑُู‡ُู…ُ ุงู„ْูَุงุณِู‚ُูˆู†َ، ุตَุฏَู‚َ ุงู„ู„ู‡ُ ุงู„ْุนَุธِูŠْู…ُ


Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah, 
 

Puji dan syukur marilah kita panjatkan ke hadirat Allah swt. Alhamdulillah, berkat limpahan rahmat dan inayah-Nya, kita masih mendapatkan nikmat iman, Islam, sehat, panjang umur, dan juga nikmat kekuatan, sehingga hati kita masih terpanggil menjalankan perintah Allah, dan  bersimpuh di tempat yang insya Allah penuh berkah ini.  


Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Baginda Alam, Nabi Besar Muhammad saw beserta keluarga dan para sahabatnya, hingga kepada kita yang senantiasa berharap ridha dan syafaatnya pada hari kiamat.   


Melalui mimbar yang mulia ini, khatib selalu berpesan kepada diri khatib pribadi khususnya dan kepada jamaah Jumat sekalian, marilah kita sama-sama meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt. Sebab, hanya iman dan takwa yang menjadi benteng keselamatan diri di dunia maupun di akhirat  kelak.  


Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah,


Kita mungkin tak asing lagi dengan petikan ayat yang menyebutkan, “Kalian adalah umat terbaik,” yang diungkap dalam surah Ali ‘Imran ayat 110:


ูƒُู†ْุชُู…ْ ุฎَูŠْุฑَ ุฃُู…َّุฉٍ ุฃُุฎْุฑِุฌَุชْ ู„ِู„ู†َّุงุณِ ุชَุฃْู…ُุฑُูˆู†َ ุจِุงู„ْู…َุนْุฑُูˆูِ ูˆَุชَู†ْู‡َูˆْู†َ ุนَู†ِ ุงู„ْู…ُู†ْูƒَุฑِ ูˆَุชُุคْู…ِู†ُูˆู†َ ุจِุงู„ู„َّู‡ِ 


Artinya: “Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang ma'ruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah,” (QS Ali ‘Imran [3]: 110). 


Dengan jelas, ayat itu ditujukan kepada umat Rasulullah saw. Bahkan ayat ini dikuatkan dengan sabda Rasulullah saw: 


ูˆَุฌُุนِู„َุชْ ุฃُู…َّุชِูŠ ุฎَูŠْุฑَ ุงู„ุฃُู…َู…ِ 


Artinya: “Umatku dijadikan sebagai umat terbaik,” (HR. Ahmad). 


Pertanyaannya kemudian, menyadarikah kita sebagai umat terbaik? Lantas di manakah sisi terbaik dan keistimewaannya? 


Jika menilik lanjutan ayat ini, maka kriteria umat terbaik, selain beriman kepada Allah, adalah memiliki kewajiban amar ma‘ruf-nahyi munkar, alias memerintah kebaikan dan melarang keburukan, yang dilekatkan kepada umat Nabi Muhammad. Andai umat terdahulu beriman, serta amar ma‘ruf-nahyi munkar, niscaya mereka pun lebih baik dari umat Rasulullah saw.  


Dalam Tafsir ath-Thabari, jilid 5, hal. 673 dijelaskan bahwa jika kita lepas dari ciri-ciri tersebut, label umat terbaik bisa saja lepas dari diri kita. Bahkan, bukan mustahil bila kita jadi umat yang sebaliknya. Demikian jika kita berkaca kepada ayat ini dan sebagian tafsirnya. Meski demikian, kita tak perlu kecil hati. Tetaplah berusaha mempertahankan keimanan, menunaikan amar ma‘ruf-nahyi munkar, sesuai kemampuan dan kapasitas masing-masing. 


Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah,


Di samping itu, Rasulullah saw juga telah mengabarkan kepada kita sejumlah keistimewaan yang hanya diberikan kepada umatnya. Antara lain sebagaimana yang diungkap hadits berikut ini: 


ุฃُุนْุทِูŠَุชْ ุฃُู…َّุชِูŠ ุซَู„َุงุซًุง ู„َู…ْ ุชُุนْุทَ ุฅِู„َّุง ุงู„ْุฃู†ْุจِูŠَุงุกَ 


Artinya: “Umatku telah diberi tiga perkara yang tidak diberikan kecuali kepada para nabi saja." (HR. at-Tirmidzi).  


Lanjutan hadits ini menyebutkan bahwa keistimewaan umat Nabi Muhammad adalah: pertama, perintah Allah untuk berdoa, sekaligus jaminan dikabulkannya. 


 ุงُุฏْุนُูˆْู†ِูŠ ุฃَุณْุชَุฌِุจْ ู„َูƒُู…ْ 


Artinya: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagi kalian,” (QS. al-Mu’min [40]: 60).


Berbeda dengan umat terdahulu. Yang diperintah berdoa dan dijamin pengabulannya hanyalah nabinya saja. 


Kedua, pernyataan Allah bahwa Dzat-Nya tidak menjadikan suatu kesempitan dalam agama. Dahulu pernyataan itu hanya ditujukan kepada para nabi-Nya, sedangkan sekarang ditujukan kepada umat Rasulullah saw secara umum: 


ูˆَู…َุง ุฌَุนَู„َ ุนَู„َูŠْูƒُู…ْ ูِูŠ ุงู„ุฏِّูŠู†ِ ู…ِู†ْ ุญَุฑَุฌٍ


Artinya: “Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kalian dalam agama suatu kesempitan,” (QS. al-Hajj [22]: 78). 


Ketiga, pernyataan Allah yang menyatakan bahwa umat Rasulullah saw dijadikan umat pilihan sekaligus saksi bagi manusia yang lain. Sementara dulu, Allah hanya menjadikan saksi dari kalangan nabi-Nya saja.   
 

ูˆَูƒَุฐَู„ِูƒَ ุฌَุนَู„ْู†َุงูƒُู…ْ ุฃُู…َّุฉً ูˆَุณَุทًุง ู„ِุชَูƒُูˆู†ُูˆุง ุดُู‡َุฏَุงุกَ ุนَู„َู‰ ุงู„ู†َّุงุณِ ูˆَูŠَูƒُูˆู†َ ุงู„ุฑَّุณُูˆู„ُ ุนَู„َูŠْูƒُู…ْ ุดَู‡ِูŠุฏًุง


Artinya: “Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kalian (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kalian menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kalian,” (QS. al-Baqarah [2]: 143). 


Keempat, kalimat istirja‘ yaitu innรขlillรขhi wainnรข ilaihi rรขji‘un ketika datang musibah. Hal ini sesuai dengan hadits Rasulullah saw yang artinya: “Umatku diberi sesuatu yang belum pernah diberikan kepada yang lain. Nabi Dawud  as pun hanya mengucap ‘Ya asafi’ (Menyesal sekali!) ketika mendapat musibah. Sementara umatku diberi perintah untuk mengucap innรขlillรขhi wainnรข ilaihi rรขji‘un.” Keutamaannya pun sangat besar. “Siapa saja yang mengucap istirja‘, maka Allah akan menambal musibahnya, memperbaiki kehidupan akhiratnya, dan memberi pengganti yang lebih baik dan diridainya.” (HR. ath-Thabrani).  


Kelima, perintah bershalawat. Hal ini seperti yang disampaikan Rasulullah saw kepada Abu Thalhah usai kedatangan malaikat Jibril dalam hadits yang artinya: “Baru saja Jibril beranjak dari sisiku. Ia mengabariku tentang keutamaan umatku. Disampaikannya, ‘Hai Muhammad, siapa saja yang bershalawat kepadamu, maka Allah akan mencatat untuknya sepuluh kebaikan, menghapus sepuluh keburukan, dan mengangkat sepuluh derajat,’” (HR. Ibnu Ja‘d). 


Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah,


Keistimewaan berikutnya diungkap dalam hadits Ramadhan yang diriwayatkan oleh al-Baihaqi dari Abu Hurairah berikut ini.  
  

ุฃُุนْุทِูŠَุชْ ุฃُู…َّุชِูŠ ูِูŠ ุดَู‡ْุฑِ ุฑَู…َุถَุงู†َ ุฎَู…ْุณًุง ู„َู…ْ ูŠُุนْุทَู‡ُู†َّ ู†َุจِูŠٌّ ู‚َุจْู„ِูŠ 

Artinya: “Umatku diberi lima perkara pada bulan suci Ramadhan yang belum diberikan kepada seorang nabi pun sebelumku.” 

Al-Mundziri dalam Kitab at-Targhib wat-Tarhib jilid II halaman 56 menjelaskan bahwa lima keistimewaan dimaksud menurut lanjutan hadits tersebut adalah: (1) dipandang dan diperhatikan Allah swt dengan pandangan rahmat. Sementara, siapa saja yang dipandang oleh Allah, maka akan diselamatkan dari siksa neraka selama-lamanya; (2) bau mulut mereka dianggap lebih wangi di sisi Allah ketimbang minyak kesturi; (3) dimintakan ampunan oleh para malaikat; (4) didandaninya surga dan dipersiapkan sebagai balasan mereka; dan (5) janji ampunan Allah di malam terakhir Ramadhan.    


Hadirin sekalian, itulah sejumlah keistimewaan Nabi saw yang belum pernah diberikan kepada umat-umat sebelumnya. Semoga kita diberi kekuatan untuk mempertahankan dan menyandang predikat umat terbaik di sisi Allah dan di akhirat kelak kita meraih balasan surga indah dari-Nya. Amin ya rabbal alamin.    
 

ุจَุงุฑَูƒَ ุงู„ู„ู‡ُ ู„ِูŠْ ูˆَู„َูƒُู…ْ ูِูŠ ุงู„ْู‚ُุฑْุขู†ِ ุงู„ْุนَุธِูŠْู…ِ، ูˆَู†َูَุนَู†ِูŠْ ูˆَุฅِูŠَّุงูƒُู…ْ ุจِู…َุง ูِูŠْู‡ِ ู…ِู†َ ุงْู„ุขูŠَุงุชِ ูˆَุงู„ุฐِّูƒْุฑِุงู„ْุญَูƒِูŠْู…ِ، ูˆَุชَู‚َุจَّู„َ ุงู„ู„ู‡ُ ู…ِู†ِّูŠْ ูˆَู…ِู†ْูƒُู…ْ ุชِู„ุงَูˆَุชَู‡ُ، ุฅِู†َّู‡ُ ู‡ُูˆَ ุงู„ุณَّู…ِูŠْุนُ ุงู„ْุนَู„ِูŠْู…ُ، ุฃَู‚ُูˆْู„ُ ู‚َูˆْู„ِูŠْ ู‡َุฐَุง ูˆَุฃَุณْุชَุบْูِุฑُ ุงู„ู„ู‡َ ุงู„ْุนَุธِูŠْู…َ ู„ِูŠْ ูˆَู„َูƒُู…ْ ูˆَู„ِุณَุงุฆِุฑِ ุงู„ْู…ُุณْู„ِู…ِูŠْู†َ ูˆَุงู„ْู…ُุณْู„ِู…َุงุชِ ูَุงุณْุชَุบْูِุฑُูˆْู‡ُ ุฅِู†ّู‡ُ ู‡ُูˆَ ุงู„ْุบَูُูˆْุฑُ ุงู„ุฑّุญِูŠْู…ُ


Khutbah II 


ุงَู„ْุญَู…ْุฏُ ู„ِู„َّู‡ِ ุงู„َّุฐِูŠْ ุฃَู…َุฑَู†َุง ุจِุงْู„ุงِุชِّุญَุงุฏِ ูˆَุงْู„ุงِุนْุชِุตَุงู…ِ ุจِุญَุจْู„ِ ุงู„ู„ู‡ِ ุงู„ْู…َุชِูŠْู†ِ. ุฃَุดْู‡َุฏُ ุฃَู†ْ ู„ุงَ ุฅِู„ٰู‡َ ุฅِู„ุงَّ ุงู„ู„ู‡ُ ูˆَุญْุฏَู‡ُ ู„ุงَุดَุฑِูŠْูƒَ ู„َู‡ُ، ุฅِูŠَّุงู‡ُ ู†َุนْุจُุฏُ ูˆَุฅِูŠَّุงُู‡ ู†َุณْุชَุนِูŠْู†ُ. ูˆَุฃَุดْู‡َุฏُ ุฃَู†َّ ู…ُุญَู…َّุฏًุง ุนَุจْุฏُู‡ُ ูˆَุฑَุณُูˆْู„ُู‡ُ، ุงَู„ْู…َุจْุนُูˆْุซُ ุฑَุญْู…َุฉً ู„ِู„ْุนَุงู„َู…ِูŠْู†َ .ุงَู„ู„َّู‡ُู…َّ ุตَู„ِّ ูˆَุณَู„ِّู…ْ ุนَู„َู‰ ุณَูŠِّุฏِู†َุง ู…ُุญَู…َّุฏٍ ูˆَุนَู„ู‰ ุขู„ِู‡ِ  ูˆِุฃَุตْุญَุงุจِู‡ِ ูˆَู…َู†ْ ุชَุจِุนَู‡ُู…ْ ุจِุฅِุญْุณَุงู†ٍ ุฅِู„َู‰ ูŠَูˆْู…ِ ุงู„ุฏّูŠْู†ِ. ูَูŠَุง ุฃَูŠُّู‡َุง ุงู„ْุญَุงุถِุฑُูˆْู†َ، ุงِุชَّู‚ُูˆุง ุงู„ู„ู‡َ ู…َุง ุงุณْุชَุทَุนْุชُู…ْ ูˆَุณَุงุฑِุนُูˆْุง ุฅِู„َู‰ ู…َุบْูِุฑَุฉِ ุฑَุจِّ ุงู„ْุนَุงู„َู…ِูŠْู†َ. ุฅِู†َّ ุงู„ู„ู‡َ ูˆَู…َู„ุงَุฆِูƒَุชَู‡ُ ูŠُุตَู„ُّูˆْู†َ ุนَู„َู‰ ุงู„ู†َّุจِูŠِّ، ูŠَุงุฃَูŠُّู‡ุงَ ุงู„َّุฐِูŠْู†َ ุกَุงู…َู†ُูˆْุง ุตَู„ُّูˆْุง ุนَู„َูŠْู‡ِ ูˆَุณَู„ِّู…ُูˆْุง ุชَุณْู„ِูŠْู…ًุง . ุงู„ู„ّٰู‡ُู…َّ ุตَู„ِّ ูˆَุณَู„ِّู…ْ ุนَู„َู‰ ุณَูŠِّุฏِู†َุง ู…ُุญَู…َّุฏٍ، ูˆَุนَู„َู‰ ุงٰู„ِู‡ِ ูˆَุตَุญْุจِู‡ِ ุฃَุฌْู…َุนِูŠْู†َ


ุงَู„ู„َّู‡ُู…َّ ุงุบْูِุฑْ ู„ِู„ْู…ُุคْู…ِู†ِูŠْู†َ ูˆَุงู„ْู…ُุคْู…ِู†َุงุชِ ูˆَุงู„ْู…ُุณْู„ِู…ِูŠْู†َ ูˆَ ุงู„ْู…ُุณْู„ِู…َุงุชِ ุงَู„ุงَุญْูŠَุงุกِ ู…ِู†ْู‡ُู…ْ ูˆَุงู„ْุงَู…ْูˆَุงุชْ ุฅِู†َّูƒَ ุณَู…ِูŠْุนٌ ู‚َุฑِูŠْุจٌ ู…ُุฌِูŠْุจُ ุงู„ุฏَّุนَูˆَุงุชِ ูˆَูŠَุง ู‚َุงุถِูŠَ ุงู„ْุญَุงุฌَุงุชِ ุจِุฑَุญْู…َุชِูƒَ ูŠَุง ุงَุฑْุญَู…َ ุงู„ุฑَّุญِู…ِูŠْู† ، ุงَู„ู„ّٰู‡ُู…َّ ุงุบْูِุฑْู„َู†َุง ูˆَู„ِูˆَุงู„ِุฏَูŠْู†َุง ูˆَุงุฑْุญَู…ْู‡ُู…َุง ูƒَู…َุง ุฑَุจَّูŠَุงู†َุง ุตِุบَุงุฑًุง، ุงَู„ู„ّู‡ُู…َّ ุฅِู†َّุง ู†َุณْุฃَู„ُูƒَ ุฅِูŠْู…َุงู†ًุง ูƒَุงู…ِู„ุงً ูˆَูŠَู‚ِูŠْู†ًุง ุตَุงุฏِู‚ًุง ูˆَุฑِุฒْู‚ًุง ูˆَุงุณِุนًุง ูˆَู‚َู„ْุจًุง ุฎَุงุดِุนًุง ูˆَู„ِุณَุงู†ًุง ุฐَุงูƒِุฑًุง ูˆَุญَู„ุงَู„ุงً ุทَูŠِّุจًุง ูˆَุชَูˆْุจَุฉً ู†َุตُูˆْุญًุง. ุงَู„ู„ّู‡ُู…َّ ุฅِู†َّุง ู†َุณْุฃَู„ُูƒَ ู…ُูˆْุฌِุจَุงุชِ ุฑَุญْู…َุชِูƒَ ูˆَุนَุฒَุงุฆِู…َ ู…َุบْูِุฑَุชِูƒَ ูˆَุงู„ุณَّู„ุงَู…َุฉَ ู…ِู†ْ ูƒُู„ِّ ุฅِุซْู…ٍ ูˆَุงู„ْุบَู†ِูŠْู…َุฉَ ู…ِู†ْ ูƒُู„ِّ ุจِุฑٍّ ูˆَุงู„ْูَูˆْุฒَ ุจِุงู„ْุฌَู†َّุฉِ ูˆَุงู„ู†َّุฌَุงุฉَ ู…ِู†َ ุงู„ู†َّุงุฑِ. ุงู„ู„ّู‡ُู…َّ ู‚َู†ِّุนْู†َุง ุจِู…َุง ุฑَุฒَู‚ْุชَู†َุง ูˆَุจَุงุฑِูƒْ ู„َู†َุง ูِูŠْู…َุง ุฃَุนْุทَูŠْุชَู†َุง ูˆَุงุฎْู„ُูْ ุนَู„َูŠْู†َุง ูƒُู„َّ ุบَุงุฆِุจَุฉٍ ู„َู†َุง ู…ِู†ْูƒَ ุจِุฎَูŠْุฑٍ ุจِุฑَุญْู…َุชِูƒَ ูŠุข ุฃَุฑْุญَู…َ ุงู„ุฑَّุงุญِู…ِูŠْู†َ ، ุฑَุจَّู†َุง ุขุชِู†َุง ูِูŠ ุงู„ุฏُّู†ْูŠَุง ุญَุณَู†َุฉً ูˆَูِูŠ ุงู„ْุขุฎِุฑَุฉِ ุญَุณَู†َุฉً ูˆَู‚ِู†َุง ุนَุฐَุงุจَ ุงู„ู†َّุงุฑِ


ุนِุจَุงุฏَ ุงู„ู„ู‡ِ، ุฅِู†َّ ุงู„ู„ู‡َ ูŠَุฃْู…ُุฑُ ุจِุงู„ْุนَุฏْู„ِ ูˆَุงْู„ุฅِุญْุณَุงู†ِ ูˆَุฅِูŠุชَุขุฆِ ุฐِูŠ ุงู„ْู‚ُุฑْุจَู‰ ูˆَูŠَู†ْู‡َู‰ ุนَู†ِ ุงู„ْูَุญْุดَุขุกِ ูˆَุงู„ْู…ُู†ูƒَุฑِ ูˆَุงู„ْุจَุบْูŠِ ูŠَุนِุธُูƒُู…ْ ู„َุนَู„َّูƒُู…ْ ุชَุฐَูƒَّุฑُูˆْู†َ. ูَุงุฐْูƒُุฑُูˆุง ุงู„ู„ู‡َ ุงู„ْุนَุธِูŠْู…َ ูŠَุฐْูƒُุฑْูƒُู…ْ ูˆَุงุฏْุนُูˆْู‡ُ ูŠَุณْุชَุฌِุจْ ู„َูƒُู…ْ ูˆَู„َุฐِูƒْุฑُ ุงู„ู„ู‡ِ ุฃَูƒْุจَุฑُ


Ustadz M. Tatam Wijaya, Penyuluh dan Petugas KUA Sukanagara-Cianjur, Jawa Barat

Baca Juga

Komentar

Baca Juga