Cara Menyenangkan Belajar Bahasa Arab Gunakan Lego - Sanadmedia

 

Cara Menyenangkan Belajar Bahasa Arab Gunakan Lego

.

Datang dari sudut pinggiran kota Cairo, Ghada Wali, seorang desainer grafis perdagangan, memperkenalkan inovasi tulisan Arab dengan menarik dan berani. Menggunakan balok-balok Lego sebagai tumpuan inspirasinya, ia merancang konsep desain setiap huruf dalam aksara Arab.

Di samping mencetak gambar-gambar dalam bentuk bucklet bagi anak-anak, upaya pengenalan ini juga ditujukan kepada pelajar tingkat awal dan penutur bahasa asing.  Dengan ciri khas pembedaan warna, setiap huruf Arab dijelaskan melalui bunyi, bentuk dan kata-kata berikut fungsinya, sehingga mereka dapat membangun dan menyusun rangkaian kata sendiri.

Berkat ide cemerlangnya, Ghada Wali telah meraup banyak penghargaan. Let’s Play—studionya sendiri—terpilih sebagai salah satu dari 100 karya desain grafis terbaik di dunia oleh Society of Typographic Arts di Chicago tahun 2016. Ia juga memenangkan kompetisi Granshan di Munich. Serta ditampilkan di banyak forum, baik platform lokal maupun global.

Pada 2017, ia memberikan materi TED Talk di Arusha, Tanzania, dan pada tahun yang sama berbicara di World Youth Forum di Sharm el-Sheikh. Tahun berikutnya dia membawa misinya ke UNESCO pada Hari Bahasa Arab Sedunia.

"Saya ingin memperkenalkan bahasa Arab kepada pelajar muda, penutur asing, dan untuk membantu pengungsi berintegrasi ke dalam masyarakat tuan rumah mereka, tetapi juga untuk pemuda di wilayah MENA (Middle East and North Africa) dan yang tinggal di luar negeri.” seperti dilansir Middle East Eyes (12/10).

Memecahkan Teka Teki

Berharap menemukan kenyamanan dalam aksara Arab, dia pergi ke perpustakaan utama di Florence untuk menemukan buku-buku karya penulis Mesir, Naguib Mahfouz atau penyair Suriah, Nizar Qabbani.

Tapi yang dia temukan justru buku-buku tentang terorisme di Arab dan Timur Tengah.

"Saya berpikir, bagaimana saya bisa menghentikan dunia dari melihat kita sebagai kejahatan, sebagai teroris di planet ini, dan mulai menganggap kita setara, sesama manusia?" Kata Wali dalam TED Talk-nya.

Saat itu, Wali sedang berbagi flat di Florence dengan adik perempuannya yang telah dikirimi sekotak besar Lego untuk proyek kerja multimedia. "Ketika saya melihat Lego, saya mengalami momen yang sangat menyenangkan, dan ide di balik 'Let's Play' lahir." Kemudian potongan teka-teki itu mulai menyatu.

Ghada Wali Bukan Satu-satunya

Wali bukan satu-satunya yang memperkenalkan bentuk huruf Arab yang berbeda kepada pelajar baru.

Hala Gharib, ibu dua anak dan pemilik perusahaan mainan online Alaabi (artinya "Mainan Saya" dalam bahasa Arab), prihatin dengan kurangnya produk pendidikan berkualitas dalam bahasa Arab bahkan sebelum dia memulai keluarganya.

Dia melihat bahwa "alat belajar dalam bahasa Arab tampak kuno dibandingkan dengan bahasa lain" dan memutuskan untuk merancangnya sendiri. Mainan pertamanya adalah papan suara Arab “menggunakan huruf alfabet berwarna-warni dan tebal”.

Seperti Wali, Gharib mengatakan bukan hanya anak-anak yang didesain untuk produknya. Balok-balok huruf Arab telah populer di kalangan pelajar dewasa, terapis wicara, dan pekerja sosial di kamp pengungsi Suriah di Yunani.

Saussan Khalil, direktur Kalamna, (artinya "Kata-Kata Kami" dalam bahasa Arab) sebuah program pengajaran bahasa Arab lisan melalui fonik untuk orang dewasa dan anak-anak, menyambut baik semua cara untuk mengajar bahasa Arab melalui permainan.

Khalil, yang juga seorang guru bahasa Arab senior di Universitas Cambridge berkata: “Tentu saja belajar melalui permainan itu penting, terutama di tahun-tahun awal, dan bahkan untuk orang dewasa.

Di Universitas Cambridge kami memiliki Profesor Permainan Lego pertama di dunia, jadi ini menunjukkan tidak hanya pentingnya belajar melalui permainan, tetapi juga penerapan Lego dalam berbagai cara untuk meningkatkan proses belajar.

Baca Juga

Komentar

Baca Juga