Karamah Habib Sholeh Tanggul: Bisa Pindahkan 4nus Anak Raja | Halaman Lengkap

 

Karamah Habib Sholeh Tanggul: Bisa Pindahkan 4nus Anak Raja | Halaman Lengkap

Habib Sholeh Tanggul. Foto/Istimewa

JEMBER 

-

Habib Sholeh Tanggul 

adalah seorang ulama yang menghabiskan masa dakwahnya di Tanggul, Jember, Jawa Timur. Ia dipercaya sebagai keturunan ke-39 Rasulullah dari Hadramaut, Yaman, yang hijrah ke tanah Jawa pada sekitar 1920-an.

Kemudian dia menetap di Jember hingga akhir hayatnya. Habib Sholeh Tanggul dikenal sebagai ulama yang dermawan dan memiliki banyak karamah, atau anugerah di luar akal dan kemampuan manusia yang biasanya terjadi pada seseorang wali.

Kewaliannya telah mencapai tingkatan Qutub, yakni pemimpin dan pemuka bagi para aulia di masanya.Habib Abdul Qadir bin Ahmad bin Abdurrahman Assegaf pernah berkata bahwa doanya selalu terkabul dan orang yang sangat dicintai dan disegani.

Habib Sholeh hijrah ke Indonesia pada usia 26 tahun dan menetap hingga wafat di wilayah Kecamatan Tanggul, KabupatenJember, Jawa Timur. Itulah mengapa beliau terkenal dengan nama Habib Sholeh Tanggul.

Baca Juga

Kisah Hidup Gajah Mada: Pemberontakan Sadeng Pembuka Jalan Jadi Pejabat Majapahit

Sebagaimana para auliya kekasih Allah, Habib Sholeh memiliki kekeramatan atau karamah yang luar biasa. Banyak kisah karamah Habib Sholeh Tanggul yang masyhur di kalangan masyarakat.

Salah satunya ketika beliau menyembuhkan putra Raja Arab Saudi yang memiliki keterbatasan fisik alias cacat sejak lahir. Peristiwa ini terjadi di masa Al-Imam Al'Arifbillah Al Habib Alwi bin Abbas Al-Maliki yang saat itu masih menjabat sebagai penasihat Kerajaan Arab Saudi.

Habib Alwi ialah ayahanda dari ulama besar Sayyid Muhammad bin Alwi Al-Maliki yang dikenal memiliki banyak murid asal Indonesia. Bahwa ketika itu, sang raja memiliki anak yang cacat sejak lahir di mana anak itu tidak memiliki lubang dubur sebagaimana manusia normal.

Lubang duburnya justru ada di pinggang sehingga ia buang air besar secara tidak normal. Sang raja sudah mengobati anaknya ke mana-mana namun tak kunjung sembuh. Hingga akhirnya

Habib Alwi bin Abbas Al-Maliki selaku penasihat raja memberi saran untuk mengundang Habib Sholeh Tanggul. ”Di Indonesia ada Habib keramat bernama Al Habib Sholeh bin Muhsin Al-Hamid Tanggul, undang beliau,” saran Habib Alwi kepada raja.

Baca Juga

Kisah Abah Guru Sekumpul Bertemu Nabi Muhammad SAW saat Ziarah di Madinah

Tanpa pikir panjang raja pun mengirim utusannya untuk mengundang Habib Sholeh Tanggul. Singkat cerita, Habib Sholeh pun tiba di Arab Saudi memenuhi undangan itu. Sang raja lantas menyiapkan jamuan besar-besaran untuk menyambut Habib Sholeh.

Habib Alwi pun menyambut Habib Sholeh dengan hangat hingga keduanya terlibat obrolan akrab layaknya kawan lama yang lama tidak bertemu. Pada saat bersamaan, anak raja yang cacat tadi rupanya sedang duduk di kursi.

Tak berselang lama, Habib Sholeh menghampiri anak itu dan ditepuk bagian belakangnya seraya berkata; "Bikher ente, bikher ente, Insya Allah bikher," begitulah kata Habib Sholeh.

Setelah berucap seperti itu, Habib Sholeh lantas berkata kepada Habib Alwi Al Maliki; ”Ayo Habib kita pergi dari sini. Ana ingin ke tempat antum," katanya.

Raja Arab yang mendengarnya langsung ikut nimbrung. "Ya Habib Alwi. Inikah yang antum bilang habib keramat? Wala salam, wala kalam, wala ngobatin masak sudah mau pergi begitu saja," celetuk raja tanpa sedikitpun ditanggapi Habib Sholeh.

Tak lama kemudian tiba-tiba saja si anak yang duduk di kursi tadi berteriak mengucapkan kalimat takbir. ”Allahuakbar,Allahuakbar,”. Rupanya anak itu kaget kegirangan lantaran lubang yang ada di pinggangnya sudah tertutup dan pindah ke belakang sebagaimana dubur manusia.

”Oh iya, tadi belakang saya di tepuk-tepuk oleh Habib Sholeh," ujar anak itu.

Sontak raja ikut bahagia dan akhirnya baru mempercayai kekeramatan Habib Sholeh. Ia lalu menawarkan satu peti berisi emas sebagai hadiah untuk Habib Sholeh Tanggul. ”Ya Habib Sholeh, ini ada emas satu peti untukmu," ucap raja.

“Simpan saja emasmu. Ana lebih kaya dari antum. Kalau perlu ana yang kasih antum," jawab Habib Sholeh.

Masih tak menyerah raja kemudian mengajukan penawaran lagi kepada Habib Sholeh sebagai bentuk terima kasih. “Ya Habib Sholeh, ana punya anak perempuan, kalau mau putri ana akan ana nikahkan dengan antum dan antum ana beri jabatan tinggi di sini,” timpal raja lagi.

“Simpan saja putri antum. Ana punya Syarifah di rumah. Ana enggak butuh jabatan dari antum, ana udah punya jabatan dari Allah Subhanahu wa Ta'ala,”

Akhirnya Habib Sholeh dibisiki oleh Habib Alwi Al Maliki; “Ya Habib Sholeh, kita punya keluarga di Hadramaut banyak yang susah. Ambil saja itu terus kita bagi-bagikan di Hadramaut," kata Habib Alwi.

Dari situlah awal mula Habib Sholeh Tanggul di Hadramaut, Yaman dikenal sebagai habib paling kaya di Indonesia karena kedermawanannya yang luar biasa.

”Hadza minSholeh Tanggul,minSholeh Tanggul (Ini dari Sholeh Tanggul, dari Sholeh Tanggul),” demikian kalimat yang disampaikan kala emas dan uang itu dibagi-bagikan di Hadramaut.

Habib Sholeh Tanggul wafat pada 8 Syawal 1396 Hijriah bertepatan pada tahun 1976 Masehi. Namun ada perbedaan pendapat mengenai usia beliau. Ada yang menyebut wafat pada usia 86 tahun, ada juga yang berpendapat 81 tahun.

Habib Sholeh dimakamkan pada hari Ahad 9 Syawal ba'da sholat zhuhur. Saat itu, prosesi sholat jenazah dilakukan beberapa kali, lantaran banyaknya peziarah yang datang. Makam Habib Sholeh Tanggul sendiri terletak persis di samping Masjid Riyadhus Sholihin, Tanggul, Jember.

Dari banyak referensi tentang karamah beliau, penulis sengaja mengambil kisahnya dari Managib Habib Sholeh bin Muhsin Al-Hamid yang ditulis Shohibul Fadhilah Sayyidiy Al-Habib Muhammad Rafiq Al-Kaff yang dipublish pada 6 Juli 2017.

Dalam Managib tersebut diceritakan beberapa karomah dan perjalanan dakwah Habib Sholeh bin Muhsin Al Hamid. Habib Sholeh lahir di Korbah Ba Karman, Wadi ‘Amd, sebuah desa di Hadramaut, Yaman, pada tahun 1313 Hijriyah.

Ayah beliau Habib Muhsin bin Ahmad Al-Hamid terkenal dengan sebutan Al-Bakry Al-Hamid, ulama yang sangat dihormati. Ibundanya seorang wanita salehah bernama ‘Aisyah, dari keluarga Al-Abud Ba Umar dari Masyaikh Al-‘Amudi.

Beliau mempelajari Alquran dari seorang guru bernama Syaikh Said Ba Mudhij, di Wadi ‘Amd. Sedangkan ilmu fiqih dan tasawuf beliau pelajari dari ayahnya Al-Habib Muhsin bin Ahmad Al-Hamid.

Pada usia 26 tahun, bertepatan tahun 1921 Masehi, Al-Habib Sholeh meninggalkan Hadramaut dan hijrah ke Indonesia ditemani Syeikh Fadli Sholeh Salim bin Ahmad Al-Asykariy. Setibanya di Indonesia, beliau singgah di Jakarta beberapa hari.

Mendengar kedatangan Habib Sholeh, sepupu beliau Habib Muhsin bin Abdullah Al-Hamid, meminta Habib Sholeh untuk tinggal sementara di kediamannya di Kota Lumajang. Setelah menetap beberapa hari, beliau pindah ke Tanggul, Jember, Jawa Timur.

Sebelum memulai dakwahnya di Jember, Habib Sholeh pernah mengasingkan diri lebih dari tiga tahun. Beliau berkhalwat dengan membaca Alqur’an, bersalawat dan berdzikir. Guru besarnya Al-Imam Al-Qutub Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf.

Sesampainya di rumah Al-Habib Abubakar, Habib Sholeh mendapat mandat dan ijazah dengan memakaikan jubah imamah dan sorban hijau dari gurunya sebagai pertanda kewalian quthb (kutub) yang akan diembannya.

Setelah itu, Habib Sholeh mendapat isyarat untuk datang ke Makkah dan Madinah. Usai berziarah ke makam Nabi Muhammad SAW, beliau kembali ke Indonesia untuk berdakwah.

Dakwah Habib Sholeh diawalinya dengan membangun musala di tempat kediamannya. Habib Sholeh mengisinya dengan salat berjamaah dan menghidupkan Quran antara magrib dan Isya. Beliau juga memberi tausiyah dan pengajian yang membahas seputar ilmu syariat dan ilmu fiqih.

Setiap selesai salat Ashar, beliau membacakan kitab An-Nashaihud Dinniyah, karangan Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad, yang diuraikannya ke dalam bahasa keseharian masyarakat sekitar, yakni bahasa Madura.

Beberapa tahun kemudian, beliau mendapat hadiah sebidang tanah dari seorang Muhibbin (orang yang mencintai anak cucu keturunan Rasulullah SAW) yakni Haji Abdur Rasyid. Di atas tanah inilah beliau membangun masjid yang diberi nama Masjid Riyadus Shalihin.

Dakwah dan kegiatan keagamaan pun kian hidup setelah masjid ini berdiri. Selain berdakwah di masjid, Habib Sholeh dalam kesehariannya, selalu melapangkan orang susah. Membantu orang-orang yang dililit utang, membantu fakir dan anak yatim.

Jika beliau melihat gadis dan pemuda yang belum kawin, beliau mencarikan pasangan hidup dengan menawarkan seorang calon. Pernah pula dalam sehari beliau mendamaikan dua atau tiga orang yang bertikai.

Dalam kehidupan bermasyarakat, Habib Sholeh tercatat sebagai pemberi semangat dengan meletakkan batu pertama pembangunan Rumah Sakit Islam Surabaya. Beliau dikenal karena akhlaknya yang mulia, tidak pernah menyakiti hati orang lain.

Lihat Juga: 3 Alasan yang Membuat Arab Saudi Bermusuhan dengan Iran

(ams)

Komentar

Baca Juga

Postingan Populer

Intip Momen Kapten Timnas Indonesia U-23 Rizky Ridho Jadi Imam Sholat Sebelum Pertandingan Piala Asia 2024 | Hijrah - Okezone

Kisah Masuknya Islam ke Uzbekistan, Negara yang Kalahkan Timnas Indonesia U-23 di Piala Asia 2024 | Serba serbi muslim - Okezone

Viral Ratusan Santri Nobar Timnas Indonesia U-23 Sambil Sholawatan, Netizen: Jalur Langit | Serba serbi muslim - Okezone

Viral Suporter Timnas Indonesia U-23 Jalur Langit, Nonton Sambil Dzikir Pegang Tasbih | Serba serbi muslim - Okezone