Khutbah Jumat: Menanam Pohon Demi Kehidupan yang Lebih Sehat
Masalah lingkungan hari ini menjadi topik global yang selalu digaungkan sebagai peringatan serius dan menjadi perhatian bersama. Begitu juga di Indonesia sudah banyak pihak yang mempunyai fokus di bidang ini, termasuk ormas-ormas keagamaan itu sendiri. Sebab masalah ini jika dibiarkan begitu saja maka akibat yang ditanggung akan menimpa kepada seluruh pihak, khususnya masyarakat umum.
Khutbah Jumat ini berjudul "Khutbah Jumat: Menanam Pohon Demi Kehidupan yang Lebih Sehat”. Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat! (Redaksi)
Khutbah I
إنَّ الْحَمْدَ لِلّٰهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ، اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ، أَمَّا بَعْدُ
فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ، اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى: ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
Ma'asyiral muslimin hafidzakumullah
Marilah kita mensyukuri atas segala anugerah dan nikmat yang diberikan Allah kepada kita, khususnya nikmat iman, islam, dan kesehatan sehingga kita digerakkan untuk melaksanakan kewajiban kita saat ini, yakni shalat Jumat. Shalawat dan salam marilah kita istiqamahi membacanya untuk baginda Nabi Muhammad Saw, serta para keluarga dan sahabatnya.
Selanjutnya, khatib tidak bosan-bosannya mengajak jamaah sekalian untuk meningkatkan ketakwaan kita pada setiap harinya agar ketakwaan kita tidak stagnan dan begitu-begitu saja. Ini sebagai ekspresi kita dalam mensyukuri nikmat iman dan islam ini.
Ma'asyiral muslimin hafidzakumullah
Hari ini, tanggal 10 Januari diperingati sebagai Hari Gerakan Satu Juta Pohon sebagai bentuk kesadaran melestarikan alam yang terdiri dari biotik dan abiotik, atau lebih dikenal dengan unsur hidup dan tidak hidup. Artinya, kita sebagai manusia berstatus sebagai alam, sehingga mempunyai kesetaraan dengan jenis alam lainnya seperti tanah, air, hewan dan tumbuhan. Oleh karena itu, relasi antara kita dengan yang jenis alam lain itu seyogyanya bersifat sinergi, bukan eksploitasi sebagaimana terjadi selama ini.
Kita selaku manusia tidak boleh menganggap lebih tinggi dan mempunyai hak atas jenis alam yang lain. Sebab pemikiran ini akan membawa kita untuk melakukan pemerasan sebanyak-banyaknya. Nafsu manusia itu tidak akan ada ujungnya, sedangkan alam atau bumi yang kita huni ini akan habis bila tidak dilestarikan.
Pandangan seperti ini perlu terus digaungkan bersama demi melahirkan kesadaran dan perubahan cara pandang terhadap jenis alam yang lain. Dengan begitu tidak akan ada lagi pihak-pihak yang memanfaatkan jenis-jenis alam tersebut demi keuntungan sendiri.
Kesetaraan kita dengan alam perlu disadari bersama mengingat kondisi alam kita hari ini sudah tidak sehat lagi. Contoh yang paling dekat dengan kita adalah pepohonan yang ditebang dan diganti dengan gedung dan bangunan. Hutan-hutan dibabat demi memenuhi hasrat yang katanya kebutuhan kita.
Padahal negeri kita ini dulunya dikenal sebagai negeri hijau karena pepohonannya yang rindang di mana-mana, hutan kita sangat luas di banyak daerah. Namun semakin ke sini tampaknya itu berpotensi akan menjadi dongeng belaka. Tidak menutup kemungkinan anak cucu kita nanti tidak lagi bisa melihat hijaunya negeri kita ini.
Hal itu juga diperjelas dengan terjadinya banjir di berbagai daerah. Bahkan tidak sedikit daerah yang puluhan tahun tidak pernah dilanda banjir namun satu dua tahun terakhir ini menjadi langganan ditimpa bencana alam ini.
Begitu juga berita mengenai turunnya permukaan tanah di daerah-daerah dekat pantai sehingga meskipun musim kemarau tetap terjadi rob yang mengakibatkan air laut naik ke daratan. Bisa dibayangkan betapa susahnya melakukan aktifitas sehari-hari di atas genangan air meskipun mungkin hanya setinggi mata kaki.
Ma'asyiral muslimin hafidzakumullah
Bencana alam yang terus berkembang pada setiap tahunnya ini merupakan akibat ulah sebagian kita selaku manusia yang terlalu serakah dan tamak. Kita hanya memikirkan nasib kita, keluarga kita, dan orang-orang sekitar kita tapi lupa terhadap kondisi dan fungsi alam selaku tempat tumpuan hidup kita.
Kita lupa, misalnya, kalau akar pepohonan itu berfungsi dapat menyerap dan mengikat air tanah sehingga dapat mencegah banjir. Begitu juga kanopi daun dan cabang pohon dapat menghambat jatuhnya air hujan ke tanah. Manfaatnya adalah tanah tidak cepat mengalami erosi.
Selain itu, manfaat pohon lainnya adalah menyerap karbon dioksida di udara kemudian diproses untuk menghasilkan oksigen selaku kebutuhan primer seluruh manusia. Proses fotosintesis dan produknya ini merupakan sumber kehidupan manusia, yang bila disadari bersama akan muncul iktikad kita untuk merawat pohon-pohon di sekitar kita.
Ma'asyiral muslimin hafidzakumullah
Itu baru sebagian contoh dari manfaat keberadaan pohon. Artinya masih banyak lagi manfaat yang tidak bisa disebutkan pada kesempatan ini, begitu juga dengan jenis alam lainnya yang pada dasarnya mempunyai tujuan yang sama: menjaga keseimbangan kehidupan di bumi.
Dengan kata lain, hubungan simbiosis mutualisme antara manusia dengan alam sangat terang benderang. Dan kita selaku satu-satunya makhluk yang dikaruniai akal memiliki tanggung jawab yang paling berat dibandingkan yang lainnya. Di dalam al-Quran manusia disebut sebagai 'khalifah' sebagaimana ayat yang berbunyi:
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ اِنِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةً
Artinya: “(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi...” (QS. al-Baqarah: 30)
Ibnu Katsir di dalam kitab tafsirnya mengutip pendapat Muhammad bin Ishaq mengatakan bahwa khalifah itu bermakna memakmurkan dan menenteramkan bumi. Dan tugas ini tidak dibebankan kepada malaikat meskipun mereka sudah istiqamah menjalankan perintah Allah.
Dengan anugerah bernama akal ini, maka Allah memberikan mandat kepada manusia untuk merawat alam semesta. Akal mempunyai kemampuan untuk mempertimbangkan kemaslahatan bersama. Bukan antar sesama manusia saja, melainkan juga dengan makhluk lainnya yang ada di atas muka bumi ini.
Ma'asyiral muslimin hafidzakumullah
Ada juga ayat lain yang dengan tegas melarang kita untuk membuat kerusakan di muka bumi. Ayat tersebut berbunyi:
وَلَا تُفْسِدُوْا فِى الْاَرْضِ بَعْدَ اِصْلَاحِهَا
Artinya: “Janganlah kalian berbuat kerusakan di bumi setelah diatur dengan baik.” (QS. al-A'raf 56)
Coba perhatikan lawan bicara pada ayat ini, yaitu 'kalian', artinya kita manusia. Bahkan Allah tidak menggunakan kata 'kamu' yang hanya bermakna satu saja, tapi kata 'kalian' selaku lawan bicara yang bermakna banyak.
Maka dari itu, agar bumi kita ini menjadi sehat kembali, menjadi sangat layak untuk dihuni bagi kita dan keturunan kita, marilah kita bertekad untuk merawat dan melestarikannya. Hari ini tidak lagi cukup sekedar jargon 'buanglah sampah pada tempatnya' demi meminimalisir bencana banjir. Lebih dari itu, kita menjaga pepohonan dan tumbuhan yang ada di sekitar kita. Tentu saja kita harus mendengar dari para ahli terkait jenis pohon ini. Sebab tidak semua pohon mempunyai fungsi seperti yang disebutkan tadi.
Namun terlepas dari semua itu, dalam rangka memperingati Hari Gerakan Satu Juta Pohon ini marilah kita merefleksikan atas apa yang sudah terjadi pada alam kita selama ini, dan mulai menanam pohon demi kehidupan yang lebih sehat.
بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِالْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا اَمَرَ، اَشْهَدُ اَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ اِرْغَامًا لِمَنْ جَحَدَ بِهِ وَ كَفَرَ، وَ اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ سَيِّدُ الْخَلَاِئِقِ وَالْبَشَرِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى اَلِهِ وَ اَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْراً۰ اَمَّابَعْدُ، فَيَاعِبَادَ ﷲ، اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. فَقَالَ قَوْلًا كَرِيْمًا: اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰٓٮِٕكَتَهٗ يُصَلُّوۡنَ عَلَى النَّبِىِّ ؕ يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا صَلُّوۡا عَلَيۡهِ وَسَلِّمُوۡا تَسۡلِيۡمًا
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اَللّهُمَّ وَحِّدْ صُفُوْفَ الْمُسْلِمِيْنَ، وَارْزُقْنَا وَإِيَّاهُمْ زِيَادَةَ التَّقْوَى وَالْإِيْمَانِ، اَللّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ بُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ، رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ عٍبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
M. Syarofuddin Firdaus, Dosen Pesantren Luhur Ilmu Hadis Darus-Sunnah Ciputat.
Komentar
Posting Komentar