Khutbah Jumat: Toleransi di Akhir Tahun untuk Masa Depan yang lebih Rukun - NU Online

 

Khutbah Jumat: Toleransi di Akhir Tahun untuk Masa Depan yang lebih Rukun

Bulan Desember menjadi bulan yang sangat penting bagi masyarakat untuk melakukan introspeksi dalam menyambut Tahun Baru. Bulan Desember juga menjadi momentum penting untuk memaknai dan mengaplikasikan toleransi dalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam suasana hari raya umat Kristiani. Penguatan toleransi akan menjadi modal untuk mewujudkan kerukunan antar umat beragama dan menjadikan masa depan di tahun baru lebih baik.

 

Naskah khutbah Jumat berikut ini berjudul: "Khutbah Jumat: Toleransi di Akhir Tahun untuk Masa Depan yang lebih Rukun". Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat!

 

Khutbah I

 

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ. اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ حَمْدًا يُوَافِيْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ، يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ وَلِعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ سُبْحَانَكَ اللّٰهُمَّ لَا أُحْصِيْ ثَنَاءَكَ عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَصَفِيُّهُ وَخَلِيْلُهُ، خَيْرُ نَبِيٍّ أَرْسَلَهُ اللهُ إِلَى الْعَالَمِ كُلِّهِ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً وَسَلَامًا مُتَلَازِمَيْنِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ أَمَّا بَعْدُ. فَيَاأَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

 

قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ: لَا يَنْهٰىكُمُ اللّٰهُ عَنِ الَّذِيْنَ لَمْ يُقَاتِلُوْكُمْ فِى الدِّيْنِ وَلَمْ يُخْرِجُوْكُمْ مِّنْ دِيَارِكُمْ اَنْ تَبَرُّوْهُمْ وَتُقْسِطُوْٓا اِلَيْهِمْۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِيْنَ

 

Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah Ta'ala

Marilah kita senantiasa bersyukur kepada Allah swt yang telah menganugerahkan berbagai macam nikmat, di antaranya nikmat kerukunan sehingga kita memiliki kehidupan masyarakat yang damai dan aman untuk melaksanakan ibadah sebagai misi utama kita hidup di dunia. Semua ini patut dan harus kita syukuri biqauli Alhamdulillahi rabbil alamin. Mudah-mudahan Allah swt akan terus menambah anugerah nikmat kepada kita semua. Amin.

 

Shalawat beserta salam semoga senantiasa terhaturkan kepada uswah hasanah kita Nabi Muhammad saw yang telah memberikan ajaran berharga bagaimana kita menjaga kerukunan dengan memperkuat toleransi. Banyak ajaran beliau yang terwujud dalam ucapan dan tindakan dan menjadi pelajaran penting dalam mewujudkan kehidupan yang damai.

 

Selanjutnya, marilah kita senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah dengan sebenar-benar takwa. Dengan ketakwaan inilah kita mampu menciptakan kehidupan yang penuh dengan kedamaian, persaudaraan, dan saling menghormati. Terlebih di akhir tahun ini, mari kita renungkan kembali pentingnya toleransi sebagai landasan menuju masa depan yang lebih rukun, sesuai ajaran Islam yang mulia. Sebab, Islam mengajarkan kita untuk menjadi umat yang memancarkan rahmat bagi seluruh alam semesta.

 

Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah Ta'ala

Tak perlu jauh-jauh untuk bisa belajar toleransi dan saling menghargai terutama kepada orang yang memiliki keyakinan berbeda. Pelajaran toleransi bisa kita dapatkan dari anggota tubuh sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw. Perlu kita ketahui bahwa Nabi Muhammad mengunyah dan melembutkan makanan saat makan hingga 40 kali kunyahan. Hal ini dilakukan agar tidak merepotkan lambung dalam mencerna makanan. Mulut menunjukkan toleransi pada lambung dengan sabar mengunyah makanan, tidak terburu-buru dan tidak memperturutkan hawa nafsu.

 

Dalam kehidupan sehari-hari, hal ini penting untuk kita aplikasikan dalam wujud senantiasa menghormati hak-hak orang lain dengan memperkuat toleransi. Bukan saja kepada orang yang memiliki pandangan berbeda dalam satu agama namun toleransi juga harus diwujudkan kepada umat lintas agama yang memiliki akidah berbeda. Adanya perbedaan ini tidak boleh dijadikan lahan untuk saling menyalahkan dan merasa paling benar.

 

Dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 139 disebutkan dengan tegas:

 

قُلْ اَتُحَاۤجُّوْنَنَا فِى اللّٰهِ وَهُوَ رَبُّنَا وَرَبُّكُمْۚ وَلَنَآ اَعْمَالُنَا وَلَكُمْ اَعْمَالُكُمْۚ وَنَحْنُ لَهٗ مُخْلِصُوْنَ 

 

Artinya: “Katakanlah (Nabi Muhammad), “Apakah kamu (Yahudi dan Nasrani) hendak berdebat dengan kami tentang Allah? Padahal, Dia adalah Tuhan kami dan Tuhan kamu. Bagi kami amalan kami, bagi kamu amalan kamu. Hanya kepada-Nya kami dengan tulus mengabdikan diri.”

 

Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah Ta'ala

Terkait dengan toleransi, Rasulullah banyak memberi contoh bagaimana hidup dalam toleransi. Bukan hanya kepada sesama umat Islam, Rasulullah juga menunjukkan toleransi kepada orang-orang Yahudi dan melarang para sahabatnya untuk memerangi dan menyakiti mereka. Bahkan Nabi pernah menggadaikan baju perangnya kepada Abu Syahm, seorang Yahudi yang menunjukkan bahwa hubungan dan pergaulan Nabi sangatlah luas.

 

Dalam hadits Rasulullah saw bersabda:

 

 عَنْ بِنِ عَبَّاسٍ قَالَ: سُئِلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الْأَدْيَانِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ؟ قَالَ: الْحَنِيفِيَّةُ السَّمْحَةُ

 

Artinya: “Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata, ‘Rasulullah saw ditanya, 'Agama mana yang paling dicintai oleh Allah ‘Azza wa Jalla?' Beliau menjawab, 'Agama yang lurus dan toleran.'" (HR Al-Bukhari)

 

Hadits ini mengingatkan kepada kita bahwa Islam adalah agama toleran yang mengajarkan umatnya untuk menghormati kepercayaan orang lain. Toleransi kepada yang berbeda perinsip dan akidah ini akan memunculkan kerukunan dan kedamaian sehingga akan mewujudkan kehidupan yang damai. Terlebih pada momentum akhir tahun di bulan Desember menyambut tahun baru, toleransi bisa kita latih dan perkuat dengan menghormati umat agama lain yang sedang merayakan hari rayanya.

 

Dalam Al-Qur’an Allah berfirman:

 

   لَا يَنْهٰىكُمُ اللّٰهُ عَنِ الَّذِيْنَ لَمْ يُقَاتِلُوْكُمْ فِى الدِّيْنِ وَلَمْ يُخْرِجُوْكُمْ مِّنْ دِيَارِكُمْ اَنْ تَبَرُّوْهُمْ وَتُقْسِطُوْٓا اِلَيْهِمْۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِيْنَ

 

Artinya: “Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari kampung halamanmu. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil” (QS Al-Mumtahanah: 8).

 

Imam Fakhruddin ar-Razi dalam kitab Tafsir Mafatihul Ghaib menjelaskan bahwa ayat ini menjadi dasar untuk berbuat baik kepada pemeluk agama lain. Bentuk perbuatan baik itu, misalnya, adalah dengan cara memperlakukan mereka secara adil, berinteraksi dengan baik, tidak mengganggu keberadaan, dan saling tolong-menolong.

 

Menjalin pergaulan yang baik dengan mengedepankan toleransi merupakan ajaran Islam yang sesungguhnya. Dari hal itu akan mewujudkan kerukunan yang bisa menjadi modal besar dalam mewujudkan kemaslahatan bersama.

 

Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah Ta'ala

Sebagai penutup khutbah ini, mari kita jadikan momentum akhir tahun ini sebagai sarana menguatkan toleransi yang akan membuahkan kerukunan dan bisa menjadi modal penting dalam merajut kehidupan yang lebih baik di tahun baru yang akan datang. Semoga Allah swt senantiasa memberikan hidayah dan keberkahan bagi kita semua untuk dapat menjalani kehidupan di tengah perbedaan yang merupakan sebuah sunnatullah, ketetapan Allah swt. Amin

 

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَيَا فَوْزَ الْمُسْتَغْفِرِيْنَ وَيَا نَجَاةَ التَّائِبِيْنَ

 

Khutbah II

 

اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْاِيْمَانِ وَالْاِسْلَامِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ. وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ. أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَامِ أَمَّا بَعْدُ. فَيَاأَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى اِنَّ اللهَ وَ مَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

 

اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فْي الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، اَللّٰهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ، وَعَنْ اَصْحَابِ نَبِيِّكَ اَجْمَعِيْنَ، وَالتَّابِعِبْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَ تَابِعِهِمْ اِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِ اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْاَمْرَاضَ وَالْفِتَنَ مَا لَا يَدْفَعُهُ غَيْرُكَ عَنْ بَلَدِنَا هٰذَا اِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ، رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ

 

عِبَادَاللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر

 

H Muhammad Faizin, Sekretaris MUI Provinsi Lampung

Baca Juga

Komentar

Baca Juga