Khutbah Jumat: Pendidikan sebagai Kunci dalam Menggapai Impian
Investasi paling berharga adalah ilmu pengetahuan yang hanya bisa didapatkan dari proses pendidikan yang berkualitas. Orang yang melakukan investasi di bidang pendidikan akan mendapatkan kesuksesan di masa depan. Oleh karena itu, pendidikan adalah aspek yang harus diperhatikan oleh seluruh pihak, termasuk pemerintah dan masyarakat.
Khutbah Jumat kali ini berjudul: “Pendidikan sebagai Kunci dalam Menggapai Impian.” Untuk mencetak khutbah ini, silakan klik fitur download berwarna merah atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat!
Khutbah I
الحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ. القَائِلِ فِي كِتَابِهِ الكَرِيْمِ: وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُوْنَ لِيَنْفِرُوْا كَاۤفَّةًۗ فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَاۤىِٕفَةٌ لِّيَتَفَقَّهُوْا فِى الدِّيْنِ وَلِيُنْذِرُوْا قَوْمَهُمْ اِذَا رَجَعُوْٓا اِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُوْنَ (التوبة: ١٢٢). وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ المُصَلُّونَ. اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah!
Pendidikan adalah kunci dari segala sesuatu. Barang siapa yang menjadikan pendidikan sebagai investasi masa depan, maka ia telah mendapatkan kunci kesuksesan untuk meraih segala sesuatu. Dengan pendidikan, seseorang bisa membuka jendela dunia seluas-luasnya dan menggapai apa saja yang diinginkannya.
Ironinya dunia pendidikan saat ini mengalami beberapa problem. Pertama, mahalnya biaya pendidikan berkualitas saat ini, sehingga tidak dapat diakses oleh kalangan ekonomi lemah, padahal untuk merubah nasib keluarga miskin, pendidikan adalah jalan yang paling tepat. Kedua, biaya pendidikan terjangkau yang dapat digapai kalangan ekonomi rendah hanya ada di lembaga pendidikan yang kurang berkualitas. Hal ini terjadi karena kurangnya perhatian dari seluruh pemangku kebijakan terhadap dunia pendidikan, padahal Islam sangat memperhatikan pendidikan bagi umatnya. Hal ini tercermin dalam Surat at-Taubah, ayat 122 sebagai berikut:
وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُوْنَ لِيَنْفِرُوْا كَاۤفَّةًۗ فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَاۤىِٕفَةٌ لِّيَتَفَقَّهُوْا فِى الدِّيْنِ وَلِيُنْذِرُوْا قَوْمَهُمْ اِذَا رَجَعُوْٓا اِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُوْنَ
Artinya, “Tidak sepatutnya orang-orang mukmin pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi (tinggal bersama Rasulullah) untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya?”
Syekh Wahbah al-Zuhaili dalam kitab at-Tafsirul Munir, juz 11, halaman 77 menjelaskan bahwa jihad dan pendidikan adalah dua hal yang sangat penting karena keduanya berstatus hukum Fardhu Kifayah, artinya bahwa bagi setiap bangsa, harus ada orang-orang yang memperhatikan ketahanan bangsa dari segi kekuatan militer dan keunggulan pendidikan.
Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah!
Sejarah kenabian membuktikan bahwa Nabi Muhammad sangat memperhatikan aspek keunggulan pendidikan para sahabat untuk mempertahankan agama dan tanah air. Salah satu buktinya adalah Nabi meminta tawanan perang Badar mengajarkan ilmu menulis kepada anak-anak kaum Anshar. Hal ini sebagaimana disebut Imam Ahmad dalam kitab Musnad Ahmad, juz 4, halaman 92:
كَانَ نَاسٌ مِنَ الْأَسْرَى يَوْمَ بَدْرٍ لَمْ يَكُنْ لَهُمْ فِدَاءٌ، فَجَعَلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فِدَاءَهُمْ أَنْ يُعَلِّمُوا أَوْلَادَ الْأَنْصَارِ الْكِتَابَةَ
Artinya, “Sebagian tawanan perang Badar tidak memiliki sesuatu sebagai tebusan mereka, kemudian Rasulullah menetapkan tebusan mereka dengan cara mereka mengajarkan anak-anak Anshar ilmu menulis.”
Ibnu Sa’d menambahkan dalam kitab ath-Thabaqat al-Kubra, juz 2, halaman 14:
فَيُعَلِّمُ كُلُّ وَاحِدٍ عَشْرَةً مِنْ المُسْلِمِيْنَ الكِتَابَةَ
Artinya, “Setiap satu orang tawanan perang Badar mengajarkan ilmu menulis kepada sepuluh orang umat Islam.”
Sejarawan bernama ash-Shallabi dalam kitab as-Sirah an-Nabawiyah ‘Ardh Waqai’ wa Tahlil Ahdats, halaman 435 menjelaskan kisah ini membuktikan bahwa di dalam penerimaan Nabi terhadap tebusan berupa pengajaran membaca dan menulis sebagai pengganti dari tebusan harta, padahal umat Islam lebih membutuhkan harta untuk kekuatan militer saat itu.
Terdapat bukti bahwa Islam sangat menghargai ilmu pengetahuan dan pendidikan, sekaligus bukti bahwa Islam sangat memerangi buta huruf atau kebodohan. Informasi ini sangat sesuai fakta bahwa wahyu pertama yang diterima Nabi adalah perintah untuk membaca dalam surat al-‘Alaq, ayat 1-4:
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ. خَلَقَ الإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ. اقْرَأْ وَرَبُّكَ الأكْرَمُ. الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ
Artinya, “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan! Dia menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah! Tuhanmulah Yang Mahamulia. yang mengajar (manusia) dengan pena.”
Abul Hasan an-Nadwi berkata dalam kitab as-Sirah an-Nabawiyah, halaman 314:
وَكَانَ فِيْ ذَلِكَ مِنْ تَقْدِيْرِ العِلْمِ وَتَشْجِيْعِ القِرَاءَةِ وَالكِتَابَةِ مَا لَا يَحْتَاجُ إِلَى تَوْضِيْحٍ
Artinya, “Dalam kisah (Nabi meminta tawanan perang Badar mengajarkan umat Islam untuk membaca sebagai tebusan), terdapat penjelasan akan kemuliaan ilmu (pendidikan) dan dorongan untuk terus membaca serta menulis yang sudah tidak perlu dijelaskan lagi.”
Kisah ini juga menunjukkan bahwa Nabi memiliki pemikiran yang visioner dengan melihat pentingnya pendidikan bagi para sahabat, sehingga dapat bersaing dengan bangsa lain di kemudian hari. Kebutuhan terhadap harta adalah kebutuhan sesaat untuk mempertahankan diri, sedangkan kebutuhan terhadap pendidikan adalah kebutuhan masa depan untuk menjadikan diri lebih unggul.
Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah!
Pendidikan adalah warisan yang harus diberikan kepada generasi lanjut. Pendidikan lebih berharga dari pada harta. Warisan harta akan habis dimakan waktu, sedangkan warisan ilmu akan terus berkembang seiring zaman. Oleh karena itu, Nabi bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam at-Tirmidzi dalam kitab Sunan at-Tirmidzi, juz 5, halaman 48:
إِنَّ العُلَمَاءَ وَرَثَةُ الأَنْبِيَاءِ، إِنَّ الأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلَا دِرْهَمًا إِنَّمَا وَرَّثُوا العِلْمَ، فَمَنْ أَخَذَ بِهِ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ
Artinya, “Sesungguhnya ulama adalah pewaris Nabi. Sesungguhnya Nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, akan tetapi Nabi hanya mewariskan ilmu. Barangsiapa mengambil warisan tersebut, maka ia telah mengambil bagian yang banyak.”
Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah!
Semoga bangsa kita menjadi bangsa yang unggul dalam aspek pendidikan, sehingga dapat menggapai kemajuan di seluruh bidang, sampai tercipta Indonesia Emas di tahun 2045. Semoga kita bisa menginvestasikan pendidikan bagi anak-anak kita, sehingga mereka akan menjadi penerus yang unggul. Amin, ya Rabbal ‘Alamin.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah II
الْحَمْدُ لِلّٰهِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ بنِ عَبدِ الله وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَة. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ المُسلِمُونَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَاعلَمُوا إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلَّذِينَ ٱتَّقَواْ وَّٱلَّذِينَ هُم مُّحْسِنُونَ. قَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اَللّٰهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا فِي فَلِسْطِيْن وَلُبْنَان وَسَائِرَ العَلَمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ اجْعَلْ بَلْدَتَنَا اِنْدُونِيْسِيَّا بَلْدَةً طَيِّبَةً وَمُبَارَكَةً وَمُزْدَهِرَةً. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ
عِبَادَ اللهِ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُم بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
Ustadz Fatihunnada, Dosen Fakultas Dirasat Islamiyyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Komentar
Posting Komentar