Khutbah Jumat: 3 Pelajaran Penting dari Luqman dalam Mendidik Anak - NU Online

 

Khutbah Jumat: 3 Pelajaran Penting dari Luqman dalam Mendidik Anak

Pendidikan anak menjadi bagian penting dan merupakan tanggung jawab bagi orang tua. Islam sangat menganjurkan menerapkan pola pendidikan yang baik sejak dini agar anak memiliki karakter dan moral yang baik dan terbawa hingga ia dewasa. Dalam praktiknya, kisah Luqman dalam Al-Qur’an bisa menjadi contoh teladan yang baik dalam mendidik anak.


Khutbah Jumat kali ini akan menjelaskan 3 cara Luqman yang dapat ditiru oleh orang tua dalam mendidik anaknya sebagai ikhtiar untuk membentuk karakter yang baik bagi anak. Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat!


Khutbah I


اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ. اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ حَمْدًا يُوَافِيْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ، يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ وَلِعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ سُبْحَانَكَ اللّٰهُمَّ لَا أُحْصِيْ ثَنَاءَكَ عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ, وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَصَفِيُّهُ وَخَلِيْلُهُ، خَيْرُ نَبِيٍّ أَرْسَلَهُ اللهُ إِلَى الْعَالَمِ كُلِّهِ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً وَسَلَامًا مُتَلَازِمَيْنِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ أَمَّا بَعْدُ. فَيَاأَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ 

 

قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ: وَاِذْ قَالَ لُقْمٰنُ لِابْنِهٖ وَهُوَ يَعِظُهٗ يٰبُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللّٰهِۗ اِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيْمٌ

 

Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah ta'ala

 

Segala puji bagi Allah swt yang telah memberikan kita berbagai macam kenikmatan sehingga kita dapat memenuhi panggilan-Nya untuk menunaikan shalat Jumat. Nikmat yang harus digunakan dalam rangka memenuhi syariat yang telah ditetapkan-Nya. 


Shalawat beserta salam, mari kita haturkan bersama kepada Nabi Muhammad saw, juga kepada para keluarganya, sahabatnya, dan semoga melimpah kepada kita semua selaku umatnya. Aamiiin ya Rabbal ‘alamin. 

 

Di hari Jumat yang penuh berkah ini, marilah kita meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah swt dengan selalu menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya, dengan selalu berpegang teguh serta mengikuti sunnah-sunnah nabi-Nya.

 

Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah ta'ala

 

Seorang anak akan tumbuh dan berkembang seiring berjalannya waktu dengan menyesuaikan lingkungannya. Orang tua, saudara, keluarga, kerabat, tetangga serta teman adalah aktor-aktor yang berperan membentuk karakter seorang anak. 

 

Penanaman nilai-nilai positif sejak dini akan memengaruhi tumbuh kembang serta karakter seseorang di masa depan. Nabi Muhammad saw menjelaskan dalam haditsnya bahwa setiap anak lahir dengan fitrah yang suci. Namun, lingkungan di mana ia tumbuh yang membentuk karakternya, apakah tetap sesuai dengan fitrah asal atau justru menyimpang darinya. Nabi Muhammad saw bersabda:

 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «‌كُلُّ ‌مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ، أَوْ يُنَصِّرَانِهِ، أَوْ يُمَجِّسَانِهِ

 

Artinya: “Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda: setiap yang lahir itu menetapi kefitrahan sedang kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi”. (HR. Bukhari)

 

Hadits tadi menjelaskan bahwa fitrah agama seorang anak sangat dipengaruhi oleh orang tuanya, yang merupakan bagian dari lingkungan tempat ia tumbuh. Seperti halnya fitrah agama, karakter dan moral anak juga dibentuk oleh lingkungan tersebut.

 

Lingkungan inilah yang akan memberi warna dan membentuk anak, apakah ia akan menjadi pribadi yang baik atau sebaliknya. Karena itu, penting sekali bagi kita untuk mendidik karakter anak dengan baik sejak dini, supaya di masa depan ia bisa tumbuh menjadi pribadi yang baik dan berakhlak mulia.

 

Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah ta'ala

 

Nasihat dari Nabi dan teladan para ulama merupakan cara yang sangat efektif untuk menanamkan nilai moral pada anak. Syariat Islam adalah petunjuk dari Allah yang mengarahkan kita dari lahir hingga wafat kelak. Oleh karenanya, para orang tua tepat jika membuka kembali Al-Quranul Karim untuk mencari pesan-pesan moral yang baik bagi anak.

 

Jamaah sekalian, dalam Al-Quran surat Luqman terdapat 3 cara Luqmanul Hakim memberi nasihat kepada anaknya. Cara ini dapat dijadikan teladan bagi orang tua dalam mendidik anak-anaknya. Berikut khatib sampaikan nasihat tersebut.

 

Pertama, orang tua harus memahami bahwa nasihat yang baik dan mudah diterima bukanlah nasihat yang diberikan dengan tekanan, melainkan nasihat yang disampaikan dengan kelembutan. Jika merujuk kepada cara Luqman memanggil anaknya, kita dapat melihat Luqman memanggilnya dengan kata “ya bunayya” (wahai anak kecilku), panggilan tersebut merupakan panggilan hangat seorang ayah kepada anaknya.  Allah ta’ala berfirman:

 

وَاِذْ قَالَ لُقْمٰنُ لِابْنِهٖ وَهُوَ يَعِظُهٗ يٰبُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللّٰهِۗ اِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيْمٌ

 

Artinya, “(Ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, saat dia menasihatinya, “Wahai anakku, janganlah mempersekutukan Allah! Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) itu benar-benar kezaliman yang besar.” (Qs. Luqman: 13)

 

Imam Jalaluddin As-Suyuthi dalam Tafsirul Jalalain menjelaskan bahwa ungkapan “ya bunayya” yang memiliki makna wahai anak kecilku merupakan ungkapan kasih sayang orang tua kepada anaknya.

 

Banyak sekali orang tua yang salah kaprah ketika memberikan nasihat kepada anaknya, dengan menyampaikan nasihat secara kasar, membentak, bahkan tidak jarang kita temukan ada yang sampai melakukan kekerasan fisik supaya anaknya mau mendengarkan nasihat yang diberikan.

 

Tentu saja hal tersebut merupakan kesalahan fatal. Alih-alih anak akan menurut dengan baik, malah ia akan melaksanakan nasihat karena terpaksa dan takut. 

 

Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah ta'ala

Kedua, nasihat yang baik dan mudah diterima adalah nasihat yang berdasarkan argumentasi dan alasan yang jelas, sehingga menjadikan pendengarnya menerima nasihat yang diberikan. Hal ini juga dicontohkan oleh Luqman ketika menasihati anaknya agar tidak durhaka kepada orang tua, selalu mendirikan shalat, amar makruf-nahi munkar, tidak bersikap angkuh, dan selalu rendah hati. 

 

Luqman menyampaikan nasihat-nasihatnya dengan argumentasi yang jelas, agar mudah diterima oleh anaknya. Contohnya, nasihat untuk tidak mendurhakai orang tua, Luqman menguatkannya dengan mengingatkan perjuangan orang tua dalam mendidik anak sejak kecil. Pendekatan ini lebih mengena di hati anak karena disampaikan dengan logika yang runut, bahasa yang mudah diterima, dan disertai alasan yang jelas dan konkret.

 

Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah ta'ala

Poin ketiga, pada dasarnya, nasihat itu tujuannya adalah berharap agar orang lain mendapatkan kebaikan. Kita hanya menunjukkan jalan yang benar, dan tidak perlu memaksakan hasilnya, apakah nasihat itu diterima atau tidak. Prinsip ini juga berlaku dalam mendidik anak. Anak adalah amanah dari Allah, dan orang tua diberi tanggung jawab untuk merawat serta mendidiknya.

 

Namun, ingatlah bahwa hak untuk membentuk karakter anak sepenuhnya adalah hak prerogatif Allah. Jadi, setelah berusaha semaksimal mungkin, orang tua harus memiliki sikap qana'ah, yaitu merasa cukup dan ridha dengan hasilnya, karena tugas kita hanya berusaha, sementara hasilnya Allah yang menentukan.


Itulah upaya yang bisa dilakukan oleh orang tua dalam membentuk karakter yang baik pada anak. Sebuah bangsa yang baik akan terbentuk dari individu-individu yang berkarakter dan bermoral baik. Semoga kita yang telah diberi amanah sebagai orang tua, termasuk ke dalam golongan orang tua yang berhasil mendidik anak-anak kita menjadi pribadi yang baik dan mulia.


بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَيَا فَوْزَ الْمُسْتَغْفِرِيْنَ وَيَا نَجَاةَ التَّائِبِيْنَ


Khutbah II

 

اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْاِيْمَانِ وَالْاِسْلَامِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ. وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ. أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَامِ أَمَّا بَعْدُ. فَيَاأَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى اِنَّ اللهَ وَ مَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا 

اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فْي الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، اَللّٰهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ، وَعَنْ اَصْحَابِ نَبِيِّكَ اَجْمَعِيْنَ، وَالتَّابِعِبْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَ تَابِعِهِمْ اِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِ اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْاَمْرَاضَ وَالْفِتَنَ مَا لَا يَدْفَعُهُ غَيْرُكَ عَنْ بَلَدِنَا هٰذَا اِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ، رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ

عِبَادَ اللهِ اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَ اشْكُرُوْهُ عَلٰى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ

 

Alwi Jamalulel Ubab, Alumni Khas Kempek Cirebon dan Mahad Aly Jakarta
 

Baca Juga

Komentar

Baca Juga