Khutbah Jumat: Kelahiran Nabi Muhammad SAW sebagai Rahmat Semesta Alam - NU Online

 

Khutbah Jumat: Kelahiran Nabi Muhammad SAW sebagai Rahmat Semesta Alam

Membicarakan Nabi Muhammad SAW tidak akan ada habisnya, baik mengenai sifat, perilaku maupun ucapannya. Kelahirannya sebagai pertanda perubahan zaman, sehingga sangat menarik untuk dibahas dalam berbagai kesempatan.


Dari sekian banyak sifat dan perilaku yang mencerminkan keagungannya, ada satu sifat yang tidak pernah disematkan kepada siapa pun, baik sebelumnya maupun sesudahnya. Sifat tersebut adalah rahmat yang sering diartikan sebagai kasih sayang. Adapun di antara tafsiran-tafsiran rahmat, tentu saja Rasulullah adalah rahmat bagi semesta alam.


Khutbah Jumat kali ini berjudul “Khutbah Jumat: Kelahiran Nabi Muhammad SAW sebagai Rahmat Semesta Alam.” Untuk mencetak, silakan klik fitur download warna merah pada desktop di bagian atas naskah khutbah ini. Semoga bermanfaat!


Khutbah I 

 

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الْمُتَفَرِّدِ بِاسْمِهِ الْأَسْمَى الْمُخْتَصِّ بِالْمُلْكِ الْأَعَزِّ الْأَحْمَى، الَّذِيْ لَيْسَ دُوْنَهُ مُنْتَهًى، وَلَا وَرَاءَهُ مَرْمَى، الظَّاهِرِ لَا تَخَيُّلَ وَوَهْمَ، وَالْبَاطِنِ تَقَدُّساً لَا عُدْماً، وَسِعَ كُلَّ شَيْءٍ رَحْمَةً وعِلْماً، وَأَسْبَغَ عَلَى أَوْلِيَائِهِ نِعَماً عُمَّا. اَشْهَدُ أَنْ لَا  إِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الَّذِى بَعَثَ فِيْ الْأُمِّيِّيْنَ رَسُوْلاً، رَسُوْلاً مِنْ أَنْفُسِهِمْ خَيْرَهُمْ عُرْباً وَعُجْمًا وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِى زَكَّاهُ نَفْسًا وَعَقْلًا وَأَوْفَرَهُ عِلْماً وَفَهْمًا، وَمَلَأَ قَلْبَهُ يَقِيْنًا وَعَزْمًا. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً تَنْمُوْ وَتُنْمَى وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا.

.أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَتَزَوَّدُوْا بِالتَّقْوَى فَإِنَّهُ خَيْرُ الزَّادِ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم: لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ

 

Jama'ah shalat Jum'at yang dirahmati Allah

 

Beberapa hari lagi kita akan masuk pada tanggal 12 Rabiul Awal, tanggal bersejarah bagi umat Islam. Pada tanggal tersebut terlahir manusia agung sebagai nabi akhir zaman. Dialah Nabi Muhammad SAW yang diutus Allah SWT sebagai rahmat untuk semesta alam. Maka tak heran, ketika kita temui berbagai macam perayaan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT sekaligus bergembira atas terutusnya Nabi Muhammad SAW dengan membawa risalah ilahiyah. Allah SWT berfirman:

قُلْ بِفَضْلِ اللهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ 

 

Artinya, "Katakanlah: "Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan". (QS. Yunus: 58)

 

Imam as-Suyuthi dalam Tafsirnya ad-Durrul Mantsur fit Tafsir bil Ma'tsur mengungkapkan bahwa Ibnu Abbas menafsirkan lafadz 'fadhlillah'  memiliki arti karunia Allah sebagai ilmu. Sedangkan 'rahmat-Nya ' ditafsirkan sebagai Nabi Muhammad SAW dengan merujuk pada ayat:

 

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ 

 

Artinya, "Kami tidak mengutus engkau (Nabi Muhammad), kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam." (QS. Al-Anbiya': 107)

 

Sehingga sangat jelas, kegembiraan kaum Muslimin dengan berbagai bentuknya dalam memperingati kelahiran nabinya adalah perintah Allah SWT. Bukan karangan mereka sendiri!

 

Satu contoh sederhana, bahwa ketika dalam keluarga hendak ada kelahiran anak atau cucu, maka anggota keluarga disibukkan dengan berbagai persiapan. Baik persiapan kesehatan menjelang kelahiran, maupun segala pernak-perniknya setelah kelahiran. Semua itu dilakukan dengan penuh suka cita. Padahal anak yang dilahirkan belum tentu memiliki reputasi baik pada waktu yang akan datang. Sedangkan kelahiran Muhammad sudah jelas membawa perubahan besar bagi peradaban dunia. 

 

Hadirin jama'ah shalat Jum'at yang dirahmati Allah

 

Imam Ibnu Katsir dalam Tafsir Al-Qur'anil 'Azhim menjelaskan ayat 107 dari surat Al-Anbiya' di atas, bahwa suatu saat Rasulullah SAW diminta mendoakan keburukan atas orang-orang musyrik. Namun sontak dijawab dengan haditsnya yang masyhur: 

 

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قِيْلَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ اُدْعُ عَلَى الْمُشْرِكِيْنَ! قَالَ: إِنِّى لَمْ أُبْعَثْ لَعَّانًا وَإِنَّمَا بُعِثْتُ رَحْمَةً. رَوَاهُ مُسْلِمٌ

 

Artinya, “Dari Abu Hurairah RA, ia berkata: ‘dikatakan: Wahai utusan Allah! Doakanlah keburukan atas orang-orang musyrik!’ Lantas Rasulullah bersabda: ‘Aku tidak diutus sebagai pelaknat, sesungguhnya aku diutus hanya sebagai rahmat’.” (HR. Muslim)

 

Imam Ibnu Katsir menambahkan, bahwa Nabi Muhammad SAW sebenarnya adalah manusia biasa sebagaimana manusia lainnya. Dia makan, minum, tidur, susah, gembira, marah dan lain sebagainya. Dan bahkan dia juga pernah marah hingga melaknat seseorang. Akan tetapi sebagai bentuk rahmat atas sekalian alam, di akhirat kelak orang yang pernah dia laknat akan mendapatkan doanya. Sebagaimana diungkapkan dalam hadits riwayat Abu Daud dari Ahmad Bin Yunus dari Zaidah, yang menceritakan dialog antara Salman dan Hudzaifah, yaitu  

 

لَقَدْ عَلِمْتُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَطَبَ فَقَالَ: أَيُّمَا رَجُلٍ مِنْ أُمَّتِيْ سَبَبْتُهُ سَبَّةً فِي غَضَبِيْ أَوْ لَعَنْتُهُ لَعْنَةً، فَإِنَّمَا أَنَا رَجُلٌ مِنْ وَلَدِ آدَمَ، أَغْضَبُ كَمَا يَغْضَبُوْنَ، وَإِنَّمَا بَعَثَنِيْ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ، فَاَجْعَلُهَا صَلَاةً عَلَيْهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ. وَرَواهُ أَبُوْ دَاوُدَ عَنْ أَحْمَدَ بْنِ يُوْنُسَ عَنْ زَائِدَةٍ.

 

Artinya, “Aku benar-benar mengetahui Rasulullah SAW pernah berkhutbah. Kemudian ia mengatakan : 'Siapapun seorang laki-laki dari umatku yang pernah aku maki dengan sebuah makian dalam marahku atau aku melaknatnya dengan sebuah laknat, maka sesungguhnya aku hanyalah seorang laki-laki dari anak cucu Adam. Aku bisa marah sebagaimana mereka marah. Dan sesungguhnya aku hanya Allah utus sebagai rahmat untuk sekalian alam. Kemudian aku jadikan laknat tersebut sebagai doa atasnya pada hari kiamat'". (HR Abu Daud)

 

Jama'ah shalat Jum'at yang dirahmati Allah

 

Nabi Muhammad SAW sebagai rahmat untuk alam semesta juga dijelaskan oleh Qadhi 'Iyadh dalam kitabnya asy-Syifa bi Ta'rifi Huquqil Musthafa. Menurutnya, seluruh perangai dan sifatnya merupakan rahmat. Rahmat untuk semesta alam yang dimaksud meliputi jin dan manusia, baik mereka yang beriman, munafik bahkan mereka yang kafir.

 

Bagi mereka yang beriman, rahmatnya berupa hidayah atau petunjuk. Dan bagi mereka yang munafik rahmatnya berupa keamanan dari diperangi di masa awal-awal dakwah Islam disebarkan. Sedangkan bagi mereka yang kafir, rahmatnya berupa penundaan siksa. 

 

Lebih lanjut Ibnu Abbas menjelaskan, bahwa Nabi Muhammad SAW sebagai rahmat untuk semesta alam adalah untuk orang-orang yang beriman dan orang-orang kafir. Penundaan siksa untuk orang kafir selama di dunia lebih disebabkan Allah SWT telah memaafkan mereka karena siksa yang telah diterima oleh umat-umat yang menganggap Nabi Muhammad SAW sebagai pembohong. 

 

Jama'ah shalat Jum'at yang dirahmati Allah

 

Ulama kontemporer ternama, Sayyid Muhammad Alwi al-Maliki dalam kitabnya Mafahim Yajibu an Tushahhah juga menjelaskan rahmat yang disematkan pada Nabi Muhammad SAW. Rahmat ini tetap ada, baik di masa hidupnya, maupun setelah wafatnya. Salah satu bentuk rahmatnya adalah ketika umatnya bershalawat kepada Rasulullah, maka Allah akan memberikannya rahmat. Imam Muslim meriwayatkan:

 

مَنْ صَلَّى عَلَىَّ وَاحِدَةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ عَشْرًا

 

Artinya, “Siapa pun yang bershalawat kepadaku sekali, maka Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali.” (HR. Muslim)
 

Jama'ah shalat Jum'at yang dirahmati Allah


Berdasarkan apa yang telah kami sampaikan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW adalah ekspresi kegembiraan umat Islam karena diutusnya Nabi mereka sebagai rahmat atas semesta alam. Harapannya, umat dapat meneladani kebaikan nabinya meskipun tidak sama persis hingga keseluruhan.

 

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَيَا فَوْزَ الْمُسْتَغْفِرِيْنَ وَيَا نَجَاةَ التَّائِبِيْنَ


Khutbah II 

 

اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْاِيْمَانِ وَالْاِسْلَامِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ. وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ. أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَامِ

أَمَّا بَعْدُ. فَيَاأَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى اِنَّ اللهَ وَ مَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.

اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰ لِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فْي الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اَللّٰهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ. وَعَنْ اَصْحَابِ نَبِيِّكَ اَجْمَعِيْنَ. وَالتَّابِعِبْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَ تَابِعِهِمْ اِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِ. 

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالطَّاعُوْنَ وَالْاَمْرَاضَ وَالْفِتَنَ مَا لَا يَدْفَعُهُ غَيْرُكَ عَنْ بَلَدِنَا هٰذَا اِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ. عِبَادَ اللهِ اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ. يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ. وَ اشْكُرُوْهُ عَلٰى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ. وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ

 


Ustadz Muhammad Tantowi, Koordinator Ma’had MTsN 1 Jember.

Baca Juga

Komentar

Baca Juga