Habib Sholeh bin Muhsin Al-Hamid (Habib Sholeh Tanggul) | Profil Ulama › LADUNI.ID
- by Rozi
- 19.794 Views
- Jumat, 20 Januari 2023
Daftar Isi Biografi Habib Sholeh bin Muhsin Al-Hamid
7. Referensi
1. Riwayat Hidup dan Keluarga
1.2 Lahir
Habib Sholeh bin Muhsin Al-Hamid lahir di Korbah, Ba Karman (Wadi Amd) Hadramaut tahun 1313 H, dari pasangan Hababah Aisyah dari Alabud Ba Umar dari Masyayikh Al-Amudi dengan Habib Muhsin bin Ahmad dikenal dengan sebutan Al-Bakry Al-Hamid, seorang ulama sholeh keturunan Rasulullah SAW yang sangat dihormati masyarakat, banyak orang yang datang kepada beliau untuk bertawasul dan memohon doa' demi tercapainya segala hajat mereka.
1.2 Nasab Habib Sholeh bin Muhsin Al-Hamid
- Nabi Muhammad Rasulullah SAW.
- Sayyidah Fathimah Az-Zahra Istri Ali bin Abi Thalib RA
- Al-Imam Al-Husain
- Al-Imam Ali Zainal Abidin
- Al-Imam Muhammad Al-Baqir
- Al-Imam Ja’far Shadiq
- Al-Imam Ali Al-Uraidhi
- Al-Imam Muhammad An-Naqib
- Al-Imam Isa Ar-Rumi
- Al-Imam Ahmad Al-Muhajir
- As-Sayyid Ubaidillah
- As-Sayyid Alwi
- As-Sayyid Muhammad
- As-Sayyid Alwi
- As-Sayyid Ali Khali’ Qasam
- As-Sayyid Muhammad Shahib Mirbath
- As-Sayyid Ali
- As-Sayyid Al-Imam Al-Faqih Al-Muqaddam Muhammad
- As-Sayyid Al-Imam Alwi Al-Ghuyur
- As-Sayyid Ali Shohibud Dark
- As-Sayyid Muhammad Maula Ad-Dawilah
- As-Sayyid Abdurrahman As-Sagaf
- As-Sayyid Abdullah
- As-Sayyid Abdurrahman
- As-Sayyid Abdullah
- As-Sayyid Salim
- As-Sayyid Syekh Abu Bakar
- As-Sayyid Hamid
- As-Sayyid Umar
- As-Sayyid Salim
- As-Sayyid Abdullah
- As-Sayyid Sholeh
- As-Sayyid Abdullah
- As-Sayyid Abu Bakar
- As-Sayyid Ahmad
- As-Sayyid Muhsin
- As-Sayyid Soleh atau Habib Sholeh bin Habib Muhsin Al Hamid.
1.3 Wafat
Habib Sholeh wafat di Tanggul ketika senja pada hari Sabtu, tanggal 8 Syawal 1396 Hijriyah bertepatan dengan tanggal 2 Oktober 1976 M. Beliau wafat setelah berwudhu dan sebelum sempat melaksanakan shalat Maghrib. Dimakamkan pada hari Minggu, 9 Syawal 1396 Hijriyah, setelah shalat Dhuhur di samping kiblat Masjid Riyadus Sholihin.
2 Sanad Keilmuan Habib Sholeh bin Muhsin Al-Hamid
Habib Sholeh mulai mempelajari kitab suci Al-Qur'an dari seorang guru yang bernama Said Ba Mudhij, di Wadi Amd, yang juga dikenal sebagai orang saleh yang tiada henti-hentinya berdzikir kepada Allah Swt. Selain belajar Al-Quran, seorang ulama dalam tradisi pendidikan Islam, kebiasaannya melanjutkan mendalami ilmu-ilmu lain yang dapat menunjang kapasitas keilmuannya. Demikian pula dengan Habib Sholeh Tanggul, sedangkan ilmu fiqih dan tasawuf beliau pelajari dari ayahnya sendiri, Habib Muhsin Al-Hamid
2.1 Guru-guru Habib Sholeh bin Muhsin Al-Hamid
3. Perjalanan Hidup dan Dakwah Habib Sholeh bin Muhsin Al-Hamid
3.1 Perjalanan Habib Sholeh bin Muhsin Al-Hamid ke Indonesia
Pada usia 26 tahun, tepatnya pada bulan keenam tahun 1921 M, dengan ditemani Asy- Syekh Al-Fadil Assoleh Salim bin Ahmad Al-Asykary, Habib Sholeh meninggalkan Hadramaut menuju Indonesia. mereka berdua singgah di Jakarta untuk beberapa saat. Kemudian sepupu beliau, Habib Muhsin bin Abdullah Al-Hamid, seorang panutan para Sadah atau masyarakat, mengajak beliau singgah dikediamannya di Lumajang.
Beliau menetap di Lumajang untuk beberapa saat”. Sebelum menetap di Jember, Habib Sholeh bin Muhsin Al-Hamid menyempatkan diri tinggal di kota Pisang Lumajang, kota yang memang berdekatan dengan Jember. Setelah beberapa saat tinggal di kota Pisang Lumajang, Habib Sholeh bin Muhsin Al-Hamid kemudian melanjutkan perjalanan kesebelah Timur, menuju kota Jember. “beliau pindah ke Tanggul dan akhirnya menetap di desa tersebut.
3.2 Perjalanan Dakwah Habib Sholeh bin Muhsin Al-Hamid
Dakwah Habib Sholeh bin Muhsin Al-Hamid kepada masyarakat sekitar, diawalinya dengan membangun mushala di tempat kediamannya. Habib Sholeh selalu mengisinya dengan kegiatan shalat berjemaah dan hizib Al-Qur'an antara magrib dan Isya di Mushala ini. Beliau juga menggelar pengajian-pengajian yang membahas hal-hal mana yang dilarang oleh agama dan mana yang diwajibkan agama, kepada masyarakat sekitar.
Setiap selesai shalat asar, beliau membacakan kitab An-Nashaihud Dinniyah (nasehat-nasehat agama), karangan Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad, yang diuraikan beliau kedalam bahasa keseharian masyarakat sekitar, yakni bahasa Madura.
Beberapa tahun kemudian, beliau mendapatkan hadiah sebidang tanah dari seorang Muhibbin-orang yang mencintai anak cucu keturunan Rasulullah saw, yakni H.Abdur Rasyid. Di atas tanah inilah, beliau membangun masjid yang diberi nama Riyadus Shalihin. Di masjid ini kegiatan keagamaan semakin semarak. Kegiatan keagamaan, seperti shalat berjamaah, hizib Al-Qur'an, serta pembacaan Ratib Al-Haddad, rutin dibaca di antara magrib dan isya.
Dalam kesehariannya, beliau selalu membantu orang-orang yang membutuhkan pertolongan beliau. Membantu menyelesaikannya masalah orang-orang yang sedang dililit hutang. Jika beliau melihat seorang gadis dan jejaka yang belum kawin, beliau dengan segera mencarikan pasangan hidup dengan terlebih dahulu menawarkan seorang calon. Apabila ada kecocokan di antara keduanya, segeralah mereka dinikahkan. Bahkan, sering Habib sholeh yang membantu biaya perkawinannya. Pernah pula, dalam waktu sehari beliau mendamaikan dua atau tiga orang yang bermusuhan.
Habib Sholeh bin Muhsin Al-Hamid Tanggul Jember, selalu menasehati banyak orang untuk istiqomah dalam kebaikan, beliau menilai kehidupan duniawi hanyalah sementara, dan mereka biasanya menyiapkan bekal secara bersungguh-sungguh untuk menghadapi kehidupan setelah kematian. Misalkan pesan-pesan pendidikan yang selalu di sampaikan beliau kepada banyak orang sebagai berikut:
- Melaksanakan sholat 5 waktu berjamaah di Masjid atau Musholla (Jangan pernah tinggalkan Shalat Shubuh berjamaah.
- Memperbanyak membaca Al-Quran dalam kehidupan sehari-hari
- Memperbanyak membaca sholawat kepada kanjeng Nabi Muhammd SAW, Sholawat yang beliau amalkan dikenal dengan Sholawat Manshub.
- Berbakti kepada kedua orang tua, karena begitu besarnya jasa kedua orang tua kepada anak-anaknya. Bahkan kepada para dai, Habib Sholeh menyampaikan,agarsering-seringmenyampaikan nasehat untuk berbakti kepada kedua orang tua.
- Menjalankan atau melaksanakan hal-hal yang diperintahkan Allah SWT
- Menghindari atau menjauhkan diri dari hal-hal yang dilarang Allah SWT.
Dalam kehidupan kemasyarakatan, beliau juga terlibat sangat aktif. Antara lain, Habib Sholeh juga tercatat sebagai pemberi spirit dengan meletakkan batu pertama pembangunan Rumah Sakit Islam Surabaya. Bahkan beliau tercatat sebagai penasihat Rumah Sakit tersebut.
Di Jember, beliau juga selain mendirikan dan membina Masjid Riyadus Sholihin Tanggul, beliau juga memiliki kegiatan dan aktifitas di luar Tanggul yakni, “beliau juga tercatat sebagai Pembina Takmir Masjid Jami al Baitul Amien di kota Jember yang pembangunannya juga dapat diselesaikan dalam waktu singkat berkat doa' dan keikut sertaan beliau dalam peletakan batu pertama”. Masjid merupakan tempat, dimana para Ulama dan ummat Islam melakukan hubungan dengan Allah dan melaksanakan tradisi pendidikan Islam.
3.3 Wali Qutub Habib Sholeh bin Muhsin Al-Hamid
Habib Sholeh bin Muhsin Alhamid dikisahkan dalam perjalanan hidup beliau melakukan uzlah (mengasingkan diri) dari manusia, selama lebih dari tiga tahun. Selama itu pula beliau tidak menemui seorang pun dan tidak seorangpun manusia menemuinya.
Pada suatu saat dalam khalwatnya, sang guru besar beliau, orang yang juga memiliki karamah, Al-Imam Al-Qutub Habib Abu Bakar bin Muhammad As-Sagaf, bagaikan kilat yang bersinar terang datang kepada beliau. Sebuah pertanda, Habib Sholeh Al-Hamid telah dipandang mampu mengemban amanah dan dipercaya menyandang Khilafah kenabian serta untuk menebarkan kemanfaatan kepada umat manusia. Selanjutnya sang guru mengajaknya keluar dari khalwatnya itu. Lalu menyuruhnya datang ke kediamannya di Gresik.
Sesampainya di rumah, sang guru menyuruh Habib Sholeh Al-Hamid mandi di Jabiyah-kolam mandi yang khusus-miliknya. Setelah itu, sang guru memberinya mandat dan ijazah dengan memakaikan jubah imamah dan sorban hijau kepadanya dan mengatakan, "Ya Habib Sholeh, datang kepadaku Rasulullah SAW dan mengutusku untuk menyerahkan sorban hijau ini. Ini adalah pertanda kewalian quthb ( kutub ) atasku jatuh ke pundakmu," kata Habib Abu Bakar bin Muhammad As-Sagaf.
Habib Sholeh saat itu merasa dirinya kecil dan belum pantas, maka beliau bertanya, "Pantas kah saya menerima anugerah Allah SWT yang sedemikian besar ini ? Mampukah saya mengembannya?"
Dalam khalwatnya, beliau menangis terus, tidak pernah keluar dari kamarnya, dan minta petunjuk kepada Allah swt. Saat itu rumahnya masih sangat sederhana, terbuat dari bilik bambu.
Padahal sudah banyak habib, saudara, orang-orang kaya, datang kepadanya untuk membongkar rumahnya, tapi beliau tidak pernah mau. Alasannya, "Jangan dibetulkan! Jangan diapa-apakan! Biarkan saja, saya takut Rasulullah SAW tidak datang lagi ke tempat ini. Saya setiap hari berjamaah shalat lima waktu dengan Rasulullah SAW di rumah ini. Jangan dibongkar rumah ini."
Khalwatnya itu berlangsung selama kurang lebih tujuh tahun. Hingga suatu saat beliau mendapat isyarat dari Rasulullah SAW agar menziarahinya di Madinah. Ketika beliau mengutarakan maksud dan tujuannya akan berangkat ke Baitullah di Makkah dan Madinah, banyak orang yang mau ikut. Akhirnya, berangkatlah beliau ke Makkah. Saat itulah, Habib Muhammad bin Husein al-Hamid ( Labor, Pasar Minggu ) merenovasi rumah beliau.
Ketika beliau pulang, tidak menunjukkan kemarahan. Saat ditanya oleh banyak orang, Habib Sholeh dengan tersenyum menjawab, "Sebelum rumah ini dibangun, saya telah diberi tahu oleh Rasulullah SAW, "Biarkan rumah itu dibangun." Sebuah pertanda, Habib Sholeh al-Hamid telah dipandang mampu mengemban amanah Nabi serta menebarkan kemanfaatan kepada umat manusia.
3.4 Karya Habib Sholeh bin Muhsin Al-Hamid
Habib Sholeh juga terkenal sebagai seorang satrawan yang handal. Semasa hidupnya beliau gemar melantunkan syair-syair pujian kepada Allah SWT. Kemudian syair-syair tersebut dirangkai oleh salah satu muridnya bernama Uztad Abdullah Zahir. Setelah dirangkai, syair-syair tersebut lalu dibukukan dan diberi nama “Diwan Al-Isyqi Was- Shofa Fi mahabbati Al- Habib Al- Musthofa” yang memiliki arti (Antologi Asmara Nan Suci Tentang Cinta Nabi Terkasih Al- Musthofa).
4 Karomah-karomah Habib Sholeh bin Muhsin Al-Hamid
4.1 Doanya selalu Terkabul
Kekaromahan dan derajat kewalian Habib Sholeh bin Muhsin Al-Hamid telah mencapai tingkatan Qutub. Yakni, sebagai pemimpin dan pemuka bagi para pembesar Aulia di masanya. Dalam konteks ini, berkata Habib Abdul Qadir bin Ahmad bin Abdurrahman As-Sagaf, "Habib Sholeh adalah orang yang doa'nya selalu terkabul dan orang yang sangat dicintai dan disegani."
Bahkan, salah seorang ahli waris keluarga Habib pernah mendengar salah seorang saleh yang dapat dipercaya bercerita kepadanya, ia pernah bermimpi melihat Habib Sholeh memegang tiang dari nur yang sinarnya berkilauan sampai ke langit. Lalu terdengar ucapan, "Sesungguhnya Habib Sholeh adalah orang yang Mujabud dakwah-doa'nya selalu mendapat ijabah."
Mengenai banyaknya kejadian seperti itu, dimana doa'nya selalu diijabah, Habib Al-Barokah Addai' ilallah Ali bin Abdurrahman Al-Habsyi pernah bertanya kepada Habib Sholeh, "Wahai Habib Sholeh, engkau adalah orang doa'nya selalu terkabulkan dan engkau sangat dicintai Allah swt dan segala permohonanmu selalu dikabulkan." Maka Habib Sholeh pun menjawab, "Bagaimana tidak, sedangkan aku belum pernah melakukan hal yang membuat Allah SWT murka-tidak pernah melanggar aturan Allah SWT."
Suatu ketika ada orang bertanya, "ya Habib Sholeh, apa sih kelebihan ibadah Habib sehingga doa Habib cepat terkabul ?
Habib Sholeh menjawab, "Mau tahu rahasianya? Saya tidak pernah menaruh pispot di kepala saya."
Orang itu bertanya kembali, "Apa maksudnya, ya Habib ?"
"Jangan pernah pispot di kepala dalam beribadah; artinya, artinya, janganlah membangga-banggakan dunia yang pada akhirnya hanya akan membuat diri kita malu....pispot, walaupun terbuat dari emas murni yang terbaik di dunia dan bertatahkan intan berlian yang juga terbaik, kalau dibuat topi, tetap akan membuat malu.
Kalau orang membangga-banggakan diri bermodalkan dunianya, lihat saja, orang itu akan terjerembab oleh dunia. Karena amal orang itu dipamer-pamerin......," kata Habib Sholeh.
Selain itu katanya, "Jangan melakukan dosa syirik."
Adapun, mengenai kedermawanannya, tak seorangpun meragukannya. Bahkan beliau selalu memberikan apa yang ada di tangan beliau. Berkata salah seorang ulama mengenai beliau, "Seandainya Habib Sholeh tak memiliki apapun kecuali rohnya, beliau pun akan menyerahkannya kepada yang memintanya."
4.1 Mendatangkan Hujan
Dikisahkan, suatu waktu beliau sedang berjalan bersama Habib Ali bin Abdurrahman binAbdullah Al-Habsyi, Kwitang Jakarta, dan beliau juga berkunjung ke kediaman Habib Ali di Bungur, Jakarta. Saat melintasi sebuah lapangan, beliau melihat banyak sekali orang berkumpul untuk melakukan shalat Istisqa ( Shalat minta hujan ), lantaran Jakarta saat itu dilanda kemarau panjang. Habib Sholeh Tanggul pun berkata, "Serahkan saja kepadaku, biar aku yang akan memohon hujan kepada Allah SWT"
Tak lama kemudian, setelah Habib Sholeh menengadahkan tanganke langit, seraya membaca doa' meminta hujan, hujan pun turun.
4.2 Bertemu dengan Nabi Khidir AS
Mengisahkan tentang Habib Sholeh Tanggul tidak bisa lepas dari peristiwa yang mempertemukan dirinya dengan Nabi Khidir AS. Kala itu, layaknya pemuda keturunan Arab lainnya, orang-orang masih memanggilnya Yik, kependekan dari kata Sayyid, yang artinya Tuan, sebuah gelar untuk keturunan Rasulullah.
Suatu ketika Yik Sholeh sedang menuju stasiun Kereta Api Tanggul yang letaknya memang dekat dengan rumahnya. Tiba-tiba datang seorang pengemis meminta uang. Yik Sholeh yang sebenarnya membawa sepuluh rupiah menjawab tidak ada, karena hanya itu yang dimiliki. Pengemis itupun pergi, tetapi kemudian datang dan minta uang lagi. Karena dijawab tidak ada, ia pergi lagi, tetapi lalu datang untuk ketiga kalinya. Ketika didapati jawaban yang sama, orang itu berkata, “Yang sepuluh rupiah di saku kamu?” seketika Yik Sholeh merasakan ada yang aneh. Lalu beliau menjabat tangan pengemis itu.
Ketika berjabat tangan, jempol si pengemis terasa lembut seperti tak bertulang. Keadaan seperti itu, menurut beberapa kitab klasik, adalah ciri fisik Nabi Khidir. Tangannya pun dipegang erat-erat oleh Yik Sholeh, sambil berkata, “Anda pasti Nabi Khidir, maka mohon doakan saya.” Sang pengemis pun berdoa, lalu pergi sambil berpesan bahwa sebentar lagi akan datang seorang tamu.
Tak lama kemudian, turun dari kereta api seorang yang berpakaian serba hitam dan meminta Yik Sholeh untuk menunjukkan rumah Habib Sholeh. Karena di sekitar sana tidak ada yang bernama Habib Sholeh, maka dijawablah tidak ada. Karena orang itu menekankan ada, Yik Sholeh menjawab, “Di daerah sini tidak ada yang bernama Habib Sholeh, yang ada Sholeh, yaitu saya sendiri ini.” Lalu orang tersebut berkata, “Kalau begitu andalah yang saya cari,” jawab orang itu lalu pergi, membuat Yik Sholeh tercengang.
Sejak itu, rumah Habib Sholeh selalu ramai dikunjungi orang, mulai sekedar silaturrahmi, sampai minta berkah doa. Tidak hanya dari tanggul, tetapi juga luar Jawa bahkan luar negeri, seperti Belanda, Swiss, Afrika, Cina, Malaysia, Singapura dan lain-lain.
4.3 Menjadi Rujukan Para Pejabat Negara
Pada saat Adam Malik masih menjabat sebagai Kepala Kantor Berita Antara; suatu saat lewat lembaga yang dipimpinnya, beliau mengungkap keterlibatan Menlu Soebandrio, yang saat itu dikenal sebagai tokoh berfaham ajara komunis. Karuan saja, berita-berita yang dimuat itu membuat Soebandrio dan jajarannya kalang kabut karena merasa terpojokkan”.
Wacana komunis di Indonesia, memang menjadi perhatian banyak kalangan, bukan hanya rakyat Indonesia, masyarakat internasional juga memberikan perhatian terkait dengan wacana komunisme di Indonesia. Namun, bagi manusia seperti Habib Sholeh hal itu sudah terlihat jauh-jauh hari, sehingga kepada Adam Malik, Habib Sholeh berusaha menenangkan dan memberikan solusinya.
Karena ditulis keterlibatannya oleh Adam Malik, sehingga Soebandrio marah dan mengancam. Karena mendapat ancaman tersebut, Adam Malik pun berusaha mencari perlindungan. Maka datanglah ia kepada Habib Sholeh Al-Hamid di Tanggul, Jember. Disini Adam Malik menceritakan latar belakang persoalannya. Mendengar pengaduan itu, Habib Sholeh Tanggul hanya tersenyum.
Beliau berkata: "jangan takut terhadap ancamannya. Nanti kamu yang akan menggantikan kedudukannya”.
Tentu saja, Allah memberikan penglihatan kepada Habib Sholeh sebagai bagian dari karomah karena kedekatan Habib Sholeh kepada Allah Swt. Memang benar, ternyata tak lama berselang, setelah Soeharto menjabat Presiden, giliran Adam Malik yang menjabat menteri luar negeri.
Cerita yang lain, juga terjadi kepada salah satu Menteri Luar Negeri Indonesia, yakni Alwi Shihab. Dalam perkembangannya, Alwi Shihab merupakan teman dekat dengan Kiai Abdurrahman Wahid, ketika kiai yang dikenal dengan nama Gus Dur tersebut dipilih menjadi Presiden ke 4 Republik Indonesia, maka Alwi Shihab dipilih oleh Gus Dur sebagai Menlu RI.
Kisah serupa terjadi sekitar 30 tahun yang lalu. Alwi Shihab mantan menteri luar negeri di era presiden K.H.Abdurrahman Wahid, pernah datang ke kediaman Habib Sholeh Tanggul. Pada masa itu, ia datang diantar oleh ayahandanya. Keperluannya mohon doa restu untuk belajar luar negeri. Tujuannya belajar ke Amerika di Harvard University.
Pada kesempatan itu, Alwi Shihab mengutarakan apa yang menjadi problemnya. Antara lain, ia tidak punya biaya yang cukup untuk mengurus visa dan paspor. Mendengar keluhan Alwi Shihab, Habib Sholeh Tanggul menyarankan agar Alwi Shihab mandi di ke dua sumur yang terdapat di sekitar kediamannya.
Alwi Shihab pun mandi mandi di ke dua sumur tersebut. Setelah itu, kepada Alwi Shihab, Habib Sholeh Tanggul menasehati agar ia datang ke Adam Malik yang saat itu menjabat Menlu. Kontan, Alwi Shihab mengatakan kekhawatirannya. Ia rakyat biasa, bagaimana bisa bertemu dengan seorang Menteri.
Mendengar keberatan Alwi Shohab, akhirnya Habib Sholeh menasehatinya agar tidak takut, seraya menyuruhnya supaya menemui Adam Malik dengan membawa surat darinya, "Bawa surat saya ini. Jangan takut pada Adam Malik, kelak kamu akan menjadi seperti Adam Malik." Kata Habib Sholeh Tanggul.
Ternyata ucapan Habib Sholeh Tanggul kali ini pun telah menjadi sebuah kenyataan.Jika Habib Sholeh bukan manusia pilihan, mungkin beliau tidak akan melihat apa yang akan dialami Alwi Shihab dikemudian hari. Karena Habib Sholeh mendapat karomah dari Allah SWT, sehingga sang habib dapat mengetahui, Alwi Shihab kelak juga akan menjadi Menteri Luar Negeri Republik Indonesia.
5. Teladan Habib Sholeh bin Muhsin Al-Hamid
Kekaromahan dan derajat kewalian Habib Sholeh bin Muhsin Al-Hamid telah mencapai tingkatan Qutub. Yakni, sebagai pemimpin dan pemuka bagi para pembesar Aulia di masanya. Dalam konteks ini, berkata Habib Abdul Qadir bin Ahmad bin Abdurrahman As-Sagaf, "Habib Sholeh adalah orang yang doa'nya selalu terkabul dan orang yang sangat dicintai dan disegani."Beliau selalu membantu siapapun yang membutuhkan pertolongan beliau tanpa memandang statusnya.
Habib Sholeh Tanggul adalah sosok yang ringan tangan dan sabar dalam membimbing umat. Beliau selalu memulai pendidikannya dengan mengajari masyarakat dengan hal-hal yang diperintahkan Allah dan menjauhi hal-hal yang dilarang oleh Allah. Bahkan hingga kini, walaupun sang habib telah wafat secara fisik, masjidnya tetap mendidik ummat untuk tetap melaksanakan sholat berjamaah. Dari makamnya, Habib Sholeh tetap istiqomah mengajak ummat untuk selalu membaca Al-Quran dan sholawat kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW.
Ini menandakan, ikatan batiniah/ ikatan spiritualitas antara Habib Sholeh dan orang-orang sholeh yang masih hidup, masih terjalin dengan sangat baik. Dan Allah Swt memberikan dorongan kepada orang-orang yang hidup tersebut untuk datang sowan atau berziarah kemakamnya, untuk sholat di masjid peninggalan Habib Sholeh dan sekadar membaca al-Quran. Ini adalah satu kegiatan ibadah, dimana orang merasa tergerak hatinya untuk datang sowan, sholat dan ngaji di masjid dan makam Habib Sholeh Tanggul Jember.
Hanya orang-orang yang hatinya bersih dan dekat dengan Allah sajalah yang dapat menggerakkan hati orang lain, untuk selalu beribadah dan selalu menyebut nama Allah dari lisan dan hatinya. Habib Sholeh termasuk hamba Allah yang hatinya bersih dan selalu dekat dengan Allah. Sehingga walaupun beliau wafat secara fisik, beliau masih mengajak umat untuk selalu dekat dan berdzikir kepada Allah Swt.
Komentar
Posting Komentar