Khutbah Jumat: Hindari Pemborosan Pangan Mulai dari Diri Sendiri - NU

 

Khutbah Jumat: Hindari Pemborosan Pangan Mulai dari Diri Sendiri

Food waste atau pemborosan pangan masih menjadi isu global yang belum terselesaikan hingga kini. Minimnya kesadaran masyarakat terhadap bahaya pemborosan pangan dengan pola konsumsi yang tidak baik dapat berdampak negatif terhadap banyak hal termasuk lingkungan.

 

Naskah Khutbah yang berjudul, “Khutbah Jumat: Hindari Pemborosan Pangan Mulai dari Diri Sendiri” mengajak kaum muslimin untuk meningkatkan kepekaan sosial sebelum tibanya bulan suci Ramadhan. Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat!

 

Khutbah I

 

الْحَمْدُ للهِ، الْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ الَّذِي وَعَدَ الشَّاكِرِيْنَ لِنِعَمِهِ بِالْمَزِيْدِ، وَتَوَعَّدَ مَنْ كَفَرَ بِهَا بِالْعَذَابِ الشَّدِيْدِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، أَعْظَمُ الْخَلْقِ شُكْرًا لِلّٰهِ وَطَاعَةً لَهُ، اللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا أَمَّا بَعْدُ، فَيَاأَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

 

قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ: يَا بَنِيْ أَدَمَ خُذُوْا زِيْنَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوْا وَاشْرَبُوْا وَلَا تُسْرِفُوْا إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَ

 

Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah swt, 
Segala puji bagi Allah swt yang telah memberikan kita berbagai macam kenikmatan sehingga kita dapat memenuhi panggilan-Nya untuk menunaikan shalat Jumat. Nikmat yang harus digunakan dalam rangka memenuhi syariat yang telah ditetapkan-Nya. Shalawat beserta salam, mari kita haturkan bersama kepada Nabi Muhammad saw, juga kepada para keluarganya, sahabatnya, dan semoga melimpah kepada kita semua selaku umatnya. Aamiiin ya Rabbal ‘alamin.

 

Di hari Jumat yang penuh berkah ini, marilah kita meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah swt dengan selalu menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya, dengan selalu berpegang teguh serta mengikuti sunnah-sunnah nabi-Nya.

 

Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah swt,

Salah satu isu global yang hingga kini menjadi problem ialah permasalahan food waste atau pemborosan pangan. Tercatat 30 persen dari rantai pasok global terbuang dengan 1,3 miliar ton jumlah makanan yang terbuang setiap tahunnya.

 

Islam sebagai agama yang bersifat fleksibel tentunya sangat memperhatikan hal-hal substansial bagi umat manusia. Termasuk aturan menjaga pola konsumsi terhadap makanan dengan tidak melakukan pemborosan pangan. Menjadi sangat penting bagi manusia untuk menjaga pola konsumsi dengan misalnya membeli makanan secukupnya, tidak membuang-buang makanan, hingga mengurangi limbah makanan dengan memanfaatkannya sebagai kompos.

 

Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah swt,

Dalam menjaga pola konsumsi yang proporsional, secara tidak langsung kita turut menjaga lingkungan tempat kita berada. Sebab dengan kita menjaga pola konsumsi yang baik dapat mengurangi pemborosan pangan, sehingga limbah makanan yang dihasilkan pun semakin minim.

 

Sebagai agama, Islam menawarkan solusi terbaik untuk mengatasi food waste mulai dari ruang lingkup terkecil dari kehidupan, yaitu tiap individu manusia. Islam mengajarkan kepada umatnya untuk menjaga pola konsumsi yang baik dengan tidak berlebihan dalam makan dan minum.

 

Islam melalui Al-Qur’an menjelaskan pentingnya bagi umat manusia untuk tidak berlebihan dalam pola konsumsi makanan, dengan mengatur mulai dari cara memperoleh makanan yang baik hingga mengatur dan menerapkan pola hidup sehat dalam urusan pakaian, makan dan minum dengan tidak berlebihan.

 

Allah berfirman dalam surat Al-A’raf ayat 31:

 

يَا بَنِيْ أَدَمَ خُذُوْا زِيْنَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوْا وَاشْرَبُوْا وَلَا تُسْرِفُوْا إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَ

 

Artinya: “Wahai anak cucu Adam, Pakailah pakaianmu yang indah pada setiap (memasuki) masjid dan makan serta minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan”.

 

Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah swt,

Pada ayat tersebut dengan sangat jelas, Allah memerintahkan manusia untuk memakai pakaian yang baik, memakan makanan dan meminum minuman yang baik serta tidak berlebihan di dalamnya. Sebab berlebihan dalam makanan dan minuman apalagi sampai membuangnya akan menimbulkan bencana tersendiri.

 

Selain menekankan pentingnya menjaga pola makan untuk kesehatan jasmani, ayat ini juga menjelaskan bagaimana pentingnya memiliki kesadaran pada lingkungan dengan tidak berlebihan dalam pola konsumsi.

 

Dalam menafsirkan ayat ini, Imam Ibnu Katsir dalam kitab Tafsir al-Qur’an al-Adzim,  Juz III, halaman 407 mengutip riwayat dari Imam Ahmad, menjelaskan bahwa Nabi Muhammad saw sangat menganjurkan untuk tidak berlebihan dalam makan, minum, serta pakaian. Ini membuktikan Nabi Muhammad saw sangat memperhatikan kesehatan umatnya dengan menjaga pola konsumsi.

 

Rasulullah saw bersabda:

 

كُلُوْا وَاشْرَبُوْا وَالْبَسُوْا وَتَصَدَّقُوْا فِيْ غَيْرِ مَخِيْلَةٍ وَلَا سَرَفٍ فَإِنَّ اللهَ يُحِبُّ أَنْ يَرَى نِعْمَتَهُ عَلَى عَبْدِهِ

 

Artinya: “Makanlah, minumlah, pakailah (pakaian) dan bersedekahlah tanpa berlebihan. Sungguh Allah menyukai melihat nikmat-Nya ada pada hamba-Nya”. (HR. Ahmad)

 

Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah swt,

Dalam hadits lain yang juga diriwayatkan Imam Ahmad, Rasulullah saw bahkan memberikan metodenya untuk menjaga kesehatan tubuh sekaligus dalam rangka menjaga pola konsumsi yang baik. Nabi Muhammad menjelaskan bahwa perut manusia hendaknya dibagi ke dalam tiga bagian dalam mengatur pola makan dan minum, yaitu sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman dan sepertiga yang lain untuk udara.

 

Rasulullah saw bersabda:

 

مَا مَلَأَ ابْنُ آدَمَ وِعَاءً شَرًّا مِنْ بَطْنِهِ حَسْبُ ابْنِ آدَمَ أَكَلَاتٌ يُقِمْنَ صُلْبَهُ فَإِنْ كَانَ فَاعِلًا لَا مَحَالَةَ، فَثُلُثٌ لِطَعَامِهِ وَثُلُثٌ لِشَرَابِهِ وَثُلُثٌ لِنَفَسَهِ

 

Artinya: “Tidak ada wadah yang penuh dan lebih buruk dari perut manusia. Cukuplah untuk memakan makanan yang dapat memberikan energi bagi tubuh, jika manusia melakukannya maka tidaklah mengapa. Sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman dan sepertiga lagi untuk udara”. (HR. Ahmad).

 

Kedua hadits di atas menunjukkan betapa Nabi Muhammad saw dengan tegas menganjurkan umatnya untuk menjaga pola hidup dengan menjaga pola konsumsi yang baik. Menjaga kesehatan sangat penting dilakukan, sebab menjadi wasilah untuk terus beribadah kepada Allah.

 

Syekh Wahbah al-Zuhaili dalam kitab Fiqhul Islami wa adillatuhu, Juz III, halaman 505 menjelaskan:

 

عَنَى الْإِسْلَامُ بِالْجِسْمِ وَالنَّفْسِ، فَأَوْجَبَ تَنَاوُلَ الْحَدِّ الْأَدْنَى أَوِ الضَّرُوْرِيِّ مِنَ الطَّعَامِ وَالشَّرَابِ لِلْحِفظِ عَلَى الْحَيَاةِ، وَدَفْعِ الْهَلَاكِ عَنِ النَّفْسِ، وَلِلْقِيَامِ بِالْوَاجِبَاتِ الدِّيْنِيَّةِ مِنْ صَلَاةٍ وَصِيَامٍ وَنَحْوِهَا

 

Artinya: “Islam sangat memperhatikan kesehatan fisik. Oleh karenanya, Islam mewajibkan untuk memakan asupan standar atau pokok baik makanan maupun minuman untuk menjaga kehidupan, menolak kerusakan fisik, melakukan kewajiban-kewajiban agama seperti shalat, puasa dan yang lainnya”.

 

Tentu menjaga pola makan yang sehat juga memiliki arti tidak berlebihan dalam mengonsumsinya. Karena hal tersebut juga akan berakibat buruk bagi tubuh. Lebih lanjut, Syekh Wahbah Az-Zuhaili berkata:

 

وَمَا عَدَا قَدْرَ الضَّرُوْرَةِ يُبَاحُ تَنَاوُلُهُ مَا لَمْ يَصِلْ إِلَى قَدْرِ الْإِسْرَافِ, فَالْإِسْرَافُ فِي الْأَكْلِ وَالشَّرَبِ فَوْقَ الطَّاقَةِ الْجِسْمِيَّةِ ضَرَرٌ وَخَطَرٌ وَحَرَامٌ. وَالْاِعْتِدَالُ مَطْلُوْبٌ

 

Artinya: “Jika melebihi ukuran standar diperbolehkan selagi tidak mencapai taraf berlebihan. Karena berlebihan dalam makanan dan minuman melebihi ambang kekuatan tubuh akan membahayakan dan dihukumi haram. Moderat  adalah hal yang dituntut”.

 

Dengan demikian, bersikap moderat dalam segala hal merupakan sebuah keniscayaan. Termasuk dalam hal makanan dan minuman yang menjadi sumber utama energi dan memiliki peran sentral bagi kesehatan, baik pada diri sendiri maupun kesehatan lingkungan.

 

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِالْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

 

Khutbah II

 

الْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْاِيْمَانِ وَالْاِسْلَامِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ، وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ، أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَامِ

 

أَمَّا بَعْدُ، فَيَاأَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى اِنَّ اللهَ وَ مَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰ لِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فِي الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

 

اَللّٰهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ، وَعَنْ اَصْحَابِ نَبِيِّكَ اَجْمَعِيْنَ، وَالتَّابِعِبْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَ تَابِعِهِمْ اِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِ

 

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالطَّاعُوْنَ وَالْاَمْرَاضَ وَالْفِتَنَ مَا لَا يَدْفَعُهُ غَيْرُكَ عَنْ بَلَدِنَا هٰذَا اِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ

 

عِبَادَ اللهِ اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلٰى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ. وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ

 

Alwi Jamalulel Ubab, Alumni Khas Kempek dan Mahad Aly Jakarta

Baca Juga

Komentar

 Pusatin9 


 Postingan Lainnya 

Baca Juga