Khutbah Jumat: Jangan Pernah Putus Asa
Manusia sering diuji dengan berbagai macam cobaan, kegagalan, atau bahkan dosa yang membuatnya sempat merasa putus asa dalam menjalani kehidupan di dunia. Namun, Allah dengan kasih sayang-Nya yang tiada tara selalu memberikan jalan keluar dan membuka pintu ampunan bagi siapa saja yang mau bertobat dan kembali kepada-Nya.
Melalui banyak ayat suci Al-Quran, Allah swt memberikan hikmah sekaligus peringatan, bahwa rahmat-Nya jauh lebih luas dari dosa-dosa manusia. Selain itu, beberapa hadis Nabi Muhammad saw juga menunjukkan bahwa Allah sangat mencintai hamba-Nya yang mau bertobat dan tidak akan pernah menutup pintu rahmat-Nya.
Naskah khutbah jum’at ini berjudul, “Khutbah Jum’at: Jangan Pernah Putus Asa dari Rahmat Allah” Untuk mencetak naskah khutbah ini, silahkan klik ikon print berwarna merah di atas atau di bawah artikel ini. Semoga bermanfaat.
Khutbah I
إِنَّ الْحَمْدَ لِلّٰهِ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللّٰهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. اَمَّا بَعْدُ
فَيَا اَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوْا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنـْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. فَقَدْ قَالَ اللّٰهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ: وَلَا تَا۟يْـَٔسُوْا مِنْ رَّوْحِ اللّٰهِ ۗ اِنَّهٗ لَا يَا۟يْـَٔسُ مِنْ رَّوْحِ اللّٰهِ اِلَّا الْقَوْمُ الْكٰفِرُوْنَ
Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah
Tidak henti-hentinya khatib berpesan, untuk diri sendiri dan jamaah sekalian, marilah kita sama-sama meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt dengan sebenar-benar takwa. Sungguh, takwa merupakan perintah dari Allah swt, sebagaimana firmannya dalam Al-Quran:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim.” (QS Ali Imran ayat102).
Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah
Sebagai manusia biasa, kita kerap menemukan beragam kesulitan dan cobaan dalam hidup. Seolah tiada ujung dan hentinya. Salah satu bentuknya, dapat kita lihat dan rasakan belakangan ini. Ada banyak di antara kita yang mungkin kehilangan pekerjaan karena di-PHK, ada juga yang sedang berusaha mengirimkan surat lamaran kerja namun tidak kunjung dapat panggilan, atau mungkin ada yang merasa sukar sekali keluar dari lingkaran dosa.
Ketika cobaan seolah datang bertubi-tubi tanpa ampun, tidak sedikit orang merasa bahwa Allah sudah tidak sayang kepadanya. Namun, keyakinan seperti ini tidak bisa dibenarkan. Karena Allah berfirman dalam kitab suci Al-Quran:
وَلَا تَا۟يْـَٔسُوْا مِنْ رَّوْحِ اللّٰهِ ۗ اِنَّهٗ لَا يَا۟يْـَٔسُ مِنْ رَّوْحِ اللّٰهِ اِلَّا الْقَوْمُ الْكٰفِرُوْنَ
Artinya: “Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tidak ada yang berputus asa dari rahmat Allah, kecuali kaum yang kafir.” (QS Yusuf: 87).
Firman Allah swt dalam ayat 87 ini sebetulnya merupakan ungkapan perasaan dari Nabi Ya’kub kepada anak-anaknya ketika mengetahui anak kesayangannya, Yusuf, hilang dan bahkan diberitakan telah dimakan oleh serigala.
Namun Nabi Ya’kub tidak mau berputus asa. Ia memerintahkan anak-anaknya untuk mencari Yusuf ke segala penjuru. Sebelum melepas anak-anaknya pergi, Nabi Ya’kub memberikan nasihat kepada mereka, bahwa jangan pernah berputus asa kepada rahmat Allah. Sebab hanya orang kafir sajalah yang senantiasa berputus asa.
Ibnu Katsir dalam kitabnya, Tafsirul Qur’anil ‘Azhim, menjelaskan apa yang disampaikan oleh Nabi Ya’kub tersebut merupakan ucapan penyemangat, kabar gembira, sekaligus perintah untuk anak-anaknya, agar tidak pernah hilang asa dan cita-cita atas apa yang sedang mereka usahakan.
Sementara Ar-Razi dalam Mafatihul Ghaib mengutip, Ibnu Abbas berkata: “Sungguh orang beriman itu berharap kebaikan kepada Allah di kala susahnya dan memuji Allah tatkala memperoleh kesejahteraan."
Mempertegas hal ini, Ar-Razi berkata:
وَاعْلَمْ أَنَّ الْيَأْسَ مِنْ رَحْمَةِ اللّٰهِ تَعَالَى لَا يَحْصُلُ إِلَّا إِذَا اعْتَقَدَ الْإِنْسَانُ أَنَّ الْإِلَهَ غَيْرُ قَادِرٍ عَلَى الْكَمَالِ أَوْ غَيْرُ عَالِمٍ بِجَمِيعِ الْمَعْلُومَاتِ أَوْ لَيْسَ بِكَرِيمٍ
Artinya: "Ketahuilah, bahwa berputus asa dari rahmat Allah tidak akan pernah terjadi. Kecuali, jika seseorang percaya bahwa tuhan itu tidak kuasa atas kesempurnaan, tidak maha mengetahui atas segala hal atau bahkan percaya bahwa tuhan tidak mempunyai kemuliaan."
Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah
Karena itu, kita tidak boleh merasa putus asa dari segala kemungkinan yang akan Allah ciptakan untuk kebahagiaan kita. Bisa saja saat ini cobaan bertubi-tubi datang dari segala arah, akan tetapi, mungkin, di balik kejadian yang sulit, akan datang kebahagiaan yang tiada tara.Mungkin
saja setelah di-PHK, Allah swt siapkan pekerjaan yang layak dan nyaman untuk kita. Setelah senantiasa berusaha mengirimkan surat lamaran pekerjaan, ada perusahaan atau instansi yang berkenan menggunakan jasa kita. Percayalah bahwa tidak pernah putus asa merupakan wasilah cita-cita dan untaian doa kita terkabul.
Belajar dari apa yang dikatakan oleh Nabi Ya’kub kepada anak-anaknya, walaupun telah waktu berlalu sekian tahun, pada akhirnya mereka dipertemukan kembali dengan Yusuf yang telah lama hilang. Bahkan ketika dipertemukan, Yusuf telah menjadi insan yang membanggakan. Yakni menjadi penguasa Mesir yang adil dan rupawan.
Artinya apa, saudaraku sekalian? Bisa jadi dengan tertundanya kebahagiaan kita, Allah telah menyiapkan sesuatu yang luar biasa yang tidak terkira menjadi milik kita. Tertundanya keinginan kita merupakan cara Allah mengajarkan kita arti kehidupan.
Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah
Rahmat Allah swt itu mencakup segala sesuatu. Bukan hanya berlaku bagi para nabi dan orang-orang khusus saja, akan tetapi bahkan para hambanya yang berada dalam kondisi paling terpuruk pun, rahmat-Nya tetap ada. Nabi Muhammad saw bersabda dalam haditsnya, sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Hurairah:
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَوْ لَمْ تُذْنِبُوا لَذَهَبَ اللهُ بِكُمْ، وَلَجَاءَ بِقَوْمٍ يُذْنِبُونَ فَيَسْتَغْفِرُونَ اللّهَ، فَيَغْفِرُ لَهُمْ
Artinya: "Demi zat yang nyawaku di genggamannya, kalau saja kalian tidak berbuat maksiat, niscaya Allah akan membinasakan kalian. Allah akan mendatangkan suatu kaum yang berbuat dosa, kemudian mereka memohon ampun kepada Allah, maka Allah mengampuni mereka." (HR. Muslim).
Jamaah shalat Jumat yang dirahmati Allah
Bahkan, salah satu misi dakwah Nabi Muhammad saw adalah untuk menyampaikan pesan, “Jangan pernah putus asa”, ini kepada orang-orang yang hilang kendali atas hidup mereka. Karenanya, tugas kita sebagai kaum muslimin ialah mengingatkan saudara kita yang lain untuk jangan sampai berputus asa. Allah swt berfirman:
قُلْ يٰعِبَادِيَ الَّذِيْنَ اَسْرَفُوْا عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوْا مِنْ رَّحْمَةِ اللّٰهِ ۗاِنَّ اللّٰهَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعًا ۗاِنَّهٗ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Artinya: "Katakanlah (Nabi Muhammad), “Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas (dengan menzalimi) dirinya sendiri, janganlah berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS Az-Zumar ayat 53).
Uraian tadi mengajarkan kita bahwa Allah mencintai hamba-hamba-Nya yang sadar akan kesalahannya, lalu memohon ampun kepada-Nya. Jangan pernah merasa malu atau ragu untuk bertobat. Tetaplah semangat dan jangan pernah berputus asa.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللّهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِلْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللّٰهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلَى رِضْوَانِهِ. اللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا أَمَّا بَعْدُ فَيَاَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوْا اللّٰهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى
:وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللّٰهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعَالَى إِنَّ اللّٰهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيّ يَآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَّ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيَآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلَآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ، وَارْضَ اللّٰهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيِّ وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيَآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللّٰهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلَامَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
اللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَالمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَالمِحَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَ اِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
عِبَادَ اللّٰهِ، إِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبٰى وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوْا اللّٰهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللّٰهِ أَكْبَرُ وَ اللّٰهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ
Ustadz Muhaimin Yasin, Alumnus Pondok Pesantren Ishlahul Muslimin Lombok Barat dan Pegiat Kajian Keislaman
Komentar
Posting Komentar