Khutbah Jumat: Daerah Berkah dengan Karakter Memimpin Ala Rasulullah - NU Online

 

Khutbah Jumat: Daerah Berkah dengan Karakter Memimpin Ala Rasulullah

Selain pembangunan yang terus dilakukan melalui berbagai macam upaya, keberkahan kehidupan masyarakat yang ada di dalamnya juga harus menjadi perhatian penting. Di antara faktor untuk mewujudkan hal tersebut adalah kepemimpinan yang berlandaskan iman dan takwa dan meneladani karakter kepemimpinan Rasulullah saw.

 

Naskah khutbah Jumat berikut ini berjudul "Khutbah Jumat: Daerah Berkah dengan Karakter Kepemimpinan Ala Rasulullah". Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan desktop). Semoga bermanfaat!

 

Khutbah I

 

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ. القَائِلِ فِي كِتَابِهِ الكَرِيْمِ اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُكُمْ اَنْ تُؤَدُّوا الْاَمٰنٰتِ اِلٰٓى اَهْلِهَاۙ وَاِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ اَنْ تَحْكُمُوْا بِالْعَدْلِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهٖ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ سَمِيْعًاۢ بَصِيْرًا. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ المُصَلُّونَ، اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

 

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,

Adalah sebuah keniscayaan bagi kita untuk senantiasa melangitkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, atas segala nikmat-Nya yang tiada terhingga. Shalawat dan salam kita sampaikan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, yang telah memberikan teladan sempurna dalam segala aspek kehidupan. 

 

Selanjutnya wajib bagi kita untuk terus meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah swt karena selain akan mengarahkan kita hidup selamat dunia dan akhirat, takwa yang menancap kuat dalam diri kita juga akan menjadi washilah masuknya kita ke surganya Allah swt. 

 

Rasulullah bersabda yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi:

 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ سُئِلَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ الْجَنَّةَ فَقَالَ تَقْوَى اللَّهِ وَحُسْنُ الْخُلُقِ وَسُئِلَ عَنْ أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ النَّارَ فَقَالَ الْفَمُ وَالْفَرْجُ

 

Artinya: “Dari Abu Hurairah ia berkata; Rasulullah saw pernah ditanya tentang sesuatu yang paling banyak memasukkan seseorang ke dalam surga, maka beliau pun menjawab: "Takwa kepada Allah dan akhlak yang mulia." Dan beliau juga ditanya tentang sesuatu yang paling banyak memasukkan orang ke dalam neraka, maka beliau menjawab: "Mulut dan kemaluan."

 

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,

Pada kesempatan yang mulia ini, khatib ingin menyampaikan khutbah dengan judul: Menjadikan Daerah Berkah dengan Karakter Memimpin Ala Rasulullah. Tema ini insyaAllah sangat relevan kali ini karena kita baru saja merampungkan tahapan pemungutan suara Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak untuk memilih pemimpin di pemerintahan provinsi, kabupaten, dan juga kota di seluruh Indonesia. Melalui mekanisme pesta demokrasi Pilkada, daerah di Indonesia akan dipimpin oleh pemimpin baru yang akan membawa dan mengarahkan pembangunan di daerah tersebut.

 

Allah swt berfirman dalam Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 58:

 

اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُكُمْ اَنْ تُؤَدُّوا الْاَمٰنٰتِ اِلٰٓى اَهْلِهَاۙ وَاِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ اَنْ تَحْكُمُوْا بِالْعَدْلِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهٖ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَانَ سَمِيْعًاۢ بَصِيْرًا 

 

Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada pemiliknya. Apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia, hendaklah kamu tetapkan secara adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang paling baik kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”

 

Ayat ini menunjukkan betapa besar perhatian Islam terhadap kepemimpinan yang adil dan amanah. Dalam Tafsir Al-Baghawi jilid I, halaman 548 Imam Al-Baghawi menjelaskan bahwa setiap individu wajib menunaikan amanah yang diembannya dengan penuh tanggung jawab. Terlebih para pemimpin atau pejabat, harus melaksanakan tugasnya dengan penuh integritas dan dedikasi demi kepentingan rakyat.

 

Kepemimpinan yang benar akan membawa keberkahan bagi suatu masyarakat, sebagaimana teladan yang diberikan oleh Rasulullah saw. Beliau adalah sosok yang harus dicontoh oleh para pemimpin daerah dalam menjalankan roda pemerintahan sekaligus mampu memberi teladan karakter pemimpin dengan sikap terbaik. Dalam menjalankan kepemimpinannya, Rasulullah merupakan sosok yang terbuka dan mau mendengarkan pendapat orang lain.

 

Dalam Tafsir al-Quranil 'Azhim jilid IV, hal. 20-21, Imam Ibn Katsir menyampaikan sebuah kisah bagaimana Rasulullah menerima masukan dari Hubab bin Mundzir terkait strategi dan taktik dalam peperangan. Pada saat berangkat menuju Perang Badar, Rasulullah memilih untuk berhenti di sebuah mata air. Kemudian Hubab berkata: 'Wahai Rasulullah, tempat ini tidak ideal. Sebaiknya kita bergerak ke mata air yang lebih dekat dengan kaum Musyrikin, lalu kita keringkan sumur-sumur lainnya sehingga kita memiliki air sementara mereka tidak.' Strategi ini pun diterima oleh Rasulullah.

 

Dari kisah ini, para pemimpin daerah bisa belajar bahwa penting untuk mendengarkan masukan dari berbagai elemen masyarakat tentang strategi dalam membangun daerah. Walaupun memiliki hak mengambil kebijakan, para pemimpin harus mendengarkan masukan untuk mencari cara terbaik dalam membangun daerahnya, baik itu pembangunan fisik maupun non fisik.

 

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,

Rasulullah juga merupakan sosok yang komunikatif dengan tutur kata yang baik dan sikap yang lembut. Beliau patut dijadikan teladan bagi para pemimpin daerah dalam komunikasi dengan mempertimbangkan siapa yang diajak berbicara. Beliau merupakan pendengar baik yang mampu menjadikan orang lain merasa sangat dihargai dan diperhatikan. 

 

Dalam hadits yang diriwayatkan Aisyah ra disebutkan:

 

مَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسْرُدُ سَرْدَكُمْ هَذَا وَلَكِنَّهُ كَانَ يَتَكَلَّمُ بِكَلَامٍ بَيْنَهُ فَصْلٌ يَحْفَظُهُ مَنْ جَلَسَ إِلَيْهِ 

 

Artinya: “Dari ‘Aisyah, dia berkata, ‘Rasulullah SAW tidak pernah berbicara dengan terburu-buru seperti pembicaraan kalian ini, akan tetapi beliau berbicara dengan penjelasan yang terperinci dan dapat dihafal oleh orang yang duduk bersamanya.’” (HR At-Tirmidzi).

 

Karakter ini penting untuk dimiliki para pemimpin agar semua masalah yang ada bisa terkomunikasikan dengan baik saat memimpin. Pemimpin harus mampu memilih kata-kata yang tepat dengan mempertimbangkan dengan siapa, kapan, dan dimana dia berkomunikasi dengan orang lain. 

 

Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,

Selanjutnya, Rasulullah adalah sosok yang memiliki empati tinggi dan sangat cinta kepada umatnya. Apapun yang diputuskan Rasulullah sebagai pemimpin senantiasa bijaksana dan mengacu kepada kemaslahatan orang banyak. Beliau tidak mengambil keputusan hanya untuk kepentingan golongan tertentu dan menguntungkan pihak tertentu. Semua umatnya diayomi dengan baik dan rasa cinta selalu tertanam dalam hatinya.

 

Sampai-sampai kita bisa merasakannya melalui sebuah kisah yang sangat masyhur bahwa di akhir-akhir hidup Rasulullah, beliau masih menyebut umatnya sebagaimana hadits dari Imam Muslim yang mengungkapkan bahwa pada detik-detik akhir hidup Rasulullah, terucap kata-kata: "Umatku, umatku, umatku."

 

Itulah karakter kepemimpinan yang harus diambil dari Rasulullah oleh para pemimpin daerah yang terpilih melalui Pilkada kali ini. Bukan hanya target pembangunan fisik yang perlu dikejar, namun karakter kepemimpinan rasulullah juga harus dikuasai oleh para kepala daerah agar mampu mewujudkan kedamaian di tengah-tengah masyarakat. Dengan hal ini, insyaAllah masyarakat akan termotivasi untuk ikut serta membangun daerah dan mampu mewujudkan daerah yang penuh keberkahan dan Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur. Amin.

 

Allah swt berfirman dalam surat Al-A’raf ayat 96:

 

وَلَوْ اَنَّ اَهْلَ الْقُرٰٓى اٰمَنُوْا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِ وَلٰكِنْ كَذَّبُوْا فَاَخَذْنٰهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ 

 

Artinya: “Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, niscaya Kami akan membukakan untuk mereka berbagai keberkahan dari langit dan bumi. Akan tetapi, mereka mendustakan (para rasul dan ayat-ayat Kami). Maka, Kami menyiksa mereka disebabkan oleh apa yang selalu mereka kerjakan.”

 

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

 

Khutbah II

 

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدِنِ ابْنِ عَبدِ الله، وَعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَة. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. أَمَّا بَعْدُ

فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ المُسلِمُونَ. اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَاعْلَمُوا إِنَّ اللهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَواْ وَّالَّذِينَ هُم مُّحْسِنُونَ. قَالَ تَعاَلَى: إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى، يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اَللّٰهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ

عِبَادَاللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر

 

H Muhammad Faizin, Sekretaris MUI Provinsi Lampung
 

Baca Juga

Komentar

Baca Juga